Madura, Masyarakat Santri dan FKMSB

38 alumninya yang menyebar dan keberadaan mereka yang sedikit, mahasiswa Alhamidy Banyuanyar bergabung dengan FKMSB karena kesamaan dalam konteks kultural yang memang lebih dekat. FKMSB di awal kepengurusan berbetuk presidium dan pada Kongres I berhasil memilih Ach Fauzan STAI AL-Khairat sebagai sekjen. Pada Rakernas FKMSB akhir 2000, disepakati untuk membentuk kepengurusan di setiap wilayah. Dalam forum tersebut juga dirumuskan lambang FKMSB. Kemudian pada Kongres II tahun 2001 kepengurusan FKMSB disempurnakan dengan membentuk badan eksekutif yang dipimpin oleh ketua sedangkan presidium dialihfungsikan sebagai legislaif. Badan eksekutif dan legislatif tersebut juga dibentuk di setiap wilayah. Pada Kongres inilah ADART FKMSB disahkan. Kongres juga berhasil memilih Ach. Mukhlisin Unijoyo sebagai ketua yang selanjutnya diberi wewenang membentuk kepengurusan pusat. Sedangkan ketua presidium terpilih adalah H. Holil, S.Ag Alumnus UII Yogyakarta. Kemudian FKMSB menggelar Kongres III ahir 2003 di aula ponpes Al- mujtama’. Dalam Kongres ini ADART FKMSB kembali disempurnakan dan sistem organisasi dimantapkan. Kongres berhasil memilih Ach Baidowi Amirudin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai ketua. Dalam forum itu juga berhasil menetapkan Abd Hamid, SHI IAIN Sunan Ampel Surabaya sebagai ketua presidium. Dimasa kepengurusan ini terjadi perombakan secara signifikan dengan mengandalkan eksistensi. Bahkan, FKMSB mulai diperhitungkan sebagai kekuatan baru dalam level gerakan periode ini penyusunan pedoman administrasi FKMSB serta pengaktifan forum-forum 39 organisasi seperti sidang tahunan, Rakorwil, hingga Rakornas. berbagai bidang bisa dirambah FKMSB khususnya dunia tulis menulis. Kemudian FKMSB menggelar Kongres IV januari 2006 di Hotel Madinah yang kembali memilih Ach Baidowi Amirudin sebagai ketua Umum FKMSB kedua kalinya. Sedangkan ketua presedium terpilih adalah Mahrus Ali UII Yogyakarta dalam kepengurusan ini, distribusi kewenangan mulai diatur seperti pembentukan pembantu ketua. FKMSB mempercepat Kongres V karena pertimbangan regenerasi dan pengoptimalan organisasi pada kongres V berhasil memilih Muhsin Salim UIM Pamekasan sebagi ketua umum. Sedangkan ketua presedium terpilih adalah Moh Ilyas Unira Pamekasan. Mulai kepengurusan ini, Pembantu ketua umum dipangkas menjadi wakil ketua umum. Dan pada tanggal 21 Januari 2009 FKMSB menggelar Kongres yang ke VI guna terciptanya organisasi yang runtun sesuai dengan ADART, Pada kongres ke VI Ini terpilihlah Hafiz al- Azad UIN Syarif Hidayatullah Sebagai perwakilan kandidat dari Jakarta dan terpilih menjadi ketua umum FKMSB periode 2009-2011, dan sebagai wakil ketuanya adalah Wawardi Asyari Universitas Islam Madura dengan ketua Badan legislatif terpilih Ach. Farwis IAIN Sunan Ampel Surabaya Dalam kepengurusan ini terpilih Juga Jufriady Ma’had aly An-Nuaimy Jakarta sebagai skretaris umum dan Isma’il sebagai Bendahara umum UIN Sunan Kalijaga, Yogjakarta. Kemudian pada tanggal 24-26 Desember 2011, FKMSB menggelar Kongres yang ke VII bertempat di Singosari, Malang. Pada Kongres ini, ADART kembali di sempurnakan lagi dan di perbaiki, khususnya yang 40 mengatur mengenai kepengurusan wilayah. Kongres ini berhasil memilih Ahmad Zairi Syakur Malang sebagai ketua umum FKMSB periode 2011- 2013. Sedangkan wakil ketua dipegang oleh Saiful Harir Sumenep, sekretaris umum Edy Sugianto, tetapi kemudian di ganti oleh Agus Zainuddin Pamekasan karena alasan Edy Sugianto menikah, sementara Bendahara umum saudara Zainal Azhar Jakarta. Dan baru kemudian kongres terkahir yaitu kongres di asrama haji sukolilo surabaya yang kemudian melahirkan sosok Syaiful Bahri FKMSB Jabodetabek sebagai ketua umum pada periode 20142015. Jika dilihat dan ditelaah dalam sejarah FKMSB sebagaimana di atas, tampak tidak muncul nama-nama perempuan untuk memegang dan ikut mengatur jalannya organisasi ini. Sejarah organisasi FKMSB sebagaimana penulis jelaskan diatas tampak bahwa dalam kepengurusan harianpun nama- nama perempuan belum muncul dan dicantumkan karena mereka memang tampak belum banyak di perhitungkan padahal jumlah merekla sangat banyak. Baru kemudian pada kongres 2014 di asrama haji Surabaya para perempuan ini semakin vokal. Sehingga kemudian pada hasil rapat kerja di Surabaya muncul nama Rohmatun FKMSB Malang sebagai bendahara umum walaupun jabatanya tidak sampai selesai karena alasan menikah. Kemunculan nama Rohmatun dalam Kongres Surabaya karena upaya yang sangat kuat dilakukan oleh kalangan perempuan FKMSB yang dimotori oleh Halimah Bukhori FKMSB Jabodetabek untuk mendapatkan posisi. Mereka berjuang untuk kemudian perempuan diperlakukan khusus dengan membentuk badan otonom yang yang diberi nama HIMAH Himpunan