LAPORAN HASIL PENELITIAN Deskripsi penghayatan spiritualitas doa Santo Dominikus bagi siswa kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

66 memulai dari apa yang ada dan apakah responden memiliki banyak akal dan mampu menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataan responden . Responden 1 mengungkapkan “saya bisa melakukan semangat memulai dari apa yang ada dengan memanfaatkan dan menerima yang ada tanpa meminta ganti yang baru apabila alat tulis masih bisa dipergunakan ” [Lampiran 4:9]. Dilanjutkan dengan pernyataan responden 2 yang menyatakan bahwa “semangat memulai apa yang ada bisa saya lakukan jika pakaian yang dipakai masih bisa dipakai tidak cepat meminta dibelikan yang baru...” [Lampiran 4:9]. Responden 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14 dan 15 juga mengatakan bisa melakukan semangat memulai dari apa yang ada dengan memanfaatkan dan merawat yang bisa dipergunakan dan dengan membantu orang tua, membersihkan kelas dan tidak tergantung dengan LCD saat mendampingi PIA di gereja sebagaimana diungkapkan oleh responden 8 “apabila tidak ada LCD bisa dengan bercerita dan mengajak adik-adik PIA untuk mewarnai gambar Tuhan Yesus [Lampiran 4:10]. Ada pula responden yang terkadang mengalami kesulitan untuk mererapkan semangat memulai dari apa yang ada, sebagaimana diungkapkan oleh responden 4 yang menyatakan bahwa” memulai dari apa yang ada kadang sulit untuk diterapkan karena segala sarana sudah tersedia. Walau terkadang sulit ada semangat untuk berjuang menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan merawat dan menjaga sarana supaya tidak cepat rusak [Lampiran 4: 9]. Demikian pula dengan responden 11 menyatakan bahwa ” merasa kesulitan 67 memulai dari apa yang ada karena sarana dan prasarana di rumah lengkap bahkan jika main game sampai lupa waktu..” [Lampiran 4: 11]. Sebagian besar responden memiliki banyak akal dan mampu menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh 15 responden. Seperti yang diungkapkan oleh responden 1 yaitu: “Ya saya memiliki banyak akal budi dan mampu menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan. Misalnya saya akan mengikuti kegiatan di gereja tidak ada yang menemani nenek pulang, maka saya mengantar nenek pulang terlebih dahulu lalu kembali ke gereja untuk mengikuti kegiatan di gereja ” [Lampiran 4: 9]. Pernyataan responden tersebut juga di dukung oleh pernyataan dari responden 2 yang mengatakan bahwa “Saya memiliki banyak akal budi dan mampu menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan. Misalnya jika saya belum dijemput memanfaatkan waktu bermain dengan teman atau duduk menunggu sambil membaca buku cerita ” [Lampiran 4: 9]. Dan semakin diperkuat dengan responden 3 dan 9 yang menyatakan:” Ya saya banyak akal dan bisa menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan seperti ketika ada tugas dari sekolah, saya memanfaatkan buku yang sudah ada semaksimal mungkin meskipun buku catatan saya sendiri atau saya akan bertanya ke teman saya yang lebih tahu dari saya melalui telpon, sms atau bbm ” [Lampiran 4: 9]. Sedangkan pernyataan yang lain tentang memiliki banyak akal dan mampu menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan antara lain: supaya tidak 68 terlambat masuk sekolah karena pindah rumah berangkat lebih awal ke sekolah dan tidak tergantung dengan orang tuaa atau tante yang mengantar ke sekolah dengan bangun lebih pagi dan berangkat lebih awal responden 6 dan 14, apabila mendapatkan kesulitan bersikap tenang responden 9, jika mengadakan kegiatan Putra Altar kekurangan dana maka untuk menutupi kekurangan dana dengan berjuangan dan ngamen di gereja responden 