Metode Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian

14 3 Para anggota dewan direksi atau dewan penyantun dan pengurus badan pelayanan sosial, setelah melihat dan memahami bahwa peran relawan begitu penting dalam penyelenggaraan pelayanan sosial, kiranya akan makin menambah penghargaan dan pengakuan mereka terhadap para relawan. 4 Para pengurus organisasi pelayanan sosial dan para pemerhati badan pelayanan sosial dapat mengembangkan berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan yang diperlukan bagi para relawan, berkaitan dengan efektifitas dan efisiensi pelayanan yang dilakukan oleh para relawan kepada para pengguna jasa pelayanan organisasi tersebut. E. Metode Penelitian E.1. Lokasi dan Waktu Penelitian a. Lokasi kegiatan penelitian adalah di Kantor Mitra Citra Remaja MCR Jl. Haruman No. 17 dan Jl. Sekelimus no 40 Bandung, serta Kantor Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia PKBI Daerah Jawa Barat. Mitra Citra Remaja MCR merupakan lembaga swadaya masyarakat LSM yang bergerak dalam kegiatan pelayanan sosial remaja yang berada dibawah koordinasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indoensia PKBI Daerah Jawa Barat. 15 b. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 enam bulan yaitu dari Januari 2000 – Juni 2000. E.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, karena penelitian ini memfokuskan pada penggambaran jalannya proses pendidikan dan pelatihan tenaga relawan yang dilakukan oleh Mitra Citra Remaja MCR. Menurut Irawan 2000;60, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal seperti apa adanya. Dalam penelitian digambarkan bagaimana pelaksanaan pendidikan dan pelatihan tenaga relawan yang dilakukan oleh MCR. Menurut Babbie 1995; 85-86 penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan gejala atau situasi sosial agar memperoleh gambaran yang lebih akurat dari pengamatan yang dilakukan. Secara lengkap Babbie menguraikan sebagai berikut: “A major purpose of many social scientific studies is to describe situation and events. The researcher observes and then describes what was observed. Because scientific observation is careful and deliberate, however, scientific description are typically more accurate and precise than casual descriptives.” Tujuan utama dari studi-studi ilmu sosial adalah untuk menggambarkan keadaan-keadaan dan kejadian-kejadian. Peneliti mengamati lalu kemudian menggambarkan apa yang telah diamati tersebut. Karena penguraian yang ilmiah lebih dilakukan secara sengaja dan cermat, maka 16 bagaimanapun juga penguraian yang ilmiah akan lebih tepat dan akurat daripada penguraian yang dilakukan secara sepintas dan tidak sengaja Sedangkan Neuman 1997;19-20,mengatakan “Descriptive research presents a picture of the scientific details a situation, social setting, or relationship. Much of sound research found in scholarly journals or used for making policy decisions is descriptive” Penelitian deskriptif menyajikan suatu gambaran ilmiah dari suatu keadaan, latar belakang sosial ataupun hubungan antar sesuatu secara terperinsi. Penelitian sosial yang banyak ditemukan pada jurnal-jurnal pendidikan atau digunakan untuk menyusun suatu kebijakan adalah menggunakan metode deskriptif E.3. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif, karena pendekatan ini dipandang lebih relevan digunakan dalam mengamati gejala-gejala sosial dalam suatu organisasi sosial. Kirk dan Miller 1986;9 dalam Moleong 2001;3 menegaskan bahwa penelitian kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasa dan peristilahannya. Dalam penelitian kualitatif, fokus penelitian sangat erat hubungannya dengan perumusan masalah, dimana masalah penelitian 17 dijadikan sebagai acuan dalam menentukan fokus penelitian. Sehingga fokus penelitian dapat berkembang sesuai dengan perkembangan masalah penelitian di lapangan. Hal ini sesuai dengan sifat pendekatan penelitian kualitatif yang lentur, dalam penelitian ini segalanya ditentukan dari hasil akhir pengumpulan data yang mencerminkan keadaan sebenarnya di lapangan dan penelitian ini dituntut lebih banyak turun ke lapangan. Wawancara dengan sejumlah informan di MCR-PKBI diperlukan dan dilakukan berkali-kali untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai pendidikan dan pelatihan. Dengan sifat dan tujuan yang dicapai dalam penelitian ini, maka tepatlah kiranya pendekatan penelitian kualitatif dipergunakan dalam proses pengumpulan dan pengolahan data. E.4. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka dipergunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: a. Studi Kepustakaan Suatu proses mengumpulkan data melalui telaah kepustakaan atau dokumentasi library research. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk mempelajari atau memahami dasar pemikiran, pendapat, pandangan pakar dan teori-teori yang relevan dengan persoalan pendidikan dan pelatihan relawan . 18 b. Studi Lapangan Merupakan upaya pngumpulkan data yang berasal dari informasi baik secara lisan maupun tulisan dari sumber-sumber di lapangan. Teknik pengumpulan data ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Wawancara mendalam in-depth interview; wawancara mendalam dalam penelitian ini dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada informan dengan tujuan untuk memperoleh respon dan pendapat mengenai masalah yang diteliti. Kemudian jawaban-jawaban dari informan tersebut dikembangkan lebih lanjut selama dan setelah wawancara berlangsung. Sehingga proses wawancara kepada informan dapat dilakukan berkali-kali. Alat yang digunakan dalam wawancara mendalam adalah pedoman wawancara. 2. Pengamatan-Langsung observasi, yaitu mengamati secara langsung kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Mitra Citra Remaja dan para relawan dalam melaksanakan kegiatan pendidikan dan pelatihan. Alat yang digunakan dalam pedoman observasi. 3. Dokumentasi, kajian dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan pendidikan dan pelatihan tenaga relawan. Kajian ini dilakukan dengan mempelajari sumber-sumber tertulis seperti buku-buku, laporan-laporan, serta dokumen lainnya yang berhubungan 19 dengan materi penelitian. Alat penelitian yang digunakan dalam dokumentasi ini adalah tape recorder alat rekam. E.5. Teknik Pemilihan Informan Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah secara purpossive sampling, yakni secara sengaja dipilih peneliti berdasarkan pemikiran yang logis dan sesuai dengan informasi yang dicari dalam tujuan penelitian ini. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Alston dan Bowles 1998;92 sebagai berikut: “This sampling technique allows us to select the sample for our study for purpose. We may have prior knowledge that indicate that a particular group is important to our study or we select those subjects whom fell are ‘typical’ examples of the issue we wish to study” Teknik sampling ini akan menuntun kita untuk memilih sampel sesuai dengan tujuan penelitian. Kita sebelumnya mungkin memiliki pengetahuan untuk mengidentifikasikan kelompok mana yang penting untuk penelitian atau kita memilih subjek-subjek yang kita anggap lebih tepat digunakan untuk penelitian. Setiap informan yang dipilih akan memiliki unsur-unsur yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan 20 pendidikan dan pelatihan bagi tenaga relawan. Informan terdiri dari para pengurus MCR dan relawan MCR. Adapun informasi-informasi yang akan diperoleh dari beberapa informan dalam penelitian ini adalah informasi yang berkaitan dengan permasalahan. Adapun informan penelitian ini dibagi menjadi dua kelompok yaitu: - Staf MCR yang menjadi informan dan yang dimaksud dalam penelitian ini Senior Coordinator seorang, dan para koordinator dari tiga divisi yang ada yaitu 4 orang. Dengan demikian jumlah seluruhnya adalah 6 enam orang dengan nama samaranalias masing-masing, secara rinci sebagai berikut : 1 1 orang senior coordinator MCR-PKBI, : Winda 2 1 orang staf finance and secretary : Sinta 3 1 orang stafkoordinator divisi IEC : Rita 4 2 orang stafkoordinator divisi Youth clinic : Nindi , Afi 5 1 orang stafkoordinator divisi Pengembangan : Fandi - Relawan yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah para relawan yang telah mengikuti pelatihan dasar menjadi relawan di MCR dari setiap divisi yang memiliki relawan yaitu divisi IEC dan divisi youth clinic yang berjumlah 9 sembilan orang dengan rincian sebagai berikut nama samaran: 1 5 orang dari divisi IEC : Rizwan, Eky, Lani, Rais, Dian 2 4 orang dari divisi youth clinic : Tania, Alya, Koko, Luki Keseluruhan informan yang diwawancarai dalam penelitian ini berjumlah 15 orang yang mewakili 2 kelompok yang diteliti yang 21 berhubungan dengan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga relawan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1.3 Informan Penelitian dan Data yang Dibutuhkan Jenis Data yang Dikumpulkan Informan Jumlah Latar belakang diadakan pelatihan Jenis pelatihan Proses penyelenggaraan pelatihan Pengurus staf MCR 6 orang Proses penyelenggaraan pelatihan Manfaat pelatihan Respon pendidikan dan pelatihan Relawan 9 orang E.6. Pengolahan dan Analisa Data Dalam analisa data dikaitkan dengan pendekatan kualitatif menggunakan model interaktif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman 1992; 15-21, menyatakan bahwa model analisa ini terdiri dari tiga komponen analisis , yaitu: a. reduksi data b. sajian data, dan c. penarikan kesimpulan Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan tertulis lapangan. Informasi yang diperoleh dari lapangan baik berupa hasil wawancara dan pengamatan di MCR-PKBI dipertajam, digolongkan, diarahkan, dibuang yang tidak 22 perlu dan kemudian diorganisasi sedemikian rupa sehingga akhirnya dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi secara sederhana dan dapat dijelaskan. Reduksi data dilakukan untuk menyederhanakan data kualitatif dan mentransformasikannya dengan berbagai cara seperti seleksi yang ketat melalui penulisan skrip wawancara lengkap, penggolongan dan kategorisasi hasil wawancara sesuai kategori dan jenis informasi, kemudian meringkas wawancara dalam tabel ringkasan wawancara. Penyajian data merupakan alur penting yang kedua dari kegiatan analisis. Dalam penelitian ini pembatasan “penyajian data” dilakukan pada kumpulan informasi temuan yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan atau pengambilan tindakan. Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan verifikasi, yaitu menarik simpul-simpul penting temuan lapangan. Dalam proses pengumpulan data, reduksi data sudah dilakukan dan sajian data sampai penyusunan kesimpulan. Artinya berdasarkan data yang ada pada field note catatan lapangan maka disusun pemahaman arti dan segala peristiwa melalui reduksi data, diikuti penyusunan data dalam bentuk cerita sistematis sesuai dengan informasi mengenai proses pendidikan dan pelatihan di Mitra Citra Remaja MCR-PKBI Jawa Barat. Reduksi data dan penyusunan sajian data setelah diperoleh unit data berakhir, kemudian ditarik kesimpulan dengan berusaha melakukan verifikasi berdasarkan field note. Apabila pada field note dirasa belum cukup atau tidak didapatkan, 23 maka harus mencari kelengkapan data tersebut di lapangan secara khusus. Pada bagan 1.1. digambarkan secara interaktif pada tiga komponen utama analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini. Hal sesuai dengan gambaran dari Miles dan Huberman 1992; 26 Bagan 1.1 Model Analisis Interaktif Pengumpulan data: Observasi, Wawancara, studi dikumentasi Reduksi data: Pembuatan skrip wawancara, penyederhanaan, penggolongan, dan kategorisasi Penarikan Kesimpulan verifikasi berdasarkan data temuan Penyajian data : temuan-temuan hasil penyeder- hanaan, penggo- longan dan kate- gorisasi dan ringkasan. Sumber: pengembangan peneliti berdasarkan bagan dari Miles and Huberman 1993:26 24

F. Sistematika Penulisan