Jenis Kelekatan Terhadap Ibu

oleh sekitarnya Bowlby, 1969, 1973, 1980; Sroufe, 1990. Anak yang tumbuh dengan kecurigaan akan menjadi pencemas dan kurang mampu menjalin hubungan sosial Eliasa, 2011. Anak yang tumbuh dengan penuh kecemasan seperti ini tidak memiliki konsep diri yang baik, merasa tertolak, cenderung sulit beradaptasi, dan kurang memiliki kemampuan sosial yang baik saat beranjak dewasa. Akibatnya saat anak memasuki tahap baru dalam kehidupan yaitu sebagai remaja yang harus merantau dan terpisah dari keluarga khususnya figur lekat ibu maka remaja cenderung rentan terhadap stres. Proses perpindah remaja sehingga terpisah dengan orang tua dan menjadi mahasiswa perantau, merupakan hal yang serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Mary Ainsworth yaitu strange situation dalam Papaplia, Old, Feldmen, 2008. Remaja dengan kualitas kelekatan aman tinggi menganggap proses meninggalkan rumah dan memasuki dunia kampus sebagai tempat untuk mengeskplorasi dan menguasai lingkungan serta mengembangkan potensi sosial. Sementara itu, remaja dengan kualitas kelekatan aman rendah akan merasa terancam dengan lingkungan barunya Kenny, 1987. Mahasiswa perantau juga akan dihadapkan dengan banyak tantangan yang dapat menjadi stresor yaitu perubahan dari berbagai faktor, meliputi: faktor fisik, biologis, sosial-budaya, psikologis, dan ekonomi Gunarsa, Gunarsa, 2000; Wenhua, Zhe, 2013. Mahasiswa perantau dengan kelekatan aman tinggi dapat beradaptasi dengan baik karena mampu mengeksplorasi daerah baru secara maksimal sehingga memiliki stres yang cenderung rendah Mattanah, Lopez, Govern, 2011; Power, 2004. Kemampuan sosial yang baik dapat menjadi dasar mahasiswa perantau untuk membangun relasi pertemanan atau persahabatan Armsden Greenberg, 1987. Oleh karena itu, walaupun jauh dari orangtua, tingkat stres yang dimiliki mahasiswa perantau cenderung rendah karena di tempat perantauan tidak merasa sendiri saat menghadapi masalah Bernier, Larose, Boivin, Soucy, 2004. Hal ini didukung oleh kepercayaan trust yang terbentuk dari kelekatan aman tinggi, sehingga remaja memiliki keyakinan bahwa akan selalu ada orang lain saat dia membutuhkan bantuan atau dukungan. Sementara itu, mahasiswa perantau dengan kelekatan aman rendah cenderung menolak respons positif yang diberikan oleh orang lain, sehingga dalam menghadapi masalah selalu sendirian. Hal ini juga didukung dengan perilaku yang tidak hangat dimunculkan oleh anak pada masa remaja dengan kelekatan aman rendah, sehingga terkesan mandiri dan menolak pertemanan Eliasa, 2011. Kemandirian ini merupakan bentuk penghindaran yang dilakukan oleh remaja karena ketidakmampuan berhubungan sosial yang kurang baik. Hal ini terjadi karena perasaan keterasingan alienation yang dirasakan remaja akibat dari kelekatan aman rendah Vivona, 2000. Padahal dalam kehidupan kuliah yang penuh tekanan, mahasiswa perantau yang memiliki banyak teman cenderung merasakan stres rendah. Hal ini sesuai dengan teori stres yang mengungkapkan bahwa adanya perasaan senasib dan