13 Dari pernyataan responden tersebut dapat diketahui bahwa mereka bisa menerapkan semangat memulai dari apa yang ada dan mereka memiliki akal dan menemukan jalan keluar apabila menemukan kesulitan. Terkecuali responden 4 yang menyatakan: “ Saya kurang memiliki akal dan kurang mampu menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan karena sejak kecil sampai sekarang segala sarana telah tersedia dan banyak yang membantu saya kedua orang tua yang memanjakan saya karena saya anak tunggal ” [Lampiran 4: 9]. Berbeda dengan ungkapan responden 3 yang menyatakan:” walau kadang mengalami kesulitan untuk menerapkan semangat memulai dariapa yang ada namun lumayan memiliki akan dan bisa menemukan jalan keluar apabila mendapat kan kesulitan” [Lampiran 4: 9]. b. Cinta persaudaraan Aspek cinta persaudaraan pernyataan responden pada item soal nomer 10, 11, 12, 13, 14 dan 15 yakni mencari kenalan baru, mengampuni, tidak ingin menuntut balas, melakukan segala sesuatu dengan senang hati, tidak mengeluh jika tidak mendapat apa yang diharapkan dan melakukan apa yang benar tanpa disuruh. 69 Keenam item soal tersebut menggali pernyataaan responden tentang cinta persaudaraan yang mereja hidupi selama ini. Dari pernyataan yang diajukan kepada responden mengenai relasi responden terkait dengan cinta persaudaraan, sebagian besar 15 reponden mengungkapkan baik dan semakin semakin memiliki banyak teman dengan mencari kenalan baru. Seperti yang diungkapkan oleh responden 3 yang mengungkapkan : Saya merasa semakin memiliki banyak teman dengan sekolah di SMP Joannes Bosco dan masih kontak dengaan teman SD yang tidak sekolah di SMP Joannes Bosco. Kesadaran bahwa saya dikasihi dan tidak akan ditolak menjadi satu kekuatan saya untuk terus menjalin relasi dengan siapapun. Konflik tentunya saya pernah menemukan dan mengalami namun saya terus berjuang untuk memahami dan menerima karena sesama atau teman saya memiliki latar belakang yang berbeda dengan saya. Bila ada saudari yang sedang berbeban berat, selalu ada dorongan untuk membantu meringankan bebannya. Saya mengeluh bila tidak mendapatkan apa yang saya dapatkan, kadang saya rasakan berat namun pada akhirnya saya sadar bahwa ini tidak benar karena sekarang ini saya sudah SMP. Selalu membantu jika ada orang yang membutuhkan bantuan Lampiran 4: 12. Pernyataan ini juga di dukung oleh ungkapan responden 5 dan 8 yang mengungkapkan : “menganggap teman sebagai saudara dan saudara sebagai teman dan saya mencintai orang yang saya jumpai sebagai saudara ” Lampiran 4:13. Sedangkan pernyataan responden 6 terkait dengan item saat berelasi dengan sesama apabila ada perselisihan berusaha untuk mengampuni walaupun terasa sulit senantiasa memberi ampun. Hal ini di dukung dengan responden 13 yang menyatakan apabila ada selisih paham berjuang untuk mengampuni karena mengampuni itu sulit bagi saya. Sedangkan pernyataan responden lainnya apabila saat berelasi dengan sesama ada perselisihan memaafkan dan menerima sesama 70 apadanya karena saya mengajari adik-adik sekolah minggu untuk mengasihi dan mengampuni sesama dan mendoakan responden 8 dan 14. Untuk item soal nomer 13 tentang melakukan segala sesuatu dengan senang hati, responden 4 mengungkapkan bahwa: Dalam diri saya ada keinginan untuk melakukan sesuatu dengan senang hati misalnya saya melihat orang pengemis tergerak dan ingin menolong tapi saya ada di dalam mobil jadi sebatas melihat dan tergerak tidak bisa membantu secara langsung, terkadang saya berdoa dalam hati, mendoakan pengemis tersebut Lampiran 4: 13. Sedangkan beberapa responden lainnya terkait dengan cinta persaudaraan mengemukakan bahwa senantiasa tersenyum dengan orang yang