Macam – macam Suku Bunga Kerangka Berpikir

2.62 Macam – macam Suku Bunga

Menurut Kasmir 2001 : 133 suku bunga dibedakan menjadi dua macam yaitu : 1. Suku bunga pinjaman Suku bunga yang besarnya ditentukan oleh lembaga perbankan sebagai harga dari uang yang dipinjamkan kepada pihak lain. Besarnya suku bunga pinjaman berbeda – beda sesuai dengan penggunaan pinjaman. 2. Suku bunga simpanan Suku bunga yang ditentukan oleh lembaga perbankan sebagai harga dari uang nasabah yang disimpan di bank yang bersangkutan. Besarnya prosentase suku bunga simpanan berbeda – beda diantaranya ditentukan oleh unsur jangka waktu.

2.7 Teori Portofolio

2.7.1 Pengertian teori portofolio

Menurut Sunariyah 2000:180 portofolio adalah serangkaian kombinasi dari beberapa aktiva yang diinvestasikan dan dipegang oleh investor, baik itu investor perorangan maupun investor lembaga. Kombinasi aktiva tersebut bisa terdiri dari aktiva riil, aktiva financial, ataupun gabungan antara keduanya. Portofolio saham diartikan sebagai sekumpulan saham yang dideversifikasikan dengan tujuan memaksimalkan tingkat keuntungan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber sekaligus meminimumkan resiko. Dalam teori modern terdapat tiga asumsi pokok : 1. Perilaku investor adalah menghindari resiko dan mengharapkan imbalan dalam setiap investasinya. Imbalan tersebut adalah tingkat keuntungan yang lebih tinggi dari tingkat investasi tanpa resiko atau dengan resiko yang rendah. 2. Resiko dari return yang diharapkan dari suatu portofolio dapat dihitung dengan fungsi utilitas. 3. Resiko sebuah saham dari portofolio tidak dapat dievaluasi secara terpisah denagn resiko portofolionya.

2.7.2 Strategi Portofolio Saham

Menurut Tandelilin 2001:119 strategi yang bias dilakukan investor dalam pembentukan portofolio saham ada dua, yaitu : 1. Strategi aktif Strategi aktif meliputi tindakan investor secara aktif dalam melakukan pemilihan dan jual beli saham, mencari informasi, mengikuti waktu dan pergerakan harga saham serta bebagai tindakan aktif lainnya untuk menghasilkan return abnormal. Return abnormal adalah return saham yang melebihi return yang diharapkan dari saham tersebut pada tingkat resiko tertentu. Strategi aktif dalam pembentukan portofolio saham pada dasarnya bias menggunakan dua pendekatan dalam analisis saham, yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber a. Pendekatan Fundamental Pendekatan unruk menganalisis suatu saham berdasarkan pada data –data perusahaan seperti earning, deviden, penjualan, dan lain – lain. b. Pendekatan analisis teknikal Pendekatan untuk mencari pola pergerakan harga saham yang dapat dipakai untuk meramalkan pergerakan harga saham dikemudian hari. 2. Strategi pasif Strategi pasif meliputi tindakan investor yang cenderung pasif dalam berinvestasi pada saham dan hanya mendasarkan pergerakan sahamnya pada pergerakan indeks pasar. Artinya investor tidak secara aktif mencari informasi ataupun melakukan jual – beli saham yang dapat menghasilkan return yang abnormal, dalam hal ini investor hanya mengikuti indeks pasar. Strategi pasif dalam portofolio saham meliputi : a. Strategi beli dan simpan Dalam strategi ini investor membeli sejumlah saham dan tetap memegangnya untuk beberapa waktu tertentu. Tujuan dilakukannya strategi ini adalah untuk menghindari biaya transaksi dan biaya tambahan lainnya yang terlalu tinggi. b. Strategi mengikuti indeks Dalam hal ini investaor membeli instrument reksadana dan berharap kinerja pada kumpulan saham – saham dalam instrument reksadan tersebut sudah merupakan duplikasi dari kinerja indeks pasar. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

2.7.3 Return Portofolio

Menurut Jogianto 200:141 return portofolio terdiri dari : a. Return realisasi portofolio, yaitu rata – rata tertibang dari return – return realisasi tiap – tiap sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. b. Return ekspektasi portofolio, adalah rata – rata – tertimbang dari return - return ekspektasi tiap – tiap sekuritas tunggal di dalam portofolio.

2.7.4 Resiko Portofolio

Menurut Jogianto 2000:143 konsep dari resiko portofolio pertama kali diperkenankan secara formal oleh Harry M. Markowitz di tahun 1950-an. Dia menunjukan bahwa secara umum resiko mungkin dapat dikurangi dalam menggabungkan beberapa sekuritas tunggal kedalam bentuk portofolio. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi resiko di dalam portofolio adalah untuk masing – masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna.

