LAPORAN HASIL PENELITIAN Deskripsi penghayatan spiritualitas doa Santo Dominikus bagi siswa kelas VIII di SMP Joannes Bosco Yogyakarta.
66
memulai dari apa yang ada dan apakah responden memiliki banyak akal dan mampu menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan. Hal tersebut
dapat dilihat dari pernyataan responden . Responden 1 mengungkapkan “saya bisa melakukan semangat memulai dari
apa yang ada dengan memanfaatkan dan menerima yang ada tanpa meminta ganti yang baru apabila alat tulis masih bisa dipergunakan
” [Lampiran 4:9]. Dilanjutkan dengan pernyataan responden 2
yang menyatakan bahwa “semangat memulai apa yang ada bisa saya lakukan jika pakaian yang dipakai masih bisa
dipakai tidak cepat meminta dibelikan yang baru...” [Lampiran 4:9]. Responden 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14 dan 15 juga mengatakan bisa melakukan semangat
memulai dari apa yang ada dengan memanfaatkan dan merawat yang bisa dipergunakan dan dengan membantu orang tua, membersihkan kelas dan tidak
tergantung dengan LCD saat mendampingi PIA di gereja sebagaimana diungkapkan
oleh responden 8 “apabila tidak ada LCD bisa dengan bercerita dan mengajak adik-adik PIA untuk mewarnai gambar Tuhan Yesus [Lampiran 4:10].
Ada pula responden yang terkadang mengalami kesulitan untuk mererapkan semangat memulai dari apa yang ada, sebagaimana diungkapkan oleh responden 4
yang menyatakan bahwa” memulai dari apa yang ada kadang sulit untuk diterapkan karena segala sarana sudah tersedia. Walau terkadang sulit ada
semangat untuk berjuang menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan merawat dan menjaga sarana supaya tidak cepat rusak [Lampiran 4: 9].
Demikian pula dengan responden 11 menyatakan bahwa ” merasa kesulitan
67
memulai dari apa yang ada karena sarana dan prasarana di rumah lengkap bahkan jika main game sampai lupa waktu..” [Lampiran 4: 11].
Sebagian besar responden memiliki banyak akal dan mampu menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan. Pernyataan tersebut diungkapkan oleh
15 responden. Seperti yang diungkapkan oleh responden 1 yaitu: “Ya saya
memiliki banyak akal budi dan mampu menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan. Misalnya saya akan mengikuti kegiatan di gereja tidak
ada yang menemani nenek pulang, maka saya mengantar nenek pulang terlebih dahulu lalu kembali ke gereja untuk mengikuti kegiatan di gereja
” [Lampiran 4: 9].
Pernyataan responden tersebut juga di dukung oleh pernyataan dari responden 2 yang mengatakan bahwa “Saya memiliki banyak akal budi dan mampu
menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan. Misalnya jika saya belum dijemput memanfaatkan waktu bermain dengan teman atau duduk
menunggu sambil membaca buku cerita ” [Lampiran 4: 9]. Dan semakin
diperkuat dengan responden 3 dan 9 yang menyatakan:” Ya saya banyak akal dan bisa menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan seperti ketika ada
tugas dari sekolah, saya memanfaatkan buku yang sudah ada semaksimal mungkin meskipun buku catatan saya sendiri atau saya akan bertanya ke teman saya yang
lebih tahu dari saya melalui telpon, sms atau bbm ” [Lampiran 4: 9].
Sedangkan pernyataan yang lain tentang memiliki banyak akal dan mampu menemukan jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan antara lain: supaya tidak
68
terlambat masuk sekolah karena pindah rumah berangkat lebih awal ke sekolah dan tidak tergantung dengan orang tuaa atau tante yang mengantar ke sekolah
dengan bangun lebih pagi dan berangkat lebih awal responden 6 dan 14, apabila mendapatkan kesulitan bersikap tenang responden 9, jika mengadakan kegiatan
Putra Altar kekurangan dana maka untuk menutupi kekurangan dana dengan berjuangan dan ngamen di gereja responden 13
Dari pernyataan responden tersebut dapat diketahui bahwa mereka bisa menerapkan semangat memulai dari apa yang ada dan mereka memiliki akal dan
menemukan jalan keluar apabila menemukan kesulitan. Terkecuali responden 4 yang menyatakan: “ Saya kurang memiliki akal dan kurang mampu menemukan
jalan keluar apabila mendapatkan kesulitan karena sejak kecil sampai sekarang segala sarana telah tersedia dan banyak yang membantu saya kedua orang tua
yang memanjakan saya karena saya anak tunggal ” [Lampiran 4: 9]. Berbeda
dengan ungkapan responden 3 yang menyatakan:” walau kadang mengalami kesulitan untuk menerapkan semangat memulai dariapa yang ada namun lumayan
memiliki akan dan bisa menemukan jalan keluar apabila mendapat kan kesulitan”
[Lampiran 4: 9]. b.
Cinta persaudaraan Aspek cinta persaudaraan pernyataan responden pada item soal nomer 10, 11,
12, 13, 14 dan 15 yakni mencari kenalan baru, mengampuni, tidak ingin menuntut balas, melakukan segala sesuatu dengan senang hati, tidak mengeluh jika tidak
mendapat apa yang diharapkan dan melakukan apa yang benar tanpa disuruh.
69
Keenam item soal tersebut menggali pernyataaan responden tentang cinta persaudaraan yang mereja hidupi selama ini.
Dari pernyataan yang diajukan kepada responden mengenai relasi responden terkait dengan cinta persaudaraan, sebagian besar 15 reponden mengungkapkan
baik dan semakin semakin memiliki banyak teman dengan mencari kenalan baru. Seperti yang diungkapkan oleh responden 3 yang mengungkapkan :
Saya merasa semakin memiliki banyak teman dengan sekolah di SMP Joannes Bosco dan masih kontak dengaan teman SD yang tidak sekolah di
SMP Joannes Bosco. Kesadaran bahwa saya dikasihi dan tidak akan ditolak menjadi satu kekuatan saya untuk terus menjalin relasi dengan siapapun.
Konflik tentunya saya pernah menemukan dan mengalami namun saya terus berjuang untuk memahami dan menerima karena sesama atau teman saya
memiliki latar belakang yang berbeda dengan saya. Bila ada saudari yang sedang berbeban berat, selalu ada dorongan untuk membantu meringankan
bebannya. Saya mengeluh bila tidak mendapatkan apa yang saya dapatkan, kadang saya rasakan berat namun pada akhirnya saya sadar bahwa ini tidak
benar karena sekarang ini saya sudah SMP. Selalu membantu jika ada orang yang membutuhkan bantuan Lampiran 4: 12.
Pernyataan ini juga di dukung oleh ungkapan responden 5 dan 8 yang mengungkapkan : “menganggap teman sebagai saudara dan saudara sebagai
teman dan saya mencintai orang yang saya jumpai sebagai saudara ” Lampiran
4:13. Sedangkan pernyataan responden 6 terkait dengan item saat berelasi dengan
sesama apabila ada perselisihan berusaha untuk mengampuni walaupun terasa sulit senantiasa memberi ampun. Hal ini di dukung dengan responden 13 yang
menyatakan apabila ada selisih paham berjuang untuk mengampuni karena mengampuni itu sulit bagi saya. Sedangkan pernyataan responden lainnya apabila
saat berelasi dengan sesama ada perselisihan memaafkan dan menerima sesama
70
apadanya karena saya mengajari adik-adik sekolah minggu untuk mengasihi dan mengampuni sesama dan mendoakan responden 8 dan 14.
Untuk item soal nomer 13 tentang melakukan segala sesuatu dengan senang hati, responden 4 mengungkapkan bahwa:
Dalam diri saya ada keinginan untuk melakukan sesuatu dengan senang hati misalnya saya melihat orang pengemis tergerak dan ingin menolong tapi saya
ada di dalam mobil jadi sebatas melihat dan tergerak tidak bisa membantu secara langsung, terkadang saya berdoa dalam hati, mendoakan pengemis
tersebut Lampiran 4: 13.
Sedangkan beberapa responden lainnya terkait dengan cinta persaudaraan mengemukakan bahwa senantiasa tersenyum dengan orang yang dijumpai di jalan
sekalipun tidak kenal. Tidak mendendam, apabila memberi tidak ingin menuntut balas. Saat melihat ada sesama yang berbeban berat dengan senang hati
membantu. Tidak mengeluh apabila tidak mendapatkan apa yang diharapkan serta apabila mendengar dan melihat sesama yang membutuhkan bantuan, dengan cepat
dan tergerak hati untuk menolong semampu dan sebisanya saya. Pada aspek cinta persaudaraan ini ditemukan bahwa doa rosario dan sembilan
cara doa St.Dominikus berperan dalam mengembangkan keenam item pada aspek mencari kenalan baru, mengampuni apabila ada perbedaan pendapat, melakukan
segala sesuatu dengan senang hati, tidak mengeluh apabila tidak mendapat apa yang diharapkan dan melakukan apa yang benar tanpa disuruh serta tergerak hati
untuk menolong sesama.
71
c. Semangat belajar
Dari aspek semangat belajar ini diperoleh jawaban atau pernyataan responden dari item soal nomer 16, 17, 18, 19, 20, 21 yang membahas tentang
terus berusaha sampai berhasil, cara mengatasi apabila menemukan kesulitan, tidak menunda tugas, menyusun dan melakukan jadwal harian, mengembangkan
potensi dan menyelesaikan tugas sebelum batas waktunya. Tanggapan responden 4 menyatakan bahwa:
Semangat belajar saya semakin meningkat karena selain belajar di sekolah, kedua orang tua saya memanggil guru les datang ke rumah, jadi jika ada
kesulitan saya bertanya pada guru les. Ya saya memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin untuk belajar namun terkadang muncul rasa bosan karena
tidak ada waktu kosong, jika tidak les saya mengikuti kegiatan ekstra di sekolah dan belajar organ di tempat kenalan orang tua. Saya menyusun
jadwal harian saya dan saya mengembangkan bakat saya yakni musik. Ya saya menyelesaikan tugas sebelum batas waktunya karena dibantu oleh guru
les [Lampiran 4: 16]
Hal ini juga didukung oleh pernyataan dari responden 3 menyatakan bahwa: Semangat belajar saya meningkat karena saya sadar bahwa saya perlu berusaha
keras untuk memahami pelajaran yang semakin rumit menurut saya. Bila ada tugas saya langsung mengerjakan tetapi kemudian berhenti karena ada kesulitan
baru setelah mendekati batas waktu dikerjakan dan disempurnakan lagi dengan bertanya pada orang tua atau kakak. Saya menyusun jadwal belajar saya setiap
hari. Mengembangkan bakat tetapi seringkali terbentur dengan kemalasan [4:16].
Sedangkan beberapa responden lainnya mengemukakan bahwa semangat belajar saya naik
– turun. Jika ada kesulitan, kadang semangat menghadapi. Namun juga kadang lari menghindari dulu. Saya berupaya memanfaatkan waktu
72
dengan baik, meski rasanya lebih banyak bermain. Bakat dan potensi saya kembangkan dan asah terus dengan praktek menari. Namun dalam menyelesaikan
tugas masih sampai batas waktu baru bisa dikerjakan responden 2 yang didukung oleh responden 7, 8, 15. Sedangkan responden 6, 9, 10, 13, 14
mengemukakan bahwa: Semangat belajar saya biasa saja, saya memberi waktu untuk belajar demi
membahagiakan orang tua dan masa depan saya. Selama ini saya terus berusaha sampai berhasil apabila menemukan kesulitan saat belajar karena
saya penasaran dan mencari jawabannya dengan bertanya pada orang yang lebih tahu bisa ke orang tua, kakak, orang tua dan teman. Ya saya
memanfaatkan waktu dengan baik saat belajar. Jika ada tugas saya langsung tanpa menunda-nunda. Ya selama ini saya menyusun jadwal harian yang
saya sesuaikan dengan jadwal dari sekolah. Saya mengembangkan bakat atau potensi yang ada dalam diri saya dengan berlatih dan mengikuti
perlombaan mewakili sekolah lomba Matematika. Ya dengan membuat jadwal saya menyelesaikan tugas selesai sebelum batas waktunya. Jika
menemukan kesulitan menantang saya untuk mencari jalan keluarnya.
Ada satu responden yang menyatakan bahwa semangat belajarku masih kurang, selama ini aku berusaha sampai berhasil, aku masih belum memanfaatkan
waktuku untuk belajar, jika ada tugas sekolah saya jarang langsung mengerjakannya,belum,aku sudah mengembangkan bakatku yaitu mengikuti
ekskul futtsal,saya mengumpulkan tugas saat sampai batas waktu responden 5. Dari jawaban responden tersebut dapat dikatakan bahwa sebagian besar
responden menyatakan bahwa ada semangat belajar, apabila ada kesulitan terus berjuang dengan bertanya pada orang yang lebih tahu, tidak menunda tugas walau
terkadang ada rasa malas, menyusun dan melakukan jadwal harian supaya tidak ketidak menumpuk dengan aneka tugas dan kegiatan, mengembangkan potensi
73
yang ada dalam diri responden dengan berlatih dan mengikuti perlombaan dan berusaha untuk menyelesaikan tugas sebelum batas waktunya.
d. Semangat belarasa
Dari aspek semangat belarasa ini diperoleh jawaban atau pernyataan responden dari item soal nomer 22, 23, 24 dan 25 yang membahas tentang senang
membagikan apa yang dimiliki, memberikan waktu apabila orang lain membutuhkan, berusaha menolong dan memperlakukan orang lain dengan baik.
Setiap item soal tersebut bertujuan untuk menggali pernyataan dari setiap responden kaitannya dengan aspek yang diteliti yaitu semangat belarasa.
Pernyataan responden dari keempat item diatas, seperti yang diungkap oleh responden 1 yang menyatakan bahwa:
Saya senang berbagi dengan apa yang saya miliki, saat sedang bermain apabila melihat ada orang yang membutuhkan bantuan maka saya berupaya
berbagi waktu, tenaga, dan pertolongan bagi orang lain yang membutuhkan bantuan. Apabila melihat orang lain berbeban berat saya lelas menolong
misalnya saat melihat nenek membawa berat saya lekas membantu. Ya memperlakukan sesama dengan sebaik-baiknya [Lampiran 4: 20].
Hal ini di dukung oleh responden 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13 dan 15 yang menyatakan bahwa: Senang berbagi apa saja yang saya memiliki. Apabila sedang
bermain melihat ada orang yang membutuhkan bantuan maka akan segera menolong, misalnya melihat ada teman, orang tua, bapak atau ibu guru sedang
membawa barang dan kelihatannya berat segera membantu. Dan berusaha memperlakukan sesama dengan sebaik mungkin [Lampiran 4: 20-21].
Sedangkan responden 11 mengungkapkan bahwa: “Saya rada kurang
senang berbagi karena saya jarang membawa bekal yang lebih saat ke sekolah.
74
Apabila sedang bermain melihat ada orang yang membutuhkan bantuan maka saya dengan tergerak menolongnya. Saya memperlakukan sesama dengan baik
” [Lampiran 4: 21]. Hal ini di dukung dengan responden 15 yang menyatakan
bahwa:”Saya berupaya berbagi waktu, tenaga, dan pertolongan bagi orang lain. Namun, kadang
– kadang masih pilih teman dan mikir – mikir dulu kalau mau bantu
” [Lampiran 4:22].
Pada aspek semangat belarasa ini ditemukan bahwa sebagian besar responden senang membagikan apa yang dimiliki kepada orang yang
membutuhkan, memberikan waktu apabila ada orang yang membutuhkan pertolongan dan berusaha menolong sesama tanpa membedakan latar belakang
serta memperlakukan orang lain dengan baik. Kesemuanya ini saat penulis bertanya lebih dalam kepada responden karena berkat doa sembilan cara doa
St.Dominikus melalui mempelajari firman diingatkan untuk berbuat dan berbagi kasih dengan sesama.
e. Semangat demokrasi
Pada bagian aspek semangat demokrasi ini penulis mencoba menggali jawaban responden melalui item soal nomer 26, 27, 28, 29 dan 30 yang dibahas
tentang mendengarkan sebelum berpendapat, menyampaikan kritikan dengan kata-kata yang sopan, menghargai pendapat orang lain, aktif menyampaikan ide,
gagasan, pendapat dan solusi dan menerima keputusan dan menjalankan keputusan yang sudah diambildiputuskan. Pernyataan responden dari kelima item
tersebut, diungkapkan oleh responden 6 yang menyatakan bahwa:
75
Saat kerja dalam kelompok saya berusaha untuk mendengarkan teman sebelum saya berpendapat. Apabila menyampaikan kritikan dengan sopan
saya menyampaikannya. Saya menghargai menghargai pendapat orang lain dan bertanya apabila kurang paham dan tidak mengerti. Saya juga aktif
menyampaikan ide, gagasan, pendapat, dan solusi serta saya menerima keputusan dan menjalankan keputusan yang sudah diambildiputuskan
bersama terlebih demi kebersamaan kelas [Lampiran 4: 23].
Hal ini di dukung dengan penyataan dari responden yang lainnya. Hanya saya pada item soal nomer 29 keterlibatan menyampaikan ide, gagasan, pendapat dan
solusi ada beberapa responden yang mengungkapkan kurang aktif dalam menyampaikan ide, gagasan, pendapat dan solusi responden 1, 3, 4 dan 9. Hal
ini didukung responden 15 yang mengungkapkan bahwa: “Saya selalu berupaya
untuk mendengarkan teman. Namun, ketika teman yang saya dengarkan tidak sependapat dengan pemikiran saya, saya jadi malas mendengarkan. Dalam
menyampaikan pendapat, saya berupaya sopan. Namun bila lawan bicara mulai menantang, saya akan cuek dan tidak peduli dengan urusan orang lain. Bila ada
keputusan bersama, saya akan menerima dan melaksanakan sebaik – baiknya
[Lampiran 4: 25] Pada aspek semangat demokrasi ditemukan bahwa peranan spiritualitas doa
St.Dominikus memiliki peran dalam mengembangkan karakter siswa. Kelima item soal dalam semangat demokrasi sebagian besar para responden
mendengarkan dengan baik saat ada yang menyampaikan pendapat, menyampaikan kritikan dengan kata yang sopan, menghargai pendapat orang lain,
terlibat aktif dalam menyampaikan ige, gagasan, pendapat dan solusi serta menerima keputusan dan menjalankan keputusan yang sudah diputuskan dalam
kebersamaan.
76
3. REFLEKSI KATEKETIS HASIL PENELITIAN
Nilai karakter yang diterapkan di sekolah SMP Joannes Bosco Yogyakarta adalah menerapkan spiritualitas doa St. Dominikus dalam hidup sehari-hari
melalui karakter yang dikembangkan: semangat memulai dari apa yang ada, cinta persaudaraan, semangat belajar, semangat belarasa dan semangat demokrasi.
Tujuannya tidak lain adalah untuk mengembangkan mendidik siswa cerdas, utuh cinta kebenaran.
Penulis mengadakan penelitian di SMP Joannes Bosco Yogyakarta dengan judul: DISKRIPSI PENGHAYATAN SPIRITUALITAS DOA SANTO
DOMINIKUS BAGI SISWA KELAS VIII SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA, sungguh memberikan manfaat bagi penulis. Melalui penelitian
ini penulis menemukan bahwa SMP Joannes Bosco Yogyakarta ada dibawah Lembaga pendidikan formal yakni Yayasan Santo Dominikus yang memiliki
wibawa dan kearifan dalam membentuk karakter siswa sebagai pilar bangsa masa depan. Semuanya terarah pada visi Yayasan pendidikan Santo Dominikus yaitu
untuk mencerdaskan bagi generasi muda agar menjadi pribadi yang utuh, cerdas, cinta kebenaran, berdasarkan nilai-nilai Kristiani dan secara khusus nilai-nilai
Spiritualitas doa St. Dominikus. Spiritualitas doa St. Dominikus yaitu melalui doa rosario dan sembilan cara doa St. Dominikus. Doa rosario dan sembilan cara
doa St. Dominikus menjadi kekuatan didalam hidup siswa dengan doa mereka selalu bersatu erat dengan Kristus, pengalaman rohani yang mereka timba dari
bacaan rohani dan Kitab Suci yang menambah pengetahuan mereka tentang Kristus yang berperan dalam mengembangkan semangat memulai dari apa yang
77
ada, cinta persaudaraan, semangat belajar, semangat belarasa dan semangat demokrasi.
Demikianpun bagi penulis doa rosario dan sembilan cara doa St. Dominikus bukan hanya berperan mengembangkan karakter siswa kelas VIII di
SMP Joannes Bosco Yogyakarta melainkan juga menjadi dasar penulis didalam tugas dan pewartaan sebagai suster Dominikan yang tersu mengembangkan dan
menghidupi semangat memulai dari apa yang ada, cinta persaudaraan, semangat belajar, semangat belarasa dan semangat demokrasi yang berpusat dari
Spiritualitas doa St. Dominikus. Dengan memberi waktu berdoa rosario dan sembilan cara doa St.
Dominikus penulis dimampukan menjadi berkat bagi semua orang yang dihadirkan dalam hidup penulis. Berjalan bersama Dia memang selalu
menyenangkan. Dia tidak membiarkan penulis berjalan sendirian. Dialah Sang pokok anggur dan penulis rantingnya. Saat ini penulis berjalan ditengah dan
bersama dengan ranting terkasih-Nya. Menyegarkan dan saling memberikan kesegaran. Kesegaran yang disediakan oleh Sang pokok. Hidup menjadi seorang
Dominikanes yang tidak terikat oleh apapun kecuali terikat erat dengan Dia Sang Pokok Anggur Sejati. Dia mengajarkan sikap hati untuk mengasihi dan
memberkati. Penulis menemukan buah rohani dari siswa kelas VIII yang senantiasa
memberikan waktu untuk berdoa dan mampu mengembangkan karakter yang ada dalam diri mereka melalui sikap dan tindakan yang nyata di tengah keluarga dan
masyarakat. Sebagaimana yang diungkapkan salah satu responden saat berbagi
78
makanan dengan tukang becak, tukang sampah dan orang buta yang bertemu di jalan. Responden mengungkapkan ada rasa terharu, bahagia dan kerinduan untuk
berbagi dengan sesama yang lemah, miskin dan berkekurangan. Responden pun mengungkapkan bersyukur bisa sekolah dan terpenuhi segala kebutuhan
hidupnya. Demikian penulis disadarkan untuk membuka mata dan hati mengulurkan berkat bagi sesama tanpa membeda-bedakan terlebih tergerak hati
untuk membantu sesama yang lemah, miskin dan difabel. Selain itu juga penulis diingatkan melalui ungkapan responden yang
menyatakan bahwa ada sesuatu yang kurang dalam dirinya karena selama ini jarang berdoa rosario dan ungkapan responden lainnya yang mengatakan jika
berdoa rosario serasa dekat dengan seorang ibu. Dari ungkapan kedua responden ini menyadarkan penulis untuk senantiasa berdoa rosario. Penulis berdoa rosario
sejak sebelum menjadi anggota Legio Maria. Memang benar dengan berdoa rosario serasa semakin dekat dengan seorang ibu yang melindungi, menemani,
menghibur dan menguatkan serta memberikan kesejukkan dan ketenangan dikala penulis mendaraskan doa rosario. Berkat Bunda Maria penulis tetap setia dalam
menjawab panggilan sebagai suster Dominikanes. Penulis juga menemukan bahwa untuk mengembangkan karakter dalam diri
siswa dibutuhkan kerjasama antara sekolah dan orang tua. Orang tua adalah guru sekaligus pendidik utama dan pertama yang akan menentukan karakter anaknya.
Ketika orang tua menitipkan anaknya ke sekolah, maka pihak sekolahlah yang menjadi pembentuk karakter siswa.
79
Hasil penemuan penulis dalam penelitian saat mencari data dengan mewancarai responden menyadarkan penulis untuk memberikan waktu
mendengarkan dan mendekati responden dengan hati dan setia mendengarkan. Ternyata sebagiaan besar responden merindukan kehadiran suster Dominikan di
sekolah. Dengan kehadiran suster responden bisa bercerita apa saja dengan suster. Saat penulis bertemu dengan orang tua murid pun ada yang menyampaikan
sekolahnya suster mengapa tidak ada suster yang mengajar di sekolah. Dari pertanyaan ini mengingatkan saya betapa pentingnya kehadiran seorang suster di
unit karya di bawah naungan Yayasan Santo Dominikus kantor cabang Yogyakarta unit SMP Joannes Bosco Yogyakarta.