dijumpai di jalan sekalipun tidak kenal. Tidak mendendam, apabila memberi tidak ingin menuntut balas. Saat melihat ada sesama yang berbeban berat dengan senang hati membantu. Tidak mengeluh apabila tidak mendapatkan apa yang diharapkan serta apabila mendengar dan melihat sesama yang membutuhkan bantuan, dengan cepat dan tergerak hati untuk menolong semampu dan sebisanya saya. Pada aspek cinta persaudaraan ini ditemukan bahwa doa rosario dan sembilan cara doa St.Dominikus berperan dalam mengembangkan keenam item pada aspek mencari kenalan baru, mengampuni apabila ada perbedaan pendapat, melakukan segala sesuatu dengan senang hati, tidak mengeluh apabila tidak mendapat apa yang diharapkan dan melakukan apa yang benar tanpa disuruh serta tergerak hati untuk menolong sesama. 71 c. Semangat belajar Dari aspek semangat belajar ini diperoleh jawaban atau pernyataan responden dari item soal nomer 16, 17, 18, 19, 20, 21 yang membahas tentang terus berusaha sampai berhasil, cara mengatasi apabila menemukan kesulitan, tidak menunda tugas, menyusun dan melakukan jadwal harian, mengembangkan potensi dan menyelesaikan tugas sebelum batas waktunya. Tanggapan responden 4 menyatakan bahwa: Semangat belajar saya semakin meningkat karena selain belajar di sekolah, kedua orang tua saya memanggil guru les datang ke rumah, jadi jika ada kesulitan saya bertanya pada guru les. Ya saya memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk belajar namun terkadang muncul rasa bosan karena tidak ada waktu kosong, jika tidak les saya mengikuti kegiatan ekstra di sekolah dan belajar organ di tempat kenalan orang tua. Saya menyusun jadwal harian saya dan saya mengembangkan bakat saya yakni musik. Ya saya menyelesaikan tugas sebelum batas waktunya karena dibantu oleh guru les [Lampiran 4: 16] Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari responden 3 menyatakan bahwa: Semangat belajar saya meningkat karena saya sadar bahwa saya perlu berusaha keras untuk memahami pelajaran yang semakin rumit menurut saya. Bila ada tugas saya langsung mengerjakan tetapi kemudian berhenti karena ada kesulitan baru setelah mendekati batas waktu dikerjakan dan disempurnakan lagi dengan bertanya pada orang tua atau kakak. Saya menyusun jadwal belajar saya setiap hari. Mengembangkan bakat tetapi seringkali terbentur dengan kemalasan [4:16]. Sedangkan beberapa responden lainnya mengemukakan bahwa semangat belajar saya naik – turun. Jika ada kesulitan, kadang semangat menghadapi. Namun juga kadang lari menghindari dulu. Saya berupaya memanfaatkan waktu 72 dengan baik, meski rasanya lebih banyak bermain. Bakat dan potensi saya kembangkan dan asah terus dengan praktek menari. Namun dalam menyelesaikan tugas masih sampai batas waktu baru bisa dikerjakan responden 2 yang didukung oleh responden 7, 8, 15. Sedangkan responden 6, 9, 10, 13, 14 mengemukakan bahwa: Semangat belajar saya biasa saja, saya memberi waktu untuk belajar demi membahagiakan orang tua dan masa depan saya. Selama ini saya terus berusaha sampai berhasil apabila menemukan kesulitan saat belajar karena saya penasaran dan mencari jawabannya dengan bertanya pada orang yang lebih tahu bisa ke orang tua, kakak, orang tua dan teman. Ya saya memanfaatkan waktu dengan baik saat belajar. Jika ada tugas saya langsung tanpa menunda-nunda. Ya selama ini saya menyusun jadwal harian yang saya sesuaikan dengan jadwal dari sekolah. Saya mengembangkan bakat atau potensi yang ada dalam diri saya dengan berlatih dan mengikuti perlombaan mewakili sekolah lomba Matematika. Ya dengan membuat jadwal saya menyelesaikan tugas selesai sebelum batas waktunya. Jika menemukan kesulitan menantang saya