2. Guru fisika memperbanyak diskusi dengan siswa mengenai penerapan konsep fisika dan rumus-rumus fisika saat menyelesaikan soal-soal fisika.
3. Guru fisika harus membangun komunikasiberinteraksi yang baik dengan siswa agar guru merasa dekat dengan siswa. Guru fisika mendengar keluhan atau pendapat dari
siswa, sehingga siswa tidak takut kepada guru fisika apabila ada kesulitan bisa bertanya kepada guru fisika. Hubungan yang dekat antara guru fisika dengan siswa
dapat membantu siswa untuk lebih mudah mempelajari fisika. Dengan adanya peran guru fisika yang dipaparkan di atas, pembelajaran fisika
menjadi menarik dan menyenangkan untuk dipelajari, dengan demikian sikap negatif dan sangat negatif siswa kelas X-A terhadap pembelajaran fisika mengalami perubahan
menjadi sikap sangat positif dan positif siswa kelas X-A terhadap pembelajaran fisika.
2. Hasil Belajar Fisika
Dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evalusi hasil belajar. Dari segi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar
Damyati dan Mudjiono, 2010:3. Hasil belajar fisika siswa kelas X-A pada penelitian ini diperoleh dari nilai fisika berupa nilai rata-rata untuk nilai ulangan harian materi Bab I
Besaran dan Satuan dengan nilai UTS semester ganjil fisika. Hasil analisis nilai fisika siswa kelas X-A dengan jumlah siswa sebanyak 32 siswa
yang lebih mendominasi adalah kriteria hasil belajar tinggi dengan presentase 43,75 untuk 14 siswa dan kriteria hasil belajar sangat tinggi dengan presentase 37,5 untuk 12
siswa. Kemudian diikuti kriteria hasil belajar sedang dengan presentase 12,5 untuk 4
empat siswa, kriteria hasil belajar rendah dengan presentase 3,125 untuk 1 satu siswa, dan kriteria hasil belajar sangat rendah dengan presentase 3,125 untuk 1 satu
siswa. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas X-A memiliki kriteria hasil
belajar fisika yang sangat tinggi dan tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis indikator kuesioner, yakni keinginan mendapat prestasi yang baik dalam pembelajaran
fisika, siswa menunjukkan sikap positif dengan presentase skor tertinggi 80. Siswa berusaha untuk mempelajari pelajaran fisika, sehingga memperoleh hasil belajar fisika
yang tinggi, seperti yang dikatakan oleh salah satu siswa saat wawancara, yakni “saya selalu berusaha untuk mendapat hasil belajar fisika yang tinggi”.
Berdasarkan hasil analisis wawancara, siswa yang memiliki hasil belajar fisika dengan kategori sangat tinggi menunjukkan bahwa siswa berusaha belajar semaksimal
mungkin untuk mempelajari fisika dan mengerjakan soal-soal tugas, ulangan, dan ujian fisika dengan baik, sehingga nilai fisika atau hasil belajar fisika yang diperoleh tinggi dan
sangat tinggi, seperti yang dikatakan oleh salah seorang siswa “saya selalu berusaha belajar fisika untuk memperoleh nilai fisika yang tinggi”.
Siswa yang memiliki hasil belajar fisika dengan kategori sangat rendah dan rendah berdasarkan hasil analisis wawancara menunjukkan bahwa siswa tersebut sering
bolos atau tidak hadir pada saat pembelajaran fisika berlangsung. Selain itu juga, siswa yang memiliki hasil belajar fisika dengan kategori sangat rendah dikarenakan siswa ini
tidak mengikuti pembelahjaran fisika. Siswa pada kategori ini menjadi fokus perhatian guru fisika, di mana guru fisika mencari, menemukan, dan mencari solusi dalam
penyelesaian masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa. Kemudian guru fisika
berkepentingan untuk mendorong dan membangkitkan minat siswa untuk lebih giat belajar fisika. Sehingga, siswa kelas X-A dapat memperbaiki hasil belajar fisika rendah
dan sangat rendah menjadi hasil belajar fisika tinggi dan sangat tinggi.
3. Korelasi antara Sikap Siswa terhadap Pembelajaran Fisika dengan Hasil Belajar Fisika