Latar Belakang Lembaga GAMBARAN UMUM MITRA CITRA REMAJA MCR

104

BAB III GAMBARAN UMUM MITRA CITRA REMAJA MCR

PERKUMPULAN KELUARGA BERENCANA INDONESIA PKBI BANDUNG-JAWA BARAT

A. Latar Belakang Lembaga

Berdirinya PKBI dimulai oleh rasa kepedulian akan persoalan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dari sejumlah pakar dan tokoh masyarakat di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1957. Selanjutnya PKBI Jabar melihat bahwa masa remaja adalah masa yang penuh dinamika dimana seorang individu berada dalam masa transisi antara masa kanak-kanak dan masa dewasa. Banyak perubahan fisik dan fisiologis yang terjadi pada masa remaja. Remaja mulai ingin menentukan hidupnya sendiri, mengeksplorasi berbagai peran dan identitas dirinya. Kematangan fisik yang belum diikuti oleh kematangan psikologis dan sosial merupakan hal yang menjadi pangkal persoalan remaja. Selama ini kebutuhan remaja akan informasi tentang seksual lebih banyak diperoleh melalui media massa dan teman sebaya yang seringkali justru memberikan informasi yang kurang tepat. Beranjak dari permasalahan ini, PKBI Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia Jawa Barat pada Tahun 1992 mengembangkan suatu program Pusat Informasi dan Pelayanan Kesehatan Repoduksi Remaja yang diberi nama Mitra Citra Remaja MCR. Berdasarkan hal 105 tersebut MCR-PKBI Jawa Barat didirikan 1 Juni 1992 dengan didasari oleh kepedulian PKBI terhadap permasalahan remaja, khususnya permasalahan kesehatan reproduksi remaja di Jawa Barat. Setelah berjalan selama empat dasawarsa PKBI telah mengembangkan kegiatannya di 24 propinsi, termasuk di daerah Jawa Barat dengan 18 Cabang tingkat kabupaten dan kota di Jawa Barat. Hal-hal lain yang mendorong terbentuknya MCR-PKBI adalah munculnya sejumlah fenomena yang menguatkan pentingnya keberadaan MCR-PKBI, antara lain: 1. Kecenderungan meningkatnya aktivitas seksual primarital pra- nikah 2. Lamanya masa tunda aktif seksual akibat makin panjang periode antara usia kematangan seksual dengan usia nikah sementara lingkungan dan media massa cukup mempengaruhi perilaku seksual remaja saat ini. 3. Kematangan seksual remaja belum diimbangi dengan kematangan psikososial yang menyebabkan remaja sulit mengambil keputusan yang bertanggungjawab atas diri, lingkungan dan Tuhan 4. Usia penderita PMS dan HIVAIDS pada kalangan remaja 19- 29 tahun cukup besar 22,2 dan terjadi peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun. Selain hal tersebut, PKBI juga turut berperan aktif dalam mensosialisasikan program KB. Hingga sekarang PKBI masih terus memainkan peran penting sebagai pelaksana Gerakan KB Nasional 106 dengan menitikberatkan masalah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Apabila mengacu pada Plan Of Action dari ICPD pada tahun 1994, negara-negara di dunia termasuk Indonesia didorong untuk: 1. Menyediakan informasi yang lengkap kepada remaja mengenai bagaimana mereka dapat melindungi diri mereka sendiri dari Kehamilan yang tidak diinginkan KTD, HIV dan AIDS. 2. Mendampingi ibu remaja yang menghadapi resiko tinggi di atas rata-rata terhadap kematian ibu. 3. Mempertimbangkan bahwa tingginya angka kehamilan remaja, menjadi ibu muda atau aborsi merefleksikan rendahnya kesempatan pendidikan dan tingkat ekonomi. 4. Memberikan pendidikan kepada remaja laki-laki untuk berbagai tanggung jawab dalam hal seksualitas dan reproduksi. Dalam kerangka itulah dibutuhkan sejumlah relawan yang terlatih dalam memberikan pelayanan dan informasi yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi remaja. Dengan usia relawan relawan yang umumnya juga masih berusia remaja, maka diharapkan akan mempermudah penyampaian informasi dan pelayanan kepada remaja. Para relawan akan menjadi peer educator bagi remaja lainya yang memerlukan informasi dan bantuan mengenai kesehatan reproduksi remaja. Untuk itulah para relawan perlu memperoleh pendidikan dan pelatihan, agar mampu melaksanakan Plan of Action tersebut. 107

B. Visi dan Misi MCR-PKBI Jabar