Kondisi Demografi GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

rata tahunan selama kurung waktu dari 1997 – 2011 berkisar pada 3.083 mm. Suhu rata-rata antara 25 C sampai 33 C. Tadjang 2001 menguraikan bahwa sistem klasifikasi yang digunakan oleh Oldeman dalam menetapkan macam bulan adalah curah hujan rata-rata bulanan selama periode paling sedikit 10 tahun. Kriteria tinggi curah hujan rata-rata yang digunakan Oldeman dalam menentukan macam bulan adalah: 1 Bulan Kering BK adalah bulan dengan curah hujan rata-rata 100 mm, 2 Bulan Lembab adalah bulan dengan curah hujan rata-rata 100-200 mm, 3 Bulan Basah adalah bulan dengan curah hujan rata-rata 200 mm. Berdasarkan kriteria macam bulan, periode Bulan Basah terjadi pada Desember, Januari, Februari, Maret, dan April. Bulan Kering terjadi pada Juni, Juli, Agustus, September, dan Oktober. Bulan Mei dan Nopember merupakan Bulan Lembab di Kota Makassar. Menurut Oldemen Wilayah Kota Makassar termasuk tipe iklim pertanian C3. Sedangkan menurut Schmid- Ferguson, Kota Makassar termasuk wilayah dengan tipe hujan D daerah sedang dengan ciri vegetasi hutan musim.

4.2. Kondisi Demografi

Dari sisi demografi, jumlah penduduk Kota Makassar dalam kurun waktu 10 tahun terakhir selalu mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini terbukti oleh kenaikan jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 226.686 jiwa dari kondisi jumlah penduduk pada tahun 2000 yang mencapai 1.112.688 jiwa. Jumlah penduduk pada tahun 2010 sebesar 1.339.374 jiwa, lebih dari 50-nya berada di wilayah lima kecamatan perbatasan dengan kabupaten tetangga Kota Makassar. Hal ini mengindikasikan bahwa distribusi penduduk di Kota Makassar masih berorientasi ke pinggir atau menjauhi pusat pemerintahan. Fakta ini diperkuat oleh pertumbuhan jumlah penduduk di wilayah peri-urban berada diatas rata-rata kota. Pertambahan penduduk Kota Makassar 2000-2010 sebesar 1,65. Wilayah Kecamatan yang pertambahan penduduknya diatas rata-rata kota adalah Biringkanaya 5,45, Manggala 3,90, Tamalate 2,50, Tamalanrea 2,00, kecuali Kecamatan Rappocini yang pertambahan penduduknya berada dibawah rata-rata kota 1,50. Kecamatan lainnya yang berada di sekitar pusat kota yang mengalami pertambahan penduduk minus dengan kata lain terjadi pengurangan jumlah penduduk yaitu Kecamatan Mamajang -0,30, Kecamatan Makassar -0,15, Kecamatan Ujung Pandang - 0,72, Kecamatan Wajo -1,83, dan Kecamatan Boantoala -0,87. Selebihnya berada pada kisaran pertambahan pertambahan penduduk dari 0,3 sampai 1,2. Fenomena pertambahan penduduk yang kurang merata di atas, mengindikasikan adanya daya tarik yang lebih kuat di wilayah pinggiran kota. Tabel 7. Jumlah penduduk jiwa kecamatan peri-urban Kota Makassar dari tahun 2000 - 2010 No Kecamatan 2000 2001 2004 2005 2006 2008 2010 1 Tamalate 130777 131871 143987 144458 148589 152197 170878 2 Rappocini 128637 128962 136128 136725 139491 142958 151091 3 Manggala 77443 79251 92411 92524 96632 99008 117075 4 Biringkanaya 96057 97951 118633 119818 125636 128731 167741 5 Tamalanrea 82641 83873 84247 84890 86987 89143 103192 Total 5 Kecamatan 515.555 521.908 575406 578.415 597.335 621.162 709.977 Total MAKASSAR 1,112,688 1,130,384 1,179,024 1,193,434 1,223,540 1,253,656 1,339,374 Persentase Kota Makassar 46,33 46,17 48,80 48,47 48,82 48,2 53,01 Sumber: BPS Kota Makassar 2012

4.3. Karakteristik Ekonomi