3.4 Teknik Analisis Data
Untuk mendapatkan hasil perhitungan dari data yang telah dikumpulkan diperlukan teknik analisis data dengan tahapan sebagai berikau :
1. Menentukan tingkat pengembalian saham individu Rit
Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Jogianto, 2000:109 sebagai berikut ini :
……………………………………………………..………3.1 Dimana :
Rit = tingkat pengembalian saham i pada periode t Pt = Harga saham individu pada periode t
Pt-1= Harga saham individu pada periode t-1sebelumnya 2.
Menentukan tingkat pengembalian pasar Rmt Dapat dihitung menggunakan rumus Jogianto, 2000:204 sebagai berikut :
………………………….………...…………3.2 Dimana :
Rmt = tingkat pengembalian pasar pada periode t ILQ 45t = Indeks LQ 45 periode t.
ILQ 45t-1 = Indeks LQ 45 periode t-1 sebelumnya 3.
Menentukan tingkat pengembalian pasar yang diharapkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Jogianto, 2000:211 sebagai berikut :
………………………………………..3.3 Dimana :
m = rata – rata tingkat pengembalian pasar pada periode t = tingkat pengembalian pasar yang diharapkan pada periode t.
= Tingkat pengembalian pasar pada periode t = tingkat periode penelitian
4. Menentukan Beta saham Individu βi
Beta saham individu merupakan resiko sistem dari masing – masing saham terhadap resiko pasar. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Jogianto,
2000:246 sebagai berikut : …………….………..……..………..3.4
Dimana : Βi = Beta saham i
Rmt = Tingkat pengembalian pasar pada periode t. = rata – rata tingkat pengembalian pasar pada periode t.
Rit = Tingkat pengembalian saham i pada periode t. = Rata – rata tingkat pengembalian saham i pada periode t.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
5. Alfa saham individu αi
Alfa saham individu merupakan bagian dari keuntungan atau tingkat pengembalian yang diharapkan dati masing – masing saham yang independent
terhadap return pasar. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Jogianto, 2000:224 sebagai berikut
…………………………………………..……..3.5 Dimana :
αi = Alfa saham i. ERi = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham i.
βi = Beta saham i ERm = Tingkat pengembalian pasar yang diharapkan.
6. Menentukan rata – rata tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham
individu [ i] = ERi Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Jogianto,2000:126 sebagai
berikut : ………………………………………………….3.6
Dimana : E Ri = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham i.
i
= Rata – rata tingkat pengembalian dari saham i. Rit = Tingkat pengembalian dari saham i.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
n = Jumlah periode penelitian 7.
Menentukan varians dari tingkat pengembalian pasar σm
2
Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Jogianto, 2000:212 sebagai berikut :
……………………………...………..……3.7 Dimana :
σm
2
= Varians tingkat pengembalian pasar. Rmt = Tingkat pengembalian pasar pada periode t.
E Rm = Tingkat pengembalian pasar yang diharapkan n = Jumlah periode penelitian.
8. Menentukan tingkat resiko tidak sistematis σei
2
Dapat ditentukan dengan mengunakan rumus Jogianto, 2000:212 sebagai berikut :
……………………………………………3.8 Dengan nilai eit adalah sebesar :
……………………………………..………3.9 Dimana :
σei² = Tingkat resiko tidak sistematis eit = kesalahan residu saham i pada periode t.
Eei = kesalahan residu yang diharapkan dari saham i.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Rit = tingkat pengembalian saham i pada periode t. αi = Alfa saham i.
βi = Beta saham i Rmt = tingkat pengembalian pasar pada periode t
n = Jumlah periode penelitian 9.
Menentukan tingkat resiko total saham individu σi² Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Jogianto, 2000:210 sebagai
berikut : σi² = βi².σm² +σei²………………………………………….…………..3.10
dimana : σi² = tingkat resiko total saham i
βi = Beta saham i σm² = Varians tingkat pengemabalian pasar.
σei² = Tingkat resiko tidak sistematis saham i 10.
Menentukan tingkat pengembalian bebas resiko Rbr Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
…
…………………………………………………3.11 Dimana :
Rbr = tingkat pengembalian bebas resiko. IRt = tingkat suku bunga bebas resiko periode t
n = jumlah periode penelitian.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
11. Menentukan excess return to beta Beta
Angka yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan masuk atau tidaknya suatu saham ke dalam portofolio optimal.
Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Jogianto, 2000:225 sebagai berikut :
…………………………………………………3.12 Dimana :
ERB = Excess Return to beta ERi = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham i.
Rbr = Tingkat pengembalian bebas resiko Βi = Beta saham i
ERB yang positif dimasukkan dalam kandidat portofolio optimal. Penyusunan peringkat saham portofolio optimal berdasarkan nilai ERB, mulai dari yang
tertingi sampai yang terendah. 12.
