HUBUNGAN ANTARA KELEKATAN TERHADAP IBU DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PERANTAU

H. SKEMA PENELITIAN Gambar 1. Skema Penelitian

Tanda panah dua arah = stres berlangsung belakangan, didukung oleh kelekatan pada masa awal perkembangan yang membentuk karakter tertentu pada seseorang dan berlanjut dengan kualitas aspek-aspek kelekatan terhadap ibu pada masa remaja.  Mudah beradaptasi  Percaya diri  Memiliki kemampuan sosial yang baik  Menerima persahabatan  Merasa diri berharga  Sulit beradaptasi  Minder  Memiliki kemampuan sosial yang kurang baik  Menolak dukungan, cinta, dan respons positif dari orang lain  Merasa tertolak INTERNAL WORKING MODEL + INTERNAL WORKING MODEL – STRES TINGGI STRES RENDAH BASIC TRUST BASIC MISTRUST MAHASISWA PERANTAU Kelekatan aman tinggi: Komunikasi tinggi, kepercayaan tinggi, keterasingan rendah Kelekatan aman rendah: komunikasi atau kepercayaan rendah, keterasingan tinggi KELEKATAN TERHADAP IBU

I. HIPOTESIS PENELITIAN

Berdasarkan dinamika penelitian yang telah dijelaskan, maka dapat dikemukakan hipotesis dari penelitian sebagai berikut: ada hubungan negatif antara kelekatan terhadap ibu dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau. Hipotesis ini mengartikan, semakin tinggi kelekatan aman terhadap ibu dalam diri mahasiswa perantau, semakin rendah tingkat stres yang dimiliki. Begitu juga sebaliknya, semakin rendah kelekatan aman terhadap ibu dalam diri mahasiswa perantau, semakin tinggi tingkat stres yang dimiliki. 40

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, yaitu mengumpulkan data yang dapat dianalisis dan disimpulkan dengan perhitungan statistik Azwar, 2015. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional, yaitu penelitian yang memiliki karakteristik berupa hubungan antara dua variabel atau lebih Supratiknya, 2014. Berdasarkan karakteristik tersebut, maka penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan negatif antara dua variabel, yaitu kelekatan terhadap ibu dan tingkat stres pada mahasiswa perantau.

B. Identifikasi Varibel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel independen : Kelekatan terhadap ibu 2. Variabel dependen : Tingkat Stres

C. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang digunakan untuk memberikan gambaran bagaimana suatu variabel akan diukur Mustafa, 2009. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Stres a. Stres Sebagai Respons

Stres yang dimaksud adalah respon-respon yang muncul akibat suatu keadaan yang penuh tekanan. Respons ini dapat secara fisiologis, seperti: jantung berdebar, pusing, dan gemetar. Sedangkan respons psikologis seperti: takut, cemas, dan mudah tersingung. Stres sebagai respons diukur dengan skala Symptoms of Stres s McCarthy Matheny, 2000. Penilaian stres sebagai respons dilihat dari total skor perolehan pada skala ini. Skor total yang tinggi menunjukkan kecenderungan tingkat stres sebagai respons yang tinggi. Sedangkan, skor yang rendah menunjukkan kecenderungan tingkat stres sebagai respons yang rendah.

b. Stres Sebagai Stimulus

Stres yang dimaksud adalah kejadian-kejadian atau stresor yang menimbulkan stres. Stres sebagai stimulus diukur dengan skala The Inventory of College Students’ Recent Life Experiences Kohn, Lafreniere, Gurevich, 1990. Skala ini berisikan kejadian-kejadian atau stresor-stresor yang sesuai dengan kehidupan mahasiswa. Penilaian stres sebagai stimulus dilihat dari total skor perolehan pada skala ini. Skor total yang tinggi menunjukkan kecenderungan tingkat stres sebagai stimulus yang tinggi. Sedangkan, skor yang rendah menunjukkan kecenderungan tingkat stres sebagai stimulus yang rendah.

c. Stres Terkait Cognitive Appraisal

Stres yang dimaksud adalah penilaian kognitif atau evaluasi terhadap suatu stresor. Dengan kata lain, stres terkait cognitive appraisal berfokus pada persepsi seseorang terhadap suatu keadaan yang penuh tekanan. Stres terkait cognitive appraisal diukur dengan skala Perceived Stress Scale Cohen, Kamarck, Mermelstein 1983. Penilaian stres terkait cognitive appraisal dilihat dari total skor perolehan pada skala ini. Skor total yang tinggi menunjukkan kecenderungan tingkat stres terkait cognitive appraisal yang tinggi. Sedangkan, skor yang rendah menunjukkan kecenderungan tingkat stres terkait cognitive appraisal yang rendah.

2. Kelakatan Terhadap Ibu

Kelakatan terhadap ibu merupakan ikatan emosional yang terbentuk ketika bayi antara anak dan ibu. Kelekatan diukur dengan Inventory of Parent and Peer Attachment Mother Version Greenberg Armsden, 2009. IPPA-M adalah alat ukur yang dikembangkan untuk melihat persepsi remaja baik positif dan negatif terhadap dimensi afektif dan kognitif dari hubungan mereka dengan orang tuanya, terutama sejauh mana figur ibu menjadi sumber rasa aman secara psikologis. IPPA-M terdiri dari 3 dimensi yaitu rasa percaya, kualitas komunikasi, dan aleniasi keterasingan Greenberg Armsden, 2009. Penilaian kelekatan dilihat dari total skor perolehan pada skala tersebut. Skor total yang tinggi menunjukkan kecenderungan kelekatan aman yang tinggi. Apabila skor rendah, maka kecenderungan individu memiliki kelekatan aman yang rendah.

D. Subjek Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian Mustafidah, 2011. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa perantau. Populasi mahasiwa perantau sedemikian besar, sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk mengamati secara keseluruhan, maka dari itu bagian dari keseluruhan populasi yang akan diamati harus ditarik untuk dijadikan sampel penelitian. Sampel dapat diartikan sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti, yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi dan diambil dengan menggunakan teknik tertentu Mustafidah, 2011. Selanjutnya teknik pemilihan subjek dalam penelitian ini adalah random sampling dimana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi Sugiyono, 2010. Metode ini dipilih karena memudahkan peneliti untuk mendapatkan subjek penelitian. Selanjutnya mahasiwa perantau harus memenuhi kriteria; tinggal di asrama, kos, atau rumah tetapi tidak tinggal dengan orang tua khususnya ibu.