29
Bab II Gereja dan Internet: Sejarah dan Perkembangannya
Teknologi informasi digital seolah menjadi syarat baru bagi peradaban manusia. Albert Borgmann, sebagaimana dikutip oleh Karlina Supelli,
mendefinisikan teknologi informasi sebagai hasil konvergensi dari dua jenis teknologi, yaitu transmisi informasi dan otomatisasi komputasi.
1
Menurutnya teknologi informasi adalah istilah payung bagi semua jenis teknologi yang
merancang, mengembangkan,
memproduksi, memanipulasi,
menyimpan, menyampaikan, dan menyebarkan informasi berbasis komputer. Dasar bagi
penerapan teknologi informasi sendiri adalah keterhubungan dua komputer atau lebih sehingga saling berkomunikasi. Komunikasi ini dibangun di dalam mesin
dan melalui enkripsi kode digital membentuk sebuah simpul digital yang pada akhirnya membentuk jaringan yang rumit yang menghubungkan komputer yang
satu dengan komputer lainnya.
1. Internet: Awal Kemunculan dan Perkembangannya
Awalnya, internet adalah sistem yang dikembangkan oleh Amerika Serikat AS dalam rangka persenjataan militer mereka. Setelah perang dunia kedua,
otoritas keamanan AS mulai memikirkan upaya preventif agar wilayah mereka tidak lagi dapat diserang secara mendadak dan sembunyi-sembunyi oleh pihak
lawan, seperti yang terjadi di Pearl Harbour, yang akhirnya memicu pemboman terhadap Hirosima dan Nagasaki di Jepang. Oleh karena itu, mereka berpikir
1
Karlina Supelli, “Ruang Publik Dunia Maya” dalam F. Budi Hardiman ed., Ruang Publik, Yogyakarta: Kanisius, 2010, hlm. 335.
30
untuk mempersenjatai diri mereka dengan sistem yang komprehensif. Sistem komputer digital nan canggih pun mulai dibangun. Segala macam data, seperti
penginderaan radar, dapat disajikan oleh teknologi komputer.
2
Seiring dengan usaha pengembangan teknologi bagi keamanan AS, ditemukanlah kendala untuk mengumpulkan berbagai sumber data informasi yang
mendukung keamanan, yang tersimpan di ribuan komputer yang tersebar di seluruh wilayah AS. Selain itu, para ilmuwan pun membutuhkan teknologi yang
memungkinkan mereka untuk berkomunikasi satu sama lain, bukan hanya berkomunikasi secara verbal, tetapi juga komunikasi antar data di dalam komputer
mereka masing-masing. Semakin sering mereka berkomunikasi tentang data dan riset mereka, maka semakin baik pula percepatan pengembangan teknologi. Hal
inilah yang mendasari dibangunnya sebuah teknologi yang menjadi cikal bakal internet oleh pemerintah AS, yaitu Advanced Research Projects Agency Network
ARPANET.
3
ARPANET lahir pada tahun 1969. Ia menghubungkan berbagai komputer dan mengkoordinasikannya dalam jaringan keamanan AS. Melihat fungsi dan
kegunaan ARPANET bagi dunia militer, maka muncul keinginan untuk memperluas cakupan jaringan ini, tidak hanya bagi kepentingan riset militer dan
keamanan, tetapi juga bagi kepentingan riset ilmu di beberapa universitas.
4
Proyek pertama dari pengembangan ini hanya diikuti oleh beberapa universitas, yang
kemudian semakin meluas dan menghubungkan semakin banyak universitas.
2
Marshall T. Poe, A History of Communications, New York: Cambridge University Press, 2011, hlm. 212-213.
3
Ibid.
4
http:id.wikipedia.orgwikiSejarah_Internet diakses pada 27 April 2014.
31
Setelah sukses di AS, universitas-universitas di luar negeri pun berminat untuk bergabung dan membentuk sebuah jaringan besar komputer.
Logika jaringan inilah yang di kemudian hari dikenal dengan istilah Internet Interconnection Networking dan World Wide Web WWW.
5
Jaringan ini saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan kabel optik dan teknologi
satelit yang terhubung ke seluruh dunia. Internet yang awalnya merupakan sistem komunikasi militer menjadi sistem komunikasi publik. Dunia bisnis pun mulai
mengendus nilai komersilnya. Internet, yang awalnya digunakan secara tertutup dan terbatas bagi komunikasi data-data rahasia pun berkembang menjadi jaringan
yang paling terbuka, longgar serta sulit dikenai peraturan dan hukum. Dengan desain WWW yang semakin indah, pengguna seolah menonton televisi dan
membaca surat kabar di satu layar yang sama. Menurut data survei yang dirilis oleh www.internetworldstats.com, jumlah pengguna internet di seluruh dunia
hingga Desember 2013 mencapai 2.405.518.376 dari 7.017.846.922 jumlah penduduk dunia, atau sebesar 34,3 dari penduduk dunia.
6
Sumber yang sama juga menyebutkan tentang perkembangan internet dunia selama 12 tahun, yaitu
dari tahun 2000 hingga 2012. Di awal milenium ketiga, sebanyak 360.985.492 penduduk dunia. Dibandingkan dengan data terakhir di atas, maka terjadi lonjakan
yang sangat signifikan sebesar 566,4. Pertumbuhan pesat internet tentunya tidak lepas dari infrastuktur memadai
yang mendukung ketersediaan jaringan internet di setiap wilayah. Beberapa
5
Menurut Karlina Supelli, Internet tidak sama dengan WWW, seperti yang saat ini seringkali dicampuradukkan. Internet adalah sistem inter-komunikasi sedangkan WWW adalah
sebuah cara memproses dan menampilkan informasi digital. WWW adalah fasilitas internet yang menghubungkan dokumen dalam lingkup lokal maupun jarak jauh. Sekarang, Web merupakan
pusat kegiatan internet. Lihat Ibid., hlm. 336.