untuk mencari jalan keluarnya. Ada satu responden yang menyatakan bahwa semangat belajarku masih kurang, selama ini aku berusaha sampai berhasil, aku masih belum memanfaatkan waktuku untuk belajar, jika ada tugas sekolah saya jarang langsung mengerjakannya,belum,aku sudah mengembangkan bakatku yaitu mengikuti ekskul futtsal,saya mengumpulkan tugas saat sampai batas waktu responden 5. Dari jawaban responden tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar responden menyatakan bahwa ada semangat belajar, apabila ada kesulitan terus berjuang dengan bertanya pada orang yang lebih tahu, tidak menunda tugas walau terkadang ada rasa malas, menyusun dan melakukan jadwal harian supaya tidak ketidak menumpuk dengan aneka tugas dan kegiatan, mengembangkan potensi 73 yang ada dalam diri responden dengan berlatih dan mengikuti perlombaan dan berusaha untuk menyelesaikan tugas sebelum batas waktunya. d. Semangat belarasa Dari aspek semangat belarasa ini diperoleh jawaban atau pernyataan responden dari item soal nomer 22, 23, 24 dan 25 yang membahas tentang senang membagikan apa yang dimiliki, memberikan waktu apabila orang lain membutuhkan, berusaha menolong dan memperlakukan orang lain dengan baik. Setiap item soal tersebut bertujuan untuk menggali pernyataan dari setiap responden kaitannya dengan aspek yang diteliti yaitu semangat belarasa. Pernyataan responden dari keempat item diatas, seperti yang diungkap oleh responden 1 yang menyatakan bahwa: Saya senang berbagi dengan apa yang saya miliki, saat sedang bermain apabila melihat ada orang yang membutuhkan bantuan maka saya berupaya berbagi waktu, tenaga, dan pertolongan bagi orang lain yang membutuhkan bantuan. Apabila melihat orang lain berbeban berat saya lelas menolong misalnya saat melihat nenek membawa berat saya lekas membantu. Ya memperlakukan sesama dengan sebaik-baiknya [Lampiran 4: 20]. Hal ini di dukung oleh responden 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13 dan 15 yang menyatakan bahwa: Senang berbagi apa saja yang saya memiliki. Apabila sedang bermain melihat ada orang yang membutuhkan bantuan maka akan segera menolong, misalnya melihat ada teman, orang tua, bapak atau ibu guru sedang membawa barang dan kelihatannya berat segera membantu. Dan berusaha memperlakukan sesama dengan sebaik mungkin [Lampiran 4: 20-21]. Sedangkan responden 11 mengungkapkan bahwa: “Saya rada kurang senang berbagi karena saya jarang membawa bekal yang lebih saat ke sekolah. 74 Apabila sedang bermain melihat ada orang yang membutuhkan bantuan maka saya dengan tergerak menolongnya. Saya memperlakukan sesama dengan baik ” [Lampiran 4: 21]. Hal ini di dukung dengan responden 15 yang menyatakan bahwa:”Saya berupaya berbagi waktu, tenaga, dan pertolongan bagi orang lain. Namun, kadang – kadang masih pilih teman dan mikir – mikir dulu kalau mau bantu ” [Lampiran 4:22]. Pada aspek semangat belarasa ini ditemukan bahwa sebagian besar responden senang membagikan apa yang dimiliki kepada orang yang membutuhkan, memberikan waktu apabila ada orang yang membutuhkan pertolongan dan berusaha menolong sesama tanpa membedakan latar belakang serta memperlakukan orang lain dengan baik. Kesemuanya ini saat penulis bertanya lebih dalam kepada responden karena berkat doa sembilan cara doa St.Dominikus melalui mempelajari firman diingatkan untuk berbuat dan berbagi kasih dengan sesama. e. Semangat demokrasi Pada bagian aspek semangat demokrasi ini penulis mencoba menggali jawaban responden melalui item soal nomer 26, 27, 28, 29 dan 30 yang dibahas tentang mendengarkan sebelum berpendapat, menyampaikan kritikan dengan kata-kata yang sopan, menghargai pendapat orang