Kontrol. Adalah penguasaan wewenang atau kekuatan untuk Gender
20
Disisi lain hubungan antara laki-laki dan perempuan pada dasarnya tercipta bukanlah hubungan atas bawah bahwa laki-laki harus diatas dan
perempuan menjadi the second class yang selalu tertindas. Dalam sejarah panjang, Muhammad sebagai sosok revolusiner dan orang yang paling
berpengaruh sedunia mengajarkan bagaimana relasi antara laki-laki dan perempuan dalam konteks sosial yang seharusnya masih sangat relevan
untuk ditunjukkan. Sebagaiaman Siti Khadijah sebagai saudagar kaya yang menjadi pengusaha dan Muhammad menjadi orang yang paling dipercaya
sebagai pegawainya, sebelum akhirnya setelah pernikahan keduanya itu, Muhammadlah yang seringkali bertugas sebagai manajer utama untuk pergi
berdagang ke Syiria maupun ke Habasyah. Djunaidi Thobieb 2006 : 9. Hal ini masih terus berlanjut pada konteks rumah tangga Muhammad dan
Siti Khadijah bagaimana mereka saling menghargai dan saling menjunjung tinggi satu sama lain, yang kemudian tak ada ketimpangan yang tercipta
maupun diskrimansi dalam relasi keduanya. Namun pada realitas sosial saat ini, masih banyak stereotype
terhadap perempuan yang menganggap lemah dan tidak punya kapasitas yang kemudian mengarah pada diskrimasi terhadap perempuan. Disinilah
persoalannya, karena perempuan seringkali diposisikan bergantung pada suami dan berperan di sektor domestik, sehingga perempuan juga dianggap
sangat mendahulukan emosionalitasnya. Untuk itulah kemudian gerakan feminisme liberal lebih menekankan pada upaya reformasi sistem hukum,
21
politik, dan pendidikan sebagai cara untuk menghapus diskriminasi terhadap perempuan. Endang sumiarti, 2004 : 60-63 .
Hal lain yang paling umum juga sangat mempengaruhi adanya ketimpangan maupun diskriminasi terhadap perempuan adalah karena
konstruksi tersebut, ketimpangan gender masih lumrah ditemukan dalam kehidupan masyarakat akibat dari konstruksi yang terus menerus dilakukan,
baik itu dari budaya masyarakat, pemahaman keagamaan, dan dari kebijakan negara-negara yang bias gender. Dalam konteks konstruksi yang
melahirkan ketimpangan relasi bisa ditemukan dalam berbagai kebudayaan terutama dalam konteks ini dalam organisasi mahasantri Forum
Komunikasi Mahasiswa Santri Banyuanyar FKMSB yang menjadi objek penelitian ini.