Menentukan cut-off point C Sebuah titik pembatas untuk menentukan nilai ERB yang bias dimasukkan ke
dalam portofolio optimal. Nilai C merupakan nilai yang terbesar dari nilai ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik Ci. Dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan Jogianto, 2000:227 sebagai berikut : C = ERB
≥ Ci……………………………………………....…………3.13
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dengan nilai Ci adalah sebesar :
………………………………..….….3.14
Dimana : C= cut-off point
ERB = Excess Return to beta σm² = Varian tingkat pengembalian saham
E Ri = Tingkat pengembalian yang diharapkan dari saham i. Rbr = Tingkat Pengembalian bebas resiko
βi = Beta saham i. σei² = Tingkat resiko tidak sistematis saham i.
untuk saham yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C diikut sertakan dalam pembentkan portofolio optimal.
Untuk saham yang mempunyai nilai ERB lebih kecil dengan nilai ERB di titik C tidak diikut sertakan dalam pembentukan portofolio optimal.
13. Menentukan proporsi dana untuk masing – masing saham wi
Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Jogianto, 2000:230 sebagai berikut :
…………………………………………….…….…..3.15
Dengan nilai Xi adalah sebesar :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
………………………………………………3.16 Dimana :
Wi = Proporsi dana untuk saham i. Xi = Skala Timbangan atas saham i.
k = Jumlah saham pada portofolio optimal. βi = Beta saham i.
ERB = Excess Return to Beta C = cut-off point.
14. Menentukan Alfa portofolio αp
Alfa portofolio merupakan rata – rata tertimbang dari beta masing – masing saham. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus Jogianto, 2000:219
sebagai berikut : ……………………………………………………3.17
Dimana : αp = Alfa portofolio
Wi = Proporsi dana untuk saham i. αi = Alfa saham i
15. Menentukan beta portofolio βp
Beta portofolio merupakan rata – rata tertimbang dari beta masing – masing saham. Dapat dihitung menggunakan rumus Jogianto, 2000:219 sebagai
berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
……………………………………………………3.18 Dimana :
βp = Beta portofolio. Wi = Proporsi dana untuk saham i.
βi = Beta saham i. 16.
Menghitung return ekspektasi portofolio [ERP] Return
ekspektasi portofolio merupakan rata – rata tertimbang tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing – masing saham. Dapat dihitung
dengan rumus Jogianto, 2000:219 sebagai berikut: ………………………………………….3.19
Dimana : E Rp = Tingkat pengembalian portofolio yang diharapkan.
αp = Alfa portofolio. βp = Beta Portofolio
E Rm = Tingkat pengembalian pasar yang diharapkan 17.
Menghitung tingkat resiko portofolio σp² Resiko portofolio merupakan resiko yang berkaitan dengan resiko pasar dan
resiko total saham individu. Dapat dihitung menggunakan rumus Jogianto, 2000:220 sebagai berikut :
…………………………………..3.20 Dimana :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
σp² = Tingkat resiko portofolio βp² = Beta portofolio
σm² = Varians tingkat pengembalian pasar. Wi = Proporsi dana untuk saham i.
σei = Tingkat resiko tidak sistematis saham.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian dan Penyajian Data 4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
4.1.1.1 Sejarah singkat Pasar Modal
Pasar modal di Indonesia yang sekarang ini kita kenal sebenarnya sudah ada sejak zaman pemerintahan Kolonial Belanda. Tujuan
Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Pasar Modal pada waktu itu adalah untuk menghimpin dana guna menunjang ekspansi usaha
perkebunan milik orang – orang belanda di Indonesia. Para Investor yang berkecimpung di Bursa Efek pada waktu intu adalah orang – orang Hindia
Belanda dan Eropa lainnya. Munculnya Pasar Modal di Indonesia secara resmi diawali dengan didirikannya verenigin voor de efefectenhandel di
Jakarta pada tanggal 14 Desember 1912. perkembangan Pasar Modal di Jakarta pada waktu itu cukup menggembirakan sehingga Pemerintah
Kolonial Belanda terdorong untuk membuka Bursa Efek di kota lain, yaitu di Surabaya pada tanggal 11 Januari 1925 dan Semarang pada tanggal 1
Agustus 1925. Pada awal tahun 1939 terjadi gejolak politik di Eropa yang
mempengaruhi perdagangan efek di Indonesia. Melihat situasi yang tidak menguntungkan ini, Pemerintah Kolonial Belanda menutup Bursa Efek di
Surabaya maupun di Semarang yang kemudian memusatkan perdagangan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber