13
3. Kran pengatur bahan bakar, berupa kran yang berfungsi untuk mengatur laju bahan
bakar yang akan dibakar diruang bakar. 4.
Sarangan luar, Sebuah tabung logam terbuka tanpa tutup dengan lubang pada dindingnya yang berfungsi sebagai penyuplai kebutuhan udara untuk pembakaran dan dipasang
konsentris dengan sarangan dalam. 5.
Sarangan dalam, adalah sebuah tabung dengan bagian atas tertutup . sedangkan pada dindingnya terdapat lubang-lubang kecil sebagai tempat laluan udara untuk menyuplai
kebutuhan udara pembakaran. 6.
Penyangga panci, merupakan komponen yang berfungsi sebagai dudukan panci atau peralatan yang digunakan untuk memasak.
7. Sumbu, yaitu tenunan benang kapas yang dapat berbentuk dalam berbagai macam,
diantaranya berbentuk bulat dan mempunyai efek kapiler yang berfungsi sebagai penyalur minyak ke ruang bakar.
8. Ruang bakar, yaitu ruang dimana minyak dibakar dengan bantuan oksigen yang berasal
dari udara luar. Nyala api biru menandakan bahwa reaksi pembakaran yang terjadi adalah optimum. Hal ini terjadi apabila reaksi kimia antara minyak dengan oksigen
mempunyai komposisi yang optimum reaksi stoikiometri pada temperatur pembakaran tertentu yang sangat tinggi. Nyala api merah menandakan pembakaran tidak sempurna
yang kemungkinan disebabkan oleh adanya sebagian uap minyak yang tidak terbakar. Hal ini merupakan pemborosan serta akan menimbulkan jelaga serta polusi yang
mencemari udara.
2.4.3 Prinsip dan Cara Kerja Kompor Standar
Kompor standar hanya memiliki satu sumbu ini berbahan bakar minyak tanah, namun kompor ini akan diuji menggunakan minyak bintaro sebagai pembanding dalam unjuk kerja
kedua bahan bakar tersebut. Untuk menghidupkan kompor tersebut, mula-mula di isi bahan bakar terlebih dahulu
pada tangkinya, kemudian kran untuk pemasukan minyak dibuka secara berlahan agar bahan bakar dapat meresap ke sumbu dan menghasilkan api yang sempurna. Pada saat api telah
menyala, udara sekitar ditarik melalui lubang-lubang laluan udara pada sarangan dalam maupun sarangan luar ke dalam ruang pembakaran. Di dalam ruang pembakaran ini udara
bereaksi dengan uap bahan bakar yang terbakar peristiwa ini ditunjukkan pada Gambar 14. Jika kran dibuka sampai bukaan yang maksimal, maka volume bahan bakar yang masuk ke
tempat sumbu akan semakin banyak, hal ini menyebabkan akan semakin banyak uap bahan bakar yang terbentuk di ruang bakar. Hal ini menyebabkan api yang terbentuk akan semakin
besar. Pada saat pembakaran berlangsung stabil, nyala api akan menutup seluruh ruangan
bagian atas yang terbuka sehingga akan timbul suatu nyala api yang biru dan stabil. Dengan adanya reaksi pembakaran ini akan menyebabkan sarangan berpijar karena panas. Untuk
mencegah kerugian panas yang hilang akibat radiasi ke luar, maka diluar sarangan dipasang selubung panas heat-shield.
14
2.4.4 Reaksi Pembakaran
Proses pembakaran dapat didefinisikan sebagai proses atau reaksi secara kimiawi dari unsur oksigen dengan unsur yang mudah terbakar dari bahan bakar reaksi oksidasi yang berlangsung
secara cepat pada suhu dan tekanan tertentu. Pada reaksi oksidasi yang berlangsung cepat yang dihasilkan sejumlah energi electromagnetik cahaya, energi panas dan energi mekanik suara. Bahan
bakar fuel merupakan segala substansi yang melepaskan panas ketika dioksidasi dan secara umum mengandung unsur-unsur karbon C, hydrogen H, oksigen O, nitrogen N, dan sulfur S.
sementara oksidator adalah segala substansi yang mengandung oksigen misalnya udara yang akan bereaksi dengan bahan bakar fuel. Pada semua jenis pembakaran, kondisi campuran udara dan bahan
bakar merupakan faktor utama yang harus diperhatikan untuk mendapatkan campuran yang combustible. Pada reaksi pembakaran, oksidasi pada unsur-unsur yang dapat terbakar dari bahan bakar
menghasilkan pembebasan energi yang tergantung pada produk pembakaran yang terbentuk. Dalam proses pembakaran fenomena-fenomena yang terjadi antara lain interaksi proses-proses
kimia dan fisika, proses perpindahan panas, proses perpindahan massa, dan gerakan fluida. Seperti telah diuraikan sebelumnya, proses pembakaran akan terjadi jika unsur-unsur bahan bakar teroksidasi.
Proses ini akan menghasilkan panas sehingga akan disebut sebagai proses oksidasi eksotermis. Jika oksigen yang dibutuhkan untuk proses pembakaran diperoleh dari udara, dimana udara yang
umumnya tersusun atas 21 oksigen dan 79 nitrogen dalam volume atau 23.15 oksigen dan 76.85 nitrogen dalam massa, maka reaksi stoikiometrik pembakaran hidrokarbon murni C
m
H
n
dapat ditulis dengan persamaan:
Persamaan ini telah disederhanakan karena cukup sulit untuk memastikan proses pembakaran yang sempurna dengan rasio ekivalen yang tepat dari udara. Jika terjadi pembakaran tidak sempurna,
maka hasil persamaan di atas CO
2
dan H
2
O tidak akan terjadi, akan tetapi terbentuk hasil oksidasi parsial berupa CO, CO
2
, dan H
2
O, juga sering terbentuk hidrokarbon tak jenuh, formaldehida, dan kadang-kadang didapatkan juga unsur karbon.
Pada temperatur yang sangat tinggi, gas-gas pecah atau terdisosiasi menjadi gas-gas yang tak sederhana, dan molekul-molekul dari gas dasar akan terpecah menjadi atom-atom yang membutuhkan
Gambar 14. Prinsip pembakaran pada kompor Raffaella 2010