Analisis kolesterol dengan GLC AACC 1983

xl5 7. Detektor : FID suhu 250 ºC 8. Panjang kolom : 40 m 9. Diameter dalam kolom : 1,2 mm d Perhitungan jumlah asam lemak Prinsip analisis komposisi asam lemak dengan kromatografi gas adalah dengan mengubah komponen asam lemak pada lemakminyak menjadi senyawa volatil metil ester asam lemak yang akan di deteksi oleh detektor FID dalam bentuk respon berupa peak kromatogram. Jenis dan jumlah asam lemak yang ada pada contoh dapat diidentifikasi dengan membandingkan peