Pengujian Kompor Penelitian Utama

23 Tabel 6. Contoh tabel data pengujian temperatur api Tangal : Jenis kompor : Jenis bahan bakar : Bukaan Tinggi Temperatur termokopel Rata- Rata Katup derajat Pengukuran mm 1 2 20 40 45 60 80 100 120 b. Pelaksanaan uji daya Pengujian ini dilakukan untuk menentukan tingkat daya kompor, yaitu konsumsi bahan bakar tiap satuan waktu. Pengujian daya dilakukan pada bukaan katup bahan bakar dengan temperatur api tertinggi. Variabel yang dicari dalam pengujian daya yaitu massa bahan bakar yang terbakar dalam 30 menit. Prosedur: 1. Mengukur temperatur ruangan dan temperatur awal bahan bakar. 2. Menimbang berat kompor dalam keadaan kosong 3. Menimbang berat kompor dalam keadaan terisi bahan bakar 4. Kompor dinyalakan dengan bukaan katup yang telah ditentukan selama ±5 menit, hal ini untuk pemanasan awal sampai mencapai api biru yang stabil 5. Timbang diatur ulang dan stopwatch dinyalakan 6. Setelah mencapai 30 menit, timbangan diatur ulang, dan berat setelah diatur ulang ini digunakan sebagai pengganti berat minyak terpakai. 7. Timbangan diatur ulang tiap 30 menit dan mencatat berat minyak terpakai dan temperatur bahan bakar, dilakukan sampai lima kali pengambilan data. 8. Berat pengatur ulang berat minyak terpakai ditimbang dengan timbangan digital. Data-data yang diperoleh dari langkah-langkah diatas dicatat dalam suatu tabel. Berikut contoh tabel yang digunakan pencatat saat pengambilan data daya kompor. 24 Tabel 7. Contoh tabel pengujian daya kompor Tanggal Uji : Temperatur Awal Minyak : Jenis Kompor : Temperatur Ruang : Jenis Bahan Bakar : Nilai Kalor Bawah : Percobaan Waktu Menit Temperatur Minyak Berat Minyak Terpakai gram Daya kilo watt Minyak Ruang 1 30 2 30 3 30 4 30 5 30 Rata-Rata c. Pemilihan diameter pancibejana Panci digunakan untuk pengujian efisiensi. Panci yang digunakan adalah panci masak yang banyak dijual dipasaran. Penentuanpemilihan diameter panci dapat dilakukan setelah melakukan pengujian daya kompor. Panci ditentukan sesuai dengan daya kompor yang telah ditentukan. d. Uji coba pemanasan air kompor sumbu Uji coba pemanasan air pada kompor sumbu termodifikasi ini bertujuan untuk mengetahui waktu dan jumlah bahan bakar yang terpakai yang dibutuhkan untuk memanaskan air hingga mendidih dengan menggunakan kompor sumbu termodifikasi berbahan bakar minyak bintaro. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali percobaan pada kompor yang diuji. Seperti halnya pada pengujian daya, uji coba pemanasan air ini juga dilakukan pada bukaan katup bahan bakar yang menghasilkan api terbaik dengan temperatur tertinggi. Prosedur: 1. Mencatat temperatur awal air, bahan bakar, dan temperatur ruangan. 2. Menimbang panci kosong beserta tutupnya. 3. Menimbang berat awal panci yang sudah terisi air sebanyak 2200 ml yang telah dipasang termometer. 4. Kompor yang telah berisi minyak dan telah dipasang termometer diletakkan di atas timbangan duduk. Kemudian dinyalakan untuk pemanasan awal sampai mencapai api yang stabil. 5. Kompor dengan api yang stabil timbangan diatur ulang, kemudian panci yang sudah terisi air dan telah dipasang termometer diletakkan di atas kompor. Bersamaan dengan itu stopwatch dinyalakan dan pengukuran dimulai. 6. Termokopel tipe K dipasang antara lain berada pada posisi-posisi yang dapat mewakili suhu air T 1 , uap air T 2 , permukaan dinding luar panci T 3 , ruangan T 4 , suhu bahan bakar T 5 serta pemanas T 6 seperti digambarkan pada gambar. 25 7. Termokopel lalu dihubungkan dengan pencatat suhu jenis hybrid recorder Yokogawa. 8. Amati dan catat secara periodik setiap 3 menit sampai air mendidih pertama kali. 9. Mengamati dan mencatat waktu saat pertama kali air mendidih. 10. Setelah air mendidih, kompor dimatikan dan dilakukan pengukuran bahan bakar dan uap air yang terpakai. - Pengukuran bahan bakar yang terpakai yaitu dengan mengangkat panci dari atas kompor kemudian timbangan diatur ulang. Berat yang terbaca setelah diatur ulang merupakan berat dari konsumsi bahan bakar yang terpakai. - Pengukuran berat uap yang tepakai yaitu dengan menimbang panci beserta termometer. Kemudian selisih antara berat panci setelah pengujian dengan berat awal panci merupakan berat uap yang hilang. Data yang diperoleh dari langkah-langkah diatas dicatat dalam suatu tabel. Berikut adalah contoh tabel yang digunakan dalam uji coba pemanasan air. Tabel 8. Contoh tabel pengujian pemanasan air Tanggal Uji Percobaan Percobaan Waktu TA TM TR Waktu TA TM TR TA = Temperatur Air TM = Temperatur Minyak 3 3 TR = Temperatur Ruang 6 6 Massa panci = 9 9 Ukuran Panci = 12 12 Massa panci + Air +Termokopel = 15 15 Jenis Kompor = 18 18 Jenis Bahan Bakar = 21 21 24 24 27 27 30 30 33 33 36 36 Waktu Pendidihan Awal Massa Uap gram Massa Minyak terpakai gram Effisiensi T 1 T 4 T 2 T 3 T 6 T 5 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Proses Produksi Minyak Bintaro Kasar Crude Buah bintaro memiliki bentuk bulat dan berwarna hijau Gambar 17a dan ketika tua akan berwarna merah Gambar 17b. Buah bintaro merupakan buah drupa buah biji yang terdiri dari tiga lapisan yaitu epikarp atau eksokarp kulit bagian terluar buah, mesocarp lapisan tengah berupa serat seperti sabut kelapa seperti tampak pada Gambar 17c dan endocarp biji yang dilapisi kulit biji atau testa seperti tampak pada Gambar 17d. Biji yang terdapat di dalam endokarp terdiri dari satu sampai dua biji berbentuk ellips atau oval dalam satu buah. Walapun memiliki bentuk indah namun buah Bintaro tidak dapat dikonsumsi, karena mengandung zat yang bersifat racun cerberin terhadap manusia Khanh 2001. a b b c d Proses produksi minyak bintaro kasar diawali dengan proses pengupasan buah sampai penyaringan seperti dijelaskan pada Gambar 18. Bintaro yang dapat dijadikan minyak harus yang sudah tua yang memiliki warna merah. Bintaro yang sudah jatuh ke tanah dapat juga diolah meskipun kulit luarnya sudah berwarna cokelat. Proses pengupasan dilakukan dengan membelah buah bintaro menjadi dua bagian. Bintaro memiliki kulit yang tebal dan berserat. Maka perlu bantuan golok untuk membelahnya menjadi dua bagian.pada bagian tengah buah terdapat biji bintaro yang masih terlapisi cangkang. Untuk menghilangkan cangkang, cukup dengan bantuan pisau dan dicungkil bijinya keluar. Biji bintaro yang baru dicungkil dan belum dikeringkan akan berwarna putih Gambar 19. Gambar 17. Buah bintaro a buah bintaro muda b buah bintaro tua c mesokarp d endocarp 27 Untuk menurunkan kadar air biji dan mempermudah proses pemisahan minyak, biji dikeringkan pada terlebih dahulu. Pengeringan juga memudahkan proses pemecahan biji. Menurut Norris 1982, minyak yang diperoleh dengan pengempaan mekanis dipengaruhi oleh kandungan air, metode pemanasan, dan komposisi kimia biji. Menurut Swern 1979, pemanasan dapat memberikan sifat plastis biji, mengurangi kelarutan fosfatida, destruksi kapang dan bakteri, serta dapat meningkatkan fluiditas minyak. Pemanasan yang terlalu lama pada suhu yang tinggi akan menurunkan mutu organoleptik minyak. Suhu oven yang digunakan pada penelitian ini adalah 55 °C. Suhu tersebut didasarkan atas pernyataan oleh Whiteley et al 1949 bahwa suhu yang baik untuk ekstraksi minyak secara mekanis adalah 50 – 60 °C, karena pada suhu tersebut lemak sudah mencair sekaligus dapat menggumpalkan protein yang terdapat pada dinding sel dan memecahkan emulsi protein dengan lemak. Biji bintaro dikeringkan di dalam rumah kaca selama1-2 minggu, tergantung kondisi matahari. Setelah 1-2 minggu di dalam rumah kaca, pengeringan dilanjutkan dengan menggunakan oven pengering Gambar 20a. Biji bintaro diletakkan pada layer-layer bertingkat pada ruang oven dan dilaliri udara panas. Suhu udara panas yang dikenakan pada biji bintaro 55 C. Pengeringan menggunakan alat ini selama satu hari, dan biji bintaro akan berwarna putih kehitaman Gambar 20b. Kadar air akhir biji bintaro setelah pengeringan sebesar 9. Gambar 19. Biji bintaro Pengupasan Pengeringan Pengepresan Degumming Penggilingan Gambar 18. Bagan alir proses produksi minyak bintaro