2.7.5 Beta Portofolio

Menurut Jogianto 2000:263, Beta portofolio umumnya lebih akurat dibandingkan dengan beta tiap – tiap individual sekuritas. Alasannya adalah sebagai berikut ini : 1. Beta individual sekuritas siasumsikan konstan dari waktu ke waktu. Kenyataannya Beta sekuritas dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan Beta individual sekuritas dapat berupa perubahan naik atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber turun. Beta portofolio akan meniadakan perubahan beta individual sekuritas dengan perubahan beta individual sekuritas yang lainnya. Dengan demikian jika diasumsikan Beta adalah konstan dari waktu ke waktu, maka Beta portofolio akan lebih cepat dibandingkan dengan Beta individual sekuritas. 2. Perhitungan Beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran measurement error atau kesalahan acak random error. Pembentukan portofolio akan mengurangi kesalahan acak ini karena kesalahan acak atau sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas lainnya. Dengan demikian, Beta portofolio juga diharapkan akan lebih tepat dibandingkan dengan Beta individual sekuritas.

2.7.6 Evaluasi Kinerja Portofolio

Menurut Tandelilin 2001:320 dalam mengevaluasi kinerja saham suatu portofolio ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu : 1. Tingkat resiko Dalam mengevaluasi kinerja portofolio harus diperhatikan apakah return portofolio yang diperoleh harus ditanggung. Dengankata lain pengukuran kinerja portofolio tidak hanya dilihat dari besarnya return portofolio saja tetapi juga harus memperhatikan besarnya resiko yang harus ditanggung untuk memperoleh return tersebut. 2. Periode waktu Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Dalam mengevaluasi kinerja portofoio periode waktu harus diperhatikan karena seperti halnya resiko, faktor waktu juga mempengaruhi return portofolio. 3. Penggunaan patok duga benchmark yang sesuai Dalam mengevaluasi kinerja portofolio harus membuat perbandingan antar return portofolio yang dievaluasi dengan return portofolio lain yang sebanding. Portofolio yang terpilih sebagai Bechmark harus bisa mencerminkan tujuan yang digunakan oleh investor secara akurat. 4. Tujuan investasi Dalam mengevaluasi kinerja portofolio harus memperhatikan tujuan yang ditetapkan oleh investor atau manajer investasi karena tujuan investasi yang berbeda akan mempengaruhi kinerja portofolio yang dikelola.

2.8 Model Indeks Tunggal

2.8.1 Latar belakang Model Indeks Tunggal

Model indeks tunggal pertama kali dikembangkan oleh Wiliam Sharpe pada tahun 1963 untuk menyederhanakan perhitungan pembentukan pada model Markowitz. Dengan menggunakan teori portofolio Markowitz yang sudah dijelaskan, investor menghadapi beberapa kendala. Diantaranya adalah banyaknya koefisien korelasi yang harus dihitung bila terdapat sejumlah Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber saham yang hendak dimasukkan dalam analisis portofolio. Jika investor memilki n sekuritas, maka jumlah koefisien korelasi yang diperhitungkan mengikuti rumus NN-12. Sehingga seandainya terdapat 20 saham maka terdapat 2020–12 = 190 koefisien korelasi Jogianto, 2000:221 2.8.2 Model Indeks Tunggal dan komponen returnnya Model indeks tunggal membagi return dari suatu sekuritas kedalam dua komponen, yaitu sebagai berikut : 1. Komponen return yang unik diwakili oleh yang αi yang independen terhadap return pasar. Bagi return yang unik hanya berhubungan dengan peristiwa mikro yang mempengaruhi perusahaan tertentu saja, tetapi tidak mempengaruhi semua perusahaan – perusahaan secar umum. 2. Komponen return yang berhubungan dengan return pasar yang diwakili oleh βi-Rm. Bagi return yang berhubungan dengan return pasar ditunjukkna oleh Beta βi yang merupakan sensivitas return suatu sekuritas terhadap return dari pasar.

2.8.3 Asumsi Model Indeks Tunggal

Menurut Jogianto 200:207 asumsi utama dari model indeks tunggal adalah kesalahan dari sekuritas ke-i tidak berkovari dengan kesalahan residu sekuritas ke-j atau ei tidak berkovari berkorelasi dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber ej untuk semua nilai dari I dan j. asumsi ini secara matematis dapat dituliskan sebagai : Cov ei, ej = 0……………………………………………..2.1 Return indeks pasar Rm dan kesalahan residu untuk tiap – tiaop sekuritas ei dan merupakan variable – variable acak. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa ei tidak berkovari dengan return indeks pasar Rm . Asumsi kedua ini dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut : Cov ei,Rm = 0…………………………………………….2.2

2.8.4 Varian return saham dalam Model Indeks Tunggal

Resiko Varian return saham dalam model undeks tunggal terdiri dari dua bagian : 1. Resiko yang berhubungan dengan pasar market relate risk yaitu βi 2 σm. 2. Resiko untuk masing – masing perusahaan unique risk yaitu σei 2 . Dalam model indeks tunggal α1 dan βi adalah konstan dari waktu ke waktu untuk masing – masing saham.

2.8.5 Portofolio Optimal berdasarkan Model Indeks Tunggal

Menurut Jogianto 2000:225 excess return didefinisikan sebagai selisih antara return ekspektasi dengan return aktiva bebas resiko, sedangkan Excess return to beta berarti mengukur kelebihan return relative terhadap satu unit resiko yang tidak dapat dideversifikasikan yang diukur dengan beta. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Portofolio yag optimal terdiri dari aktiva – aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB, sedangkan aktiva – aktiva yang mempunyai nilai rasio yang rendah tidak dimasukkan dalam portofolio optimal. Dengan demikian diperlukan sebuah titik pembatas cut – off point yang menentukan batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi. Besarnya titik pembatas ini dapat ditentukan dengan langkah – langkah sebagai berikut ini : 1. Urutan sekuritas – sekuritas dengan niai ERB tersebar ke nilai ERB kecil. Sekuritas – sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan kandidat untuk dimasukkan ke portofolio optimal. 2. Hitung nilai Ai dan Bi untuk masing – masing sekuritas ke-I sebagai berikut : ……………………………………………….2.3 dan ………………………………………………………….2.4 3. Hitung nilai Ci, yaitu C untuk sekuritas ke-I yang dihitung dari kumulasi nilai – nilai A1 sampai dengan Ai dan nilai – nilai B1 sampai dengan nilai Bi. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut : ……………………………………………2.5 4. Besarnya cut-off point C adalah nilai C dimana nilai ERB terakhir kali masih lebih besar dari nilai Ci. Ai = [ E Ri – R BR ] βi σei 2 Bi = βi 2 σei 2 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 5. Sekuritas – sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas – sekuritas yang mempunyai nilai ERB yang lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik C. Sekuritas – sekuritas yang mempinyai ERB lebih kecil dari ERB titik C tidak diikut sertakan dalam pembentukan.

2.8.6 Analisis Portofolio Menggunakan Model Indeks Tunggal

Menurut Jogianto 2000:218 analisis portofolio menyangkut perhitungan return ekspektasi portofolio dan resiko portofolio. 1. Return ekspektasi portofolio Return ekspektasi suatu portofolio selalu merupakan rata – rata tertimbang dari return ekspektasi individu sekuritas pembentukan. Model indeks tunggal mempunyai beberapa karakteristik sebagai berikut ini: a. Beta dari portofolio βp merupakan rata – rata tertimbang dari beta masing – masing sekuritas βi : …………………………………………………2.6 b. Alpha dari portofolio αp juga merupakan rata – rata tertimbang dari Alpha tiap – tiap sekuritas αi : ………........................................................................2.7 2. Resiko portofolio Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber Varian dari suatu portofolio yang dihitung berdasarkan model indeks tunggal adalah : …………………………………..2.8

2.9 Kerangka Berpikir

Kegiatan pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat bisnis untuk mencari alternative sumber pembiayaan usaha selain bank. Dalam mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya atau berinvestasi, seorang investor harus mempertimbangkan saham-saham mana yang harus dipilih. Saham yang dipilih otomatis yang memberikan return maksimal dengan risiko tertentu, atau return tertentu dengan risiko minimal. Dalam Bursa Efek Indonesia telah disediakan pilihan kelompok – kelompok saham sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan, misalnya Indeks LQ 45. Kelompok saham ini merupakan kelompok saham yang terdiri dari saham – saham yang memiliki likuiditas tinggi. Namun sebagai investor harus tetap mempertimbangkan saham yang memiliki return tertinggi dan resiko terkecil dari saham yang ada pada indeks LQ 45. Oleh karena itu, untuk dapat mengetahui saham-saham mana saja yang dipilih, bisa dilakukan dengan melakukan klasifikasi saham dengan cara pembentukan portofolio optimal saham. Dalam pembentukan portofolio saham ini menggunakan metode single indek tunggal. dari sini bisa diperoleh saham-saham mana Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber yang masuk dalam kategori optimal. Kemudian dari saham-saham yang optimal itu dapat ditentukan besarnya proporsi dana yang akan diinvestasikan. Untuk lebih memperjelas uraian diatas berikut digambarkan diagram kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar 1.1 : Kerangka Berfikir Saham – saham LQ 45 yang akt if M et ode indeks t unggal Port ofolio opt im al Rencana invest asi saham Resiko Ret urn Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan pengukuran variable

Definisi operasional dan pengukuran variable dari sampel yang diteliti adalah sebagai berikut : 1. Portofolio optimal Portofolio saham LQ 45 yang memberikan return ekspektasi terbesar dengan tingkat resiko yang sudah pasti atau portofolio saham LQ 45 yang mengandung resiko terkecil dengan tingkat return ekspektasi yang sudah pasti. Satuan pengukuran adalah persen dengan skala pengukuran adalah skala rasio. 2. Return saham individu Ri Keuntungan atau tingkat pengembalian dari masing – masing saham, berupa deviden dan capital gain atau capital loss. Satuan pengukurannya adalah persen dengan skala pengukuran adalah sakala rasio. 3. Retun pasar Rmt Keuntungan atau tingkat pengembalian dari seluruh saham yang beredar di pasar yang diwakili oleh Indeks Liquit 45 ILQ 45. Satuan pengukurannya adalah persen dengan skala pengukuran adalah skala rasio Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber