38
kebiasaan bekerja keras serta selalu berupaya untuk melakukan yang terbaik dalam proses belajar mereka Lickona, 2004:25.
Dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Peng
embangan Nasional telah ditegaskan bahwa “Pengembangan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.” Oleh karena itu pemerintah pun telah mencanangkan Pengembangan Karakter di sekolah namun dalam pelaksanaan masih belum
optimal. Mengenai pelaksanaan pengembangan karakter di sekolah, Doni
Koesoema memberikan alternatif dan solusi bagaimana pengembangan karakter di sekolah dijalankan, yakni:
1. Komunikasi keluarga dengan Sekolah, pengembangan dasar merupakan
kelanjutan dari pengembangan dalam keluarga. Kerja sama antara sekolah dengan keluarga merupakan hal yang sangat penting. Sekolah
tidak mungkin mengembangkan pengembangan karakter tanpa peran aktif orang tua. Kerja sama keduanya diperlukan. Komunikasi sekolah
dengan keluarga bisa bermacam-macam. Mulai dari pertemuan orang tua, buletin sekolah, surat edaran, dll. Intinya, segala macam cara dan alat
komunikasi dengan orang tua bisa digunakan.
39
2. Prinsip Sehat, pengembangan karakter bertujuan membuat anak
bertumbuh secara sehat. Setiap program yang dibuat mesti mempertimbangkan kesehatan pertumbuhan anak didik. Kesehatan yang
dimaksud adalah kesehatan jasmani, rohani, dan psikologis. Anak-anak mesti diajari bagaimana cara menjaga kesehatan. Mereka perlu
mengetahui dan mengenali makanan-makanan sehat di sekitar lingkungan sekolah mereka.
3. Prinsip kegembiraan, program pengembangan karakter di tingkat dasar
bertujuan membuat anak gembira. Berbagai macam jenis permainan, dinamika kelompok, serta permainan lain ditujukan agar anak merasakan
dan mengalami kegembiraan. Kegembiraan ini tidak bersifat individual, melainkan kegembiraan semua. Program pengembangan karakter yang
berhasil membuat semua anak menjadi riang dan gembira. 4.
Lembaga adalah sebuah tempat di mana anak menghayati nilai belajar. Memupuk semangat belajar, membuat anak gemar membaca dan
bertanya merupakan sasaran setiap sekolah. Membuat anak kerasan dan nyaman di sekolah adalah syarat utama lingkungan belajar yang baik.
5. Prinsip kreatifitas, jangan pernah mematikan kreatifitas siswa. Setiap
anak adalah unik. Juga mereka memiliki motivasi tertentu dalam bertindak. Pendidik perlu memahami motivasi siswa sebelum
memberikan penilaian. Memberikan pujian, dukungan, dan semangat bagi setiap anak sangat diperlukan. Kreatifitas anak perlu diapresiasi dan
dihargai.
40
Dari penjelasan di atas, pengembangan karakter di sekolah mengacu pada
proses penanaman nilai berupa pemahaman-pemahaman, tata cara merawat dan menghidupkan nilai-nilai itu, serta bagaimana seorang siswa memiliki kesempatan
untuk dapat melatihkan nilai-nilai tersebut secara nyata dalam kehidupan sehari- hari. Hal ini juga berarti adanya corak relasional antara individu di dalam lembaga
pengembangan berkaitan dengan pengembangankarakter siswa dalam kelas maupun diluar kelas. Relasi antara guru dan murid sebuah hubungan yang sifatnya
vertikal secara struktural, namun bisa horizontal dalam praksis.
C. PENGEMBANGAN KARAKTER SISWA DI SMP JOANNES BOSCO.
Semangat Santo Dominikus yang terus dihidupi dan dikembangkan oleh para pengikutnya. Maka dari itu, keefektifan pendidikan pada Yayasan Santo
Dominikus bergantung pada pemahaman yang jelas mengenal ciri khas pendidikan tersebut. Adapun ciri khas yang dimaksudkan sebagai berikut:
1. Sekolah merupakan media memulai dari apa yang ada
Ketika Dominikus baru mempunyai 16 pengikut, ia menyebarkan mereka walaupun bertentangan dengan Uskup Toulouse dan Pangeran Simon. Ia
menyatakan benih-benih menjadi busuk kalau disimpan, akan berbuah bila ditaburkan. Dominikus tidak menunggu para pengikutnya berjumlah banyak dan
sempurna untuk melakukan tugasnya, melainkan ia memulai dari apa yang ada untuk mewartakan ke negeri-negeri lain Lambermond, 1969: 15-17.
Di SMP Joannes Bosco membangun semangat memulai dari apa yang ada, yakni menerima, masuk ke dalam situasi yang dihadapi, mensyukuri segala
41
pemberian Tuhan dan mengembangkannya seoptimal mungkin. Menerima dengan lapang dada dan secara positif apa saja yang oleh Tuhan, sumber segala
kebenaran, diwahyukan kepada tiap elemen sekolah atau dituntut dari mereka Tim Kurikulum SMP JB, 2013: 4 .
2. Sekolah merupakan media pengembangan cinta persaudaraan
Dominikus memilih hidup bersama sebagai salah satu unsur penting untuk mencapai tujuan ordo, kesulitan-kesulitan yang dialami dan diselesaikan dalam
hidup bersama menumbuhkan dan membentuk seorang menjadi pribadi yang penuh cinta kasih. Maka dari itu sudah sewajarnya bila sekolah menjadi wadah
dan wahana pengembangan cinta persaudaraan Tim Kurikulum SMP JB, 2013:4.
3. Sekolah merupakan media pembelajar
St. Dominikus semasa hidupnya terus menerus belajar melalui berbagai sumber yang dialaminya. Buku yang menjadi pegangan St. Dominikus adalah
Kitab Suci dan karangan-karangan bapa para bangsa secara khusus karangan Casianus. Surat-surat Rasul Paulus dan Injil Matius menjadi favorit St. Dominikus
Lambermond, 1969: 14-15. Demikian juga SMP Joannes Bosco yang berada di bawah Yayasan Santo Dominikus, terus menerus belajar dari berbagai sumber,
dengan berbagai cara belajar dan mengaplikasikan apa yang telah dipelajarinya
sehingga menjadi berkat bagi lingkungannya Tim Kurikulum SMP JB, 2013: 4 .
42
4. Sekolah merupakan media pengembangan bela rasa.
Yordanus menulis bahwa hati Dominikus adalah tempat compassion bela rasa dengan mana ia mempersembahkan semua penderitaan manusia kepada
Tuhan. Bahkan tujuan ordonya, yakni pewartaan Sabda Tuhan dilatarbelakangi oleh bela rasanya yang besar pada kedosaan manusia dan mengembalikan mereka
pada Allah Lambermond, 1969: 12. Dengan demikian sekolah Yayasan Santo Dominikus menjadi wadah dan wahana pelatihan, pembentukan pribadi berbela
rasa. Mereka para murid memerlukan doktrin yang kuat dan sehat yang akan menerangi budi serta hati mereka, sehingga memberanikan mereka untuk hidup
sesuai dengan semangat Kristus Tim PPD Yayasan St.Dominikus: 2012:14.
5. Sekolah merupakan media Pengembangan Demokrasi.
Mengadakan kapitel umum semacam rapat umum atau konggres yang diterangi oleh iman pada zaman Dominikus bukanlah suatu perbuatan yang luar
biasa. Ada satu hal yang luar biasa untuk kapitel umum model Santo Dominikus yang merupakan hal yang baru dibuat oleh Dominikus sebagai pemimpin ordo,
yakni pembagian kewenangan dan kekuasaan dalam organisasi, adanya utusan- utusan kapitel yang selama pertemuan mempunyai wewenang dan kekuasaan
Lambermond, 1969: 19. Hal ini pun diterapkan dalam proses pembelajaran di SMP Joannes Bosco
yaitu memberikan kesempatan belajar kepada setiap peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangan dan keberagaman kecerdasan multiple intelligence ,
sehingga tumbuh menjadi manusia utuh. Para murid memerlukan landasan
43
doktrin yang kuat dan sehat yang akan menerangi budi serta hati mereka Tim Kurikulum SMP JB
, 2013: 6
.
Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang menjadi ciri khas pengembangan siswa di SMP Joannes Bosco bahwa filosofi PPD bersumber
dari kehidupan St. Dominikus. Seluruh gaya, visi dan hidup St.Dominikus mewarnai sekolah yang belindungan di bawah naungan Yayasan St. Dominikus. St.
Dominikus senantiasa mempersembahkan seluruh hidupnya melalui visi hidupnya yang ditempuh dengan berbagai cara untuk keselamatan jiwa-jiwa.
D. SMP JOANNES BOSCO YOGYAKARTA
1. Sejarah Berdirinya SMP Joannes Bosco
Margantoro 2013: 1-6 menuliskan bahwa SMP Joannes Bosco sebelumnya SMP Pangudi Luhur 2 Yogyakarta didirikan pada tahun 1963,
tepatnya pada tanggal 7 Agustus 1963 dengan status kelas yang pusatnya Yogyakarta di Jalan Senopati Yogyakarta. Status kelas jauh ini bertujuan untuk
melayani anak-anak di sebelah Timur Sungai Code. Pada awalnya SMP Kelas Jauh Pangudi Luhur ini belum mempunyai gedung sendiri dan berencana untuk
menggunakan gedung Gereja Baciro. Akan tetapi gedung Gereja belum memadai untuk kegiatan belajar mengajar maka atas seijin dari Bapak Dwijo Susanto, yang
kala itu menjabat sebagai Ketua Dewan Paroki, ruang beliau sebagai ruang kelas untuk kegiatan belajar mengajar.
44
Pada awal berdirinya Sekolah ini guru-guru yang mengajar ada empat orang, mereka adalah : Bapak Sihono, Bapak Yanuri, Bapak Subarja, dan Bapak
Tukiran. Kesemua guru tersebut merupakan guru-guru dari SMP Pangudi Luhur Pusat. Murid-murid pertama yang belajar di kelas jauh ini berjumlah 29 Siswa, di
gabung dalam satu kelas yakni kelas 1 E, kelanjutan dari kelas di SMP pangudi Luhur Pusat. Dalam perkembangan tahun berikutnya, murid-murid di kelas jauh
ini semakin bertambah. karena daya tapung rumah Bapak Dwijo Susanyo sudah tidak mencukupi lagi bagi para siswa maka pada tahun 1966 SMP Pangudi Luhur
Kelas Jauh ini berpindah ke gedung gereja SMP Pangudi Luhur Kelas jauh ini kemudian menempati gedung sekolah di Jalan Melati Wetan No 144 Yogyakarta,
pada tahun 1968. Pada awal mulanya gedung sekolah yang di pakai menjadi satu dengan gedung sekolah SD Kanisius Baciro. Pada tahun 1978, setelah gedung
susteran yang baru selesai di bangun, SMP Pangudi Luhur Kelas jauh ini kemudian berpindah kelokasi yang sebelumnya susteran sampai sekarang ini.
SMP ini di kelolah oleh para Bruder FIC dan para Suster OP. Pada tahun 1983 SMP ini kemudian lepas dari status filnansial atau kelas jauh dengan nama SMP
Pangudi Luhur II Yogyakarta. Sebenarnya ada beberapa nama yang diusulkan salah satunya dalah SMP Katamso. Naman ini untuk menghormati Kolonel
Katamso yang telah berjasa menjaga membantu susteran OP dari rampasan PKI, namun dengan beberapa pertimbangan maka sekolah di beri nama SMP Pangudi
Luhur II Yogyakarta. Pada tahun 1984 SMP Pangudi Luhur II Yogyakarta diresmikan secara
hukum dengan SK D13 84 dengan status disamakan . Maka semenjak tahun itu
45
pula pengelolaan interen SMP Pangudi Luhur II sudah secara penuh dipeganag oleh para suster OP tetapi SMP Pangudi Luhur II masih tetap di bawah Yayasan
Pangudi Luhur. Pada tahun itulah kita mulai menggunakan lambang sekolah SMP Pangudi Luhur II sendiri, diciptakan oleh Bapak Ign. Mulyadi, yang berbeda
dengan logo SMP Pangudi Luhur. Walaupun pengelolaan SMP Pangudi Luhur sudah secara resmi dikelolah
sendiri oleh Yayasan Santo Dominikus, namun perkembangan sekolah tidak menjadi terlambat. Sekolah berkembang dengan pesat dan banyak sekali prestasi
baik akademik maupun non-akademik yang berhasil diraih oleh siswa-siswi SMP Pangudi Luhur II Yogyakarta. Masyarakat dengan antusias tetap mempercayakan
putra-putri mereka untuk dididik disini. Di bawah pengelolaan para suster sejak mulai dari Suster Yosepha OP, Suster Aloysia OP, Bp.H.P.Ponidjan, dan Ibu Dra.
C.Bekti Susilowati SMP Pangudi Luhur II semakin hari semakin baik. Bukti dari perkembangan itu bisa dilihat dari prestasi-prestasi dan juga jumlah siswa
pendaftar. Yayasan Santo Dominikus Kantor Cabang Yogyakarta YSDKCY di bawa kepemimpinan Suster M. Constantia OP, menetapkan beberapa
meningkatkan kualitas para siswa dan juga para suster.
2. Visi Dan Misi SMP Joannes Bosco
Dalam Kurikulum SMP Joannes Bosco 2013: 12-14 diungkapkan bahwa
Visi SMP Joannes Bosco adalah :” Beriman tangguh , cerdas, berprestasi, dan berkepribadian berdasarkan nilai-
nilai spiritualitas dominikan” Dengan indikator pencapaian visi :