Kerangka Pikir TINJAUAN PUSTAKA

jumlahnya. Dengan adanya lapangan pekerjaan yang banyak, maka penyerapan tenaga kerja juga akan meningkat dan jumlah pengangguran akan berkurang, dengan begitu masyarakat yang semula tidak mempunyai pekerjaan dan tidak berpenghasilan akan mempunyai pekerjaan dan yang pasti mempunyai pendapatan. Jika disuatu daerah masyarakatnya banyak yang mempunyai pendapatan,maka tingkat konsumsi barang dan jasa pada daerah tersebut juga akan meningkat, sehingga jumlah produksi sebuah industri dan perdagangan juga akan mengalami permintaan yang banyak, dan hal ini akan mempengaruhi tingkat investasi terhadap industri dan perdagangan. Hal ini dikarenakan tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi.

2.3. Kerangka Pikir

Kerangka pikir dari penelitian ini membahas “Analisis Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Investasi sektor Industri dan Perdagangan Di Jawa Timur”, dalam pembahasan ini variabel yang mempengaruhi yaitu, Inflasi, Pertumbuhan Ekonomi, dan Pendapatan Perkapita. Untuk mengetahui keterkaitan hubungan antar variabel maka dapat dijelaskan dalam uraian sebagai berikut : 1. Inflasi X 1 Inflasi adalah kenaikan harga-harga umum secara terus- menerus. Putong, 2003 : 254. Dengan menurunnya inflasi maka harga-harga bahan baku untuk memproduksi suatu barang akan akan cenderung lebih rendah nilainya sehingga dengan biaya produksi yang rendah maka keuntungan yang diperoleh dari omset penjualan juga semakin besar hal ini akan berakibat pada peningkatan produktifitas barang dan jasa sehingga jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor industri dan sektor perdagangan akan meningkat ,dan juga akan mengundang banyak investasi baik di sektor industri maupun perdagangan, sebaliknya jika inflasi menaik maka harga bahan baku untuk sektor industri dan harga barang yang dijual untuk sektor perdagangan akan meningkat. sehingga produktifitas barang dan jasa juga akan menurun, dan investasi yang semula berminat untuk menanamkan modalnya, jadi enggan unruk menanamkan modalnya, dikarenakan inflasi yang terus meningkat 2. Pertumbuhan Ekonomi X 2 Pertumbuhan Ekonomi adalah kenaikan Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto. Sukirno, 2004 : 9. Jika pertumbuhan ekonomi negara mengalami peningkatan maka dapat dipastikan kesejahteraan masyarakat telah tercapai dan pendapatan masyarakat juga semakin besar sehingga daya beli masyarakat akan mengalami peningkatan. Jika daya beli masyarakat meningkat hal ini menandakan bahwa tingkat konsumsi masyarakat mulai membaik dari sebelumnya sehingga permintaan akan barang akan lebih besar selain itu barang yang terserap oleh masyarakat akan semakin besar jumlahnya yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan industri perdagangan. Dengan meningkatnya permintaan akan suatu barang, maka investasi pada sektor industri dan perdagangan akan mengalami peningkatan. 3. Pendapatan Perkapita X 3 Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata- rata penduduk di suatu negara atau wilayah. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan suatu negara atau daerah dengan jumlah penduduk negara atau daerah tersebut. Pendapatan perkapita juga merefleksikan PDRB perkapita. Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah wilayah semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur wilayah tersebut. Dengan pendapatan perkapita yang besar, maka tingkat konsumsi suatu negara atau daerah juga akan mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan masyarakat di suatu negara atau wilayah memiliki pendapatan yang besar,dengan pendapatan yang besar tingkat konsumsi barang dan jasa oleh masyatrakat juga akan mengalami kenaikan. Dan pada akhirnya investasi pada sektor industri dan perdagangan akan mengalami kenaikan yang serupa. Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya dan teori-teori yang melandasinya, maka dapat ditarik suatu kerangka pikir untuk memecahkan masalah tersebut seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 4 : Kerangka Pikir Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pendapatan Industri Perdagangan di Jawa timur Sumber : Peneliti

2.4. Hipotesis