4.4. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Wilayah
Dalam penelitian ini, infrastruktur dibagi ke dalam tiga bagian, yakni pendidikan, kesehatan dan infrastruktur umum. Infrastruktur umum terdiri dari
sarana transportasi dan jalan, prasarana dan sarana utilitas pemukiman dan perumahan, telekomunikasi dan informasi, sumber daya air, ketenagalistrikan.
Infastruktur pendidikan pada tahun 2010 di Kota Makassar, jumlah Sekolah Dasar sebanyak 452 unit dengan jumlah guru sebanyak 6.033 orang
dan jumlah murid sebanyak 144.499 orang. Jumlah SLTP sebanyak 179 unit dengan jumlah guru sebanyak 4.268 orang dan jumlah murid sebanyak 61.107
orang. Jumlah SLTA 116 unit dengan jumlah guru sebanyak 5.595 orang dan jumlah murid sebanyak 35.567 orang BPS, 2011.
Infastruktur kesehatan pada tahun 2010 di Kota Makassar terdapat 16 Rumah Sakit, yang terdiri dari 7 Rumah Sakit PemerintahABRI, 8 Rumah Sakit
Swasta serta 1 Rumah Sakit khusus lainnya. Jumlah Puskesmas pada tahun 2010, dari 119 unit puskesmas dapat di kategorikan menjadi 38 puskesmas, 44
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling 37 buah. Di samping sarana kesehatan, ada sumber daya manusia di bidang kesehatan seperti dokter
praktek sebanyak 1.108 orang dan bidan praktek sebanyak 117 orang BPS, 2011.
Ketersediaan fasilitas jalan mendorong terjadinya interaksi antar kawasan dalam suatu wilayah. Produktivitas suatu wilayah sangat ditentukan oleh fasilitas
jalan sebagai media interaksi antar sektor dan antar perumahan ke tempat bekerja. Panjang dan fungsi jalan di Kota Makassar disajikan pada Tabel 8
Tabel 8. Panjang jalan menurut fungsi jalan di Kota Makassar No
Fungsi Jalan Panjang km
1 Arteri
76,52 2
Kolektor 380,93
3 Lokal
1120,88 4
Inspeksi Kanal 15,13
Jumlah 1.593,46
Sumber: BPS 2010 Kondisi sarana dan prasarana jalan di Kota Makassar terdiri dari jalan
arteri, kolektor, lokal, dan inspeksi kanal. Berdasarkan aspek panjang jalan, jalan lokal mendominasi fungsi jalan di Kota Makassar. Jalan kolektor dan arteri
merupakan fungsi jalan terpanjang kedua dan ketiga. Terakhir fungsi jalan inspeksi kanal yang terpendek. Gambaran fungsi jalan dengan panjang jalan
tidak cukup memberikan informasi wilayah dalam melayani interaksi masyarakatnya. Kondisi kualitas jalan di Kota Makassar disajikan pada Tabel 9
Tabel 9. Panjang jalan km dirinci menurut kondisi jalan di Kota Makassar Tahun
Kondisi Jalan Baik
Sedang Rusak Ringan
Rusak Berat 2001
1070,97 292,70
206,48 23,31
2005 121,13
215,24 149,69
15,19 2010
772,69 264,04
238,15 318,58
Sumber: BPS 2010 Sumber air bersih yang digunakan oleh masyarakat Kota Makassar pada
saat ini berasal dari sumur, PDAM Perusahaan Daerah Air Minum dan sumur bor. Berdasarkan data dari PDAM Kota Makassar sampai dengan akhir tahun
2009 jumlah pelanggan PDAM Kota Makassar sebanyak 146.687 pelanggan, dengan jumlah total air yang disalurkan sepanjang tahun 2009 sebanyak
38.825.667 m
3
. Persentase volume air terbesar yang disalurkan oleh PDAM adalah pelanggan rumah tangga, persentasenya mencapai 81 dari persentase
keseluruhan, sedangkan yang lainnya merupakan pemakaian pelanggan dalam bidang Bisnis, Industri, Pemerintah, Sosial, dengan masing-masing
persentasenya sebesar 9, 1, 5, 4. Gerak pembangunan di Kota Makassar tidak terlepas dari dukungan
sarana dan prasarana energi listrik dalam upaya mendorong pertumbuhan perekonomiaan dan pembangunan lainnya. Energi listrik ini dipergunakan untuk
keperluan domestic dan industri. Berdasarkan data dari BPS Kota Makassar, satu kantor cabang, empat kantor rayon, dua kantor sub ranting, dan satu listrik
desa yang melayani kebutuhan energi masyarakat, khususnya Kota Makassar. Tahun 2009 energi yang terjual sebanyak 1.172.533.660 Kwh dengan daya yang
tersambung sebesar 559.639.875 VA. Jumlah pelanggan sebanyak 241.396 buah.
Sarana telekomunikasi di Kota Makassar berdasarkan data tahun 2009, jumlah sambungan telepon kategori pelanggan 198.867, kategori line in service
sebanyak 199.443, kategori connected line sebanyak 295.210 dan telah mampu menjangkau semua kecamatan yang ada di Kota Makassar. Pelayanan jasa
oleh Pos dan Giro melalui PT. Pos Indonesia sebanyak 32 unit dengan klasifikasi
1 unit Kantor Pos dan Giro Kelas II, 4 unit Kantor Pos dan Giro Kelas VII, 24 unit Kantor Pos dan Giro Kelas X, tiga unit Kantor pos dan Giro Pembantu. Selain itu
sarana telekomunikasi yang dapat diakses oleh masyarakat yaitu melalui penyediaan layanan seluler oleh beberapa provider yang mengembangkan
investasinya di Kota Makasar. Hal ini dapat diketahui dengan beroperasinya tower seluler yang tersebar di 14 kecamatan di Kota Makassar.
4.5. Kebijakan Pembangunan Wilayah