6
http:www.internetworldstats.comstats.htm diakses pada 22 Januari 2014
32
wilayah di dunia memiliki pertumbuhan yang signifikan, sementara bagian lainnya relatif lambat. Amerika Utara dan Eropa yang lebih dahulu
mengembangkan dan mengimplementasikan teknologi informasi tentunya memiliki tingkat konektivitas internet yang tinggi jika dibandingkan dengan
wilayah Afrika dan Amerika Latin, di mana penetrasi teknologi ini baru terjadi dekade belakangan . Asia sendiri mulai mengembangkan internet pada awal tahun
1990. Proyek awal internet di Asia dimulai di beberapa negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan India.
Internet yang awalnya diciptakan sebagai sarana komunikasi digital antar universitas pun menjadi bagian di dalam dunia teknologi informasi di seluruh
dunia dan digunakan oleh semua pihak, baik institusi pendidikan maupun dunia korporasi. Di Indonesia sendiri, jaringan komputer network, yang kemudian
menjadi cikal bakal internet, awalnya dikembangkan di laboratorium komputer Universitas Indonesia. Proyek ini diberi nama Inter-University Computer Network
UNINET. Menurut uraian Jos Luhukay dan Bagio Budiarjo, tujuan dari UNINET adalah menyediakan akses jaringan komputer bagi para peneliti dan
ilmuwan komputer serta pengelola perguruan tinggi negeri di Indonesia.
7
Melalui jaringan komputer, pertukaran data antar sistem komputer dapat lebih mudah
dilakukan dan cepat dari segi waktu. Setidaknya tiga perguruan tinggi negeri berpartisipasi dalam pelaksanaan awal program ini: Universitas Indonesia, Institut
Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, yang kemudian akan diikuti oleh perguruan tinggi negeri lain yang bergabung.
7
Jos Luhukay Bagio Budiarjo, ”UNINET: An Inter-University Computer Network”, http:opensource.telkomspeedy.comwikiindex.phpUNINET:_An_Inter-
University_Computer_Network diakses pada 27 Januari 2014. Artikel elektronik ini merupakan penyederhanaan dari makalah yang disampaikan dalam Asia Electronics Symposium, Jakarta, 19-
20 Oktober 1983.
33
Pada awal tahun 1990-an, perkembangan internet di Indonesia mulai mengadaptasi fungsi komersial. Internet bukan hanya digunakan sebagai akses
antar sistem dalam dunia pendidikan tinggi, tetapi ia juga mulai digunakan sebagai sarana pertukaran data dan informasi dalam dunia bisnis. Bahkan, internet
telah menjelma menjadi teknologi paling inti dari berbagai sistem finansial, seperti perbankan dan sekuritas. Begitu pentingnya internet sehingga semua bank
akan berhenti beroperasi ketika sistem internet mengalami malfungsi shut down. Data transaksi setiap nasabah yang tersimpan di pusat data bank tidak dapat
diakses yang menyebabkan kemacetan aktivitas keuangan. Selain itu, internet juga mulai dapat diakses secara mudah oleh publik.
Semangat kapitalisme liberal yang kian dihidupi di negeri ini pun turut membangun iklim bagi tumbuhnya internet. Perlahan tapi pasti, internet bukan
lagi sekadar alat yang membantu industri, tetapi telah menjadi industri itu sendiri. Onno W. Purbo mencatat di tahun 2000 saja, warung internet warnet telah
semakin menjamur di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Bogor, dan Yogyakarta dengan kisaran jumlah 40-70 warnet di tiap kota.
8
Dengan modal yang tidak terlalu besar tetapi menyasar secara tepat ke segmen kalangan
intelektual muda yang melek teknologi, maka keuntungan dengan cepat diraih. Teknologi telepon pintar smartphone juga membuat internet kian mudah
diakses, bahkan di genggaman tangan, di mana saja dan kapan saja. Mudahnya mendapatkan akses teknologi internet membuat ketergantungan terhadapnya tidak
dapat dihindari. Dokumen penting tidak perlu lagi dikirimkan melalui paket surat, tetapi dapat langsung mengandalkan electronic mail e-
mail yang ’tiba’ sesaat
8
Onno W. Purbo, ”Perkembangan Teknologi Informasi dan Internet di Indonesia” dalam
Ninok Leksono ed., Indonesia abad XXI, Jakarta: Kompas, 2000, hlm. 272.
34
setelah dikirimkan ke ’alamat’ penerima. Para pengusaha tidak perlu lagi datang dan bertatap muka untuk memutuskan suatu perkara perusahaan, cukup dengan
teknologi streaming di internet maka tatap muka dapat dilakukan dari tempat yang berbeda dan berjarak jauh. Pada akhirnya, internet bagi sistem komputer
menjelma tak ubahnya energi listrik bagi peralatan elektronik, menjadi sumber daya utama yang menggerakkan dan menghidupkan.
2. Agama dan Teknologi: Perjumpaan yang Menghidupkan