Kapilaritas Sifat Termofisik Minyak Bintaro

32 kapilaritas semakin landai mendekati sumbu x. Ini menunjukan dengan kenaikan suhu mampu mempercepat kenaikan minyak pada sumbu. Selain berpengaruh terhadap angka viskositas, kenaikan suhu mengakibatkan angka densitas menjadi semakin kecil. Dengan bertambah kecilnya densitas, ikatan antar molekul akan semakin renggang menyebabkan ikatan pertikel tersebut mudah begerak bebas. Sehingga menyebabkan perubahan ketinggian yang dapat dicapai terhadap waktu menjadi menjadi lebih kecil atau dengan kata lain kecepatan naiknya minyak sepanjang sumbu menjadi lebih cepat, hal ini sesuai dengan persamaan kapilarisasi h=2γcosθ ρrɡ

4.2.4 Nilai Kalor

Nilai kalor didefinisikan sebagai suatu angka yang menyatakan jumlah panas atau kalori yang dihasilkan dari proses pembakaran satu satuan massa bahan bakar dengan udara atau oksigen. Nilai kalor didapatkan dari konversi nilai densitas, sehingga nilai kalor dipengaruhi oleh densitas. Semakin besar densitas minyak maka nilai kalornya akan semakin rendah Susilo 2007. Untuk mengukur nilai kalor digunakan alat bomb calorimeter Gambar 27. Berdasarkan data dan hasil perhitungan, nilai kalor minyak bintaro yaitu 32699.57 kJkg, sedangkan minyak tanah memiliki nilai kalor yang lebih tinggi dibandingkan minyak bintaro, yaitu 43530 kJkg World bank energy departemen 1985. Hubungan nilai kalor dengan jenis minyak disajikan pada Gambar 28. Gambar 27. Bomb calorimeter Gambar 28. Perbandingan nilai kalor 33 4.3 Uji Kompor Bahan Bakar Minyak Tanah dan Bahan Bakar Minyak Bintaro

4.3.1 Pengukuran Temperatur Api

Pengukuran temperatur api ini dimaksudkan untuk mengetahui bukaan katup yang menghasilkan api berwarna biru dengan temperatur api berwarna biru tertinggi yang mampu dihasilkan oleh kompor. Berdasarkan hal tersebut, maka mencari bukaan katup yang menghasilkan api berwarna biru dengan temperatur tertinggi dapat diketahui dengan mencari bukaan katup yang mampu menghasilkan temperatur api berwarna biru tertinggi, yang selanjutnya akan digunakan sebagai referensi dalam pengujian selanjutnya, yaitu pengujian daya dan efisiensi kompor.

4.3.2 Pengukuran Temperatur Api pada Kompor dengan Bahan Bakar Minyak Tanah

Pada pengujian temperatur api dengan menggunakan bahan bakar minyak tanah, pendekatan profil api biru mampu dihasilkan pada bukaan katup 45 sampai 70 data terlampir. Diluar bukaan tersebut, tidak lagi menghasilkan pendekatan api berwarna biru, namun banyak terdapat beberapa warna merah, sehingga pengambilan data tidak dilakukan. Temperatur optimum dari api berwarna biru yang dihasilkan kompor bahan bakar minyak tanah ditunjukkan pada tabel di bawah. Tabel 10. Data temperatur pada kompor bahan bakar minyak tanah Bukaan katup Tinggi pengukuran mm Temperatur termokopel C Rata-rata 1 2 70 20 740 606 673 40 758 147 452 60 749 109 429 80 313 109 211 100 297 83 190 120 792 83 438 140 316 117 216 160 416 150 283 180 691 145 418 Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa temperatur rata-rata api tertinggi dicapai pada tinggi pengukuran temperatur 20 mm, sebesar 673 C, dengan bentuk kontur api berwarna biru yang ditampilkan pada Gambar 29.