lain, aktif menyampaikan ide, gagasan, pendapat dan solusi dan menerima keputusan dan menjalankan keputusan yang sudah diambildiputuskan. Pernyataan responden dari kelima item tersebut, diungkapkan oleh responden 6 yang menyatakan bahwa: 75 Saat kerja dalam kelompok saya berusaha untuk mendengarkan teman sebelum saya berpendapat. Apabila menyampaikan kritikan dengan sopan saya menyampaikannya. Saya menghargai menghargai pendapat orang lain dan bertanya apabila kurang paham dan tidak mengerti. Saya juga aktif menyampaikan ide, gagasan, pendapat, dan solusi serta saya menerima keputusan dan menjalankan keputusan yang sudah diambildiputuskan bersama terlebih demi kebersamaan kelas [Lampiran 4: 23]. Hal ini di dukung dengan penyataan dari responden yang lainnya. Hanya saya pada item soal nomer 29 keterlibatan menyampaikan ide, gagasan, pendapat dan solusi ada beberapa responden yang mengungkapkan kurang aktif dalam menyampaikan ide, gagasan, pendapat dan solusi responden 1, 3, 4 dan 9. Hal ini didukung responden 15 yang mengungkapkan bahwa: “Saya selalu berupaya untuk mendengarkan teman. Namun, ketika teman yang saya dengarkan tidak sependapat dengan pemikiran saya, saya jadi malas mendengarkan. Dalam menyampaikan pendapat, saya berupaya sopan. Namun bila lawan bicara mulai menantang, saya akan cuek dan tidak peduli dengan urusan orang lain. Bila ada keputusan bersama, saya akan menerima dan melaksanakan sebaik – baiknya [Lampiran 4: 25] Pada aspek semangat demokrasi ditemukan bahwa peranan spiritualitas doa St.Dominikus memiliki peran dalam mengembangkan karakter siswa. Kelima item soal dalam semangat demokrasi sebagian besar para responden mendengarkan dengan baik saat ada yang menyampaikan pendapat, menyampaikan kritikan dengan kata yang sopan, menghargai pendapat orang lain, terlibat aktif dalam menyampaikan ige, gagasan, pendapat dan solusi serta menerima keputusan dan menjalankan keputusan yang sudah diputuskan dalam kebersamaan. 76 3. REFLEKSI KATEKETIS HASIL PENELITIAN Nilai karakter yang diterapkan di sekolah SMP Joannes Bosco Yogyakarta adalah menerapkan spiritualitas doa St. Dominikus dalam hidup sehari-hari melalui karakter yang dikembangkan: semangat memulai dari apa yang ada, cinta persaudaraan, semangat belajar, semangat belarasa dan semangat demokrasi. Tujuannya tidak lain adalah untuk mengembangkan mendidik siswa cerdas, utuh cinta kebenaran. Penulis mengadakan penelitian di SMP Joannes Bosco Yogyakarta dengan judul: DISKRIPSI PENGHAYATAN SPIRITUALITAS DOA SANTO DOMINIKUS BAGI SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA, sungguh memberikan manfaat bagi penulis. Melalui penelitian ini penulis menemukan bahwa SMP Joannes Bosco Yogyakarta ada dibawah Lembaga pendidikan formal yakni Yayasan Santo Dominikus yang memiliki wibawa dan kearifan dalam membentuk karakter siswa sebagai pilar bangsa masa depan. Semuanya terarah pada visi Yayasan pendidikan Santo Dominikus yaitu untuk mencerdaskan bagi generasi muda agar menjadi pribadi yang utuh, cerdas, cinta kebenaran, berdasarkan nilai-nilai Kristiani dan secara khusus nilai-nilai Spiritualitas doa St. Dominikus. Spiritualitas doa St. Dominikus yaitu melalui doa rosario dan sembilan cara doa St. Dominikus. Doa rosario dan sembilan cara doa St. Dominikus menjadi kekuatan didalam hidup siswa dengan doa mereka selalu bersatu erat dengan Kristus, pengalaman rohani yang mereka timba dari bacaan rohani dan Kitab Suci yang menambah pengetahuan mereka tentang Kristus yang berperan dalam mengembangkan semangat memulai dari apa yang 77 ada, cinta persaudaraan, semangat belajar, semangat belarasa dan semangat demokrasi. Demikianpun bagi penulis doa rosario dan sembilan cara doa St. Dominikus bukan hanya berperan mengembangkan karakter siswa kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta melainkan juga menjadi dasar penulis didalam tugas dan pewartaan sebagai suster Dominikan yang tersu mengembangkan dan menghidupi semangat memulai dari apa yang ada, cinta persaudaraan, semangat belajar, semangat belarasa dan semangat demokrasi yang berpusat dari Spiritualitas doa St. Dominikus. Dengan memberi waktu berdoa rosario dan sembilan cara doa St. Dominikus penulis dimampukan menjadi berkat bagi semua orang yang dihadirkan dalam hidup penulis. Berjalan bersama Dia memang selalu menyenangkan. Dia tidak membiarkan penulis berjalan sendirian. Dialah Sang pokok anggur dan penulis rantingnya. Saat ini penulis berjalan ditengah dan bersama dengan ranting terkasih-Nya. Menyegarkan dan saling memberikan kesegaran. Kesegaran yang disediakan oleh Sang pokok. Hidup menjadi seorang Dominikanes yang tidak terikat oleh apapun kecuali terikat erat dengan Dia Sang Pokok Anggur Sejati. Dia mengajarkan sikap hati untuk mengasihi dan memberkati. Penulis menemukan buah rohani dari siswa kelas VIII yang senantiasa memberikan waktu untuk berdoa dan mampu mengembangkan karakter yang ada dalam diri mereka melalui sikap dan tindakan yang nyata di tengah keluarga dan masyarakat. Sebagaimana yang diungkapkan salah satu responden saat berbagi 78 makanan dengan tukang becak, tukang sampah dan orang buta yang bertemu di jalan. Responden mengungkapkan ada rasa terharu, bahagia dan kerinduan untuk berbagi dengan sesama yang lemah, miskin dan berkekurangan. Responden pun mengungkapkan bersyukur bisa sekolah dan terpenuhi segala kebutuhan hidupnya. Demikian penulis disadarkan untuk membuka mata dan hati mengulurkan berkat bagi sesama tanpa membeda-bedakan terlebih tergerak hati untuk membantu sesama yang lemah, miskin dan difabel. Selain itu juga penulis diingatkan melalui ungkapan responden yang menyatakan bahwa ada sesuatu yang kurang dalam dirinya karena selama ini jarang berdoa rosario dan ungkapan responden lainnya yang mengatakan jika berdoa rosario serasa dekat dengan seorang ibu. Dari ungkapan kedua responden ini menyadarkan penulis untuk senantiasa berdoa rosario. Penulis berdoa rosario sejak sebelum menjadi anggota Legio Maria. Memang benar dengan berdoa rosario serasa semakin dekat dengan seorang ibu yang melindungi, menemani, menghibur dan menguatkan serta memberikan kesejukkan dan ketenangan dikala penulis mendaraskan doa rosario. Berkat Bunda Maria penulis tetap setia dalam menjawab panggilan sebagai suster Dominikanes. Penulis juga menemukan bahwa untuk mengembangkan karakter dalam diri siswa dibutuhkan kerjasama antara sekolah dan orang tua. Orang tua adalah guru sekaligus pendidik utama dan pertama yang akan menentukan karakter anaknya. Ketika orang tua menitipkan anaknya ke sekolah, maka pihak sekolahlah yang menjadi pembentuk karakter siswa. 79 Hasil penemuan penulis dalam penelitian saat mencari data dengan mewancarai responden menyadarkan penulis untuk memberikan waktu mendengarkan dan mendekati responden dengan hati dan setia mendengarkan. Ternyata sebagiaan besar responden merindukan kehadiran suster Dominikan di sekolah. Dengan kehadiran suster responden bisa bercerita apa saja dengan suster. Saat penulis bertemu dengan orang tua murid pun ada yang menyampaikan sekolahnya suster mengapa tidak ada suster yang mengajar di sekolah. Dari pertanyaan ini mengingatkan saya betapa pentingnya kehadiran seorang suster di unit karya di bawah naungan Yayasan Santo Dominikus kantor cabang Yogyakarta unit SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

B. USULAN PROGRAM MENINGKATKAN SPIRITUALITAS DOA

ST.DOMINIKUS BAGI SISWA KELAS VIII DI SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA Pada bagian ini, penulis menindaklanjuti bab sebelumnya dengan menguraikan beberapa pokok dalam usulan program untuk meningkatkan Spritualitas doa St.Dominikus yang relevan bagi siswa SMP Joannes Bosco Yogyakarta. Oleh sebab itu dalam bagian ini penulis akan menyajikan bagaimana meningkatkan Spiritualitas doa St.Dominikus di SMP Joannes Bosco melalui program perwalian. Program perwalian ini untuk mewujudnyatakan arah pengembangan kesiswaan agar menghasilkanmembuahkan profil alumni 80 Dominikan yang Utuh, Cerdas, Cinta Kebenaran sesuai dengan Arah Pengembangan Peserta Didik Sekolah Dominikan Indonesia.

1. LATAR BELAKANG KEGIATAN

Pada saat ini kita menghadapi realitas masyarakat yang sekuler, konsumtif, hedonis, dan instan. Generasi saat ini juga merupakan generasi internet, generasi dunia maya. Siswa SMP Joannes Bosco berasal dari lingkungan masyarakat yang seperti itu. Melalui visi dan misi Yayasan St. Dominikus dan seluruh sekolah di lingkungan Yayasan St. Dominikus membangun alumnus yang unggul, yang mencerminkan profil alumni Dominikus. Pengembangan itu salah satunya ditempuh melalui program pengembangan kesiswaan di SMP Joannes Bosco melalui program perwalian yang bisa mengoperasionalkan Arah Pengembangan Peserta Didik Sekolah Dominikan Indonesia agar menghasilkanmembuahkan profil alumni Dominikan yang Utuh, Cerdas, Cinta Kebenaran. Usaha pengembangan karakter ini dilaksanakan setiap hari pada pagi dan siang hari dibahas, diingatkan, digeluti, dan dilaksanakan. Pengembangan karakter memerlukan pembiasaan dan latihan. Oleh karenannya di SMP Joannes Bosco setiap hari sebelum memulai kegiatan belajar selama 15 menit selain doa pembuka ada bacaan dan renungan dari bacaaan Kitab Suci. Maka dari itu program perwalian ini dilaksanakan setiap hari dengan nama home class dan centre study. Centre study menolong siswa yang lupa tidak mengerjakan tugas, yang ketinggalan pembelajaran, yang ketinggalan dalam menyerap materi pada saat 81 proses belajar mengajar di kelas, yang memiliki masalah belajar, dan lain-lain. Setiap hari ada guru yang melaksanakan piket di centre study.

2. ALASAN PEMILIHAN PROGRAM

Siswa wajib hadir di sekolah pukul 06.45 wib. Sebelum memulai kegiatan belajar di SMP Joannes Bosco diawali dengan doa dan mendengarkan serta merenungkan bacaan Kitab Suci yang di dampingi oleh wali kelas. Oleh karenanya materi program perwalian ini dibuat guna meningkatkan spiritualitas doa St.Dominikus di SMP Joannes Bosco bagi pengembangan karakter siswa SMP Joannes Bosco: memulai dari apa yang ada, cinta persaudaraan, semangat belajar, semangat belarasa dan semangat demokrasi.

3. TUJUAN PEMILIHAN PROGRAM

Tujuan pemilihan program ini disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan perkembangan siswa. Dalam mempersiapan suatu usulan program perlu diketahui untuk siapa program ini ditujukan, apa yang menjadi kebutuhan dan bagaimana wali kelas berperan dalam program perwalian ini. Program perwalian ini bertujuan untuk meningkatkan Spiritualitas doa St.Dominikus untuk mengembangkan karakter siswa SMP Joannes Bosco Yogyakarta melalui bacaan Kitab Suci dan renungan harian. SMP Joannes Bosco Yogyakarta sebagai sekolah katolik, oleh karenanya Kitab Suci merupakan sumber inspirasi utama dalam pengembangan karakter siswa. Untuk itu sekolah membiasakan mendengarkan bacaan Kitab Suci dalam perwalian. Kitab Suci 82 memiliki pesan universal yang semua orang menghidupi dan membutuhkannya, yaitu kasih. Bacaan Kitab Suci dimaksudkan untuk memberikan inspirasi bagi kehidupan siswa dan Guru. Juga sebagai dasar renungan hari yang bersangkutan dan pengembangan karakter : semangat memulai dari apa yang ada, cinta persaudaraan, semangat belajar, semangat demokrasi dan belarasa.

4. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PERWALIAN

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan perwalian setiap hari adalah sebagai berikut: 1 Pembukaan Dalam pembukaan ini, berisi hal-hal berikut. a. Doa pembuka Untuk mengawali perwalian, setelah siswa siap maka perwalian dimulai dengan doa pembuka. Doa pembuka dimaksudkan untuk mengarahkan perhatian para siswa pada tema hari itu dan harapan-harapan yang ingin dicapai. Doa pembuka bisa spontan oleh guru, oleh siswa, atau mengambil dari teks, misalnya dari Madah Bakti atau Puji Syukur atau dari buku lain yang berkesinambungan dengan tema perwalian. b. Salam Sangatlah penting guru memberikan salam kepada para siswa. Selain ucapan selamat pagi atau selamat siang sesuai dengan waktu baik jika setelah 83 mengucapkan selamat pagisiang, dibudayakan dengan ungkapan peace be with you, Berkah Dalem, God bless you, salam veritas, salam dalam the salvation of souls, salam one heart one spirit one community, dan bisa yang lain lagi yang sesuai dengan kekhasan setiap kelas. c. Presensi Guru wajib mengetahui kehadiran siswa. Untuk itu maka guru harus mengeceknya. Cara pengecekan bergantung kreativitas masing-masing guru. Pada saat cek kehadiran ini, baik jika ditanyakan alasan jika ada siswa yang terlambat, yang izin, ataupun yang sakit bahkan yang alpa jika seandainya ada yang alpa. Menggali alasannya dan baik jika dibuat komitmen dengan siswa yang bersangkutan untuk rajin masuk sekolah tanpa terlambat, izin, atau alpa. d. Hallo – apa kabar Sangat penting menanyakan kabar siswa. Juga bagaimana perasaannya pada hari yang bersangkutan. Bisa juga ditanyakan pengalamannya di jalan ketika berangkat sekolah, atau pengalaman ketika mempersiapkan diri berangkat ke sekolah. Sangat baik juga jika ditanyakan bagaimana keadaan orang tuanya, hubungankeakraban anak dengan orang tua, relasi dengan kakak atau adik. Sangat perlu pula untuk ditanyakan apakah diri siswa sudah siap untuk mengikuti kegiatan hari ini. Jika siap maka galilah alasannya. Demikian pula jika para siswa tidak siap maka perlu diketahui alasannya mengapa tidakbelum siap. 84 2 Bacaan Kitab Suci Kita Suci merupakan salah satu sumber materi perwalian setiap hari. BapakIbuSuster wali kelas memilih bacaan yang telah disediakan. Demi kelancaran maka sangat diperlukan persiapan untuk BapakIbuSuster. Dengan demikian, perlu membaca terlebih dahulu, kemudian mengkontemplasikan, membuat keputusan batin apakah yang akan dilaksanakan, melaksanakan dalam hidup pesan universal tersebut, mensharingkan kepada siswa ketika memberikan perwalian dengan tujuan memiliki buah yang bisa dirasakan oleh semua pihak. 3 Renungan Renungan merupakan salah satu sarana untuk menyampaikan pesan karakter yang akan dikembangkan dalam perwalian hari yang bersangkutan. Wali kelas sebaiknya telah menyiapkan renungan yang akan disampaikan berdasarkan materi yang telah disiapkan. Semangat St. Dominikus merupakan materi wajib untuk pengembangan karakter. Dengan demikian harus masuk ke dalam renungan. Materi Semangat St. Dominikus dapat diperhatikan pada buku Arah Pelayanan Pendidikan Yayasan St.Dominikus . Berbicara mengenai Semangat St. Dominikus tentu tidak bisa lepas dengan pribadi Santo Dominikus. Untuk itu guru wajib memahami siapa Santo Dominikus. Renungan juga harus kontekstual. Dengan demikian para wali kelas harus sungguh mengenal murid-muridnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya, gejala yang ada di kelas, gejala yang sedang berkembang pada diri murid-murid,

Dokumen yang terkait

The implementation of scaffolding in writing recount texts in SMP Joannes Bosco Yogyakarta.

0 0 112

Peningkatan minat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pengembangan kepribadian melalui penerapan Storytelling dengan media wayang pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun pelajaran 2012/2013.

0 0 156

Minat siswa terhadap layanan bimbingan klasikal pada kelas yang menggunakan dinamika kelompok dan pada kelas yang tidak menggunakan dinamika kelompok : studi deskriptif pada siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta dan SMP Negeri 2 Gantiwarno Klaten

0 16 126

Deskripsi harga diri siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dan implikasinya pada usulan program pengembangan harga diri.

0 7 112

Deskripsi harga diri siswa kelas VIII SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2012 2013 dan implikasinya pada usulan program pengembangan harga diri

0 0 110

SPIRITUALITAS PELAYANAN SANTO DON BOSCO DALAM PENDAMPINGAN KAUM MUDA

0 0 22

Identifikasi miskonsepsi dalam pembelajaran IPA ruang lingkup materi dan sifatnya di SMP Joannes Bosco Yogyakarta kelas VIII tahun ajaran 2014-2015

1 5 9

PERSEPSI SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011 TENTANG MANFAAT PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

0 0 121

Deskripsi kemandirian belajar pada siswa/siswi kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 dan implikasinya terhadap layanan bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 120

DESKRIPSI PENGHAYATAN DOA ROSARIO DALAM KEHIDUPAN DOA UMAT DI PAROKI SANTO STEFANUS PURWOSARI, PURWOREJO, JAWA TENGAH SKRIPSI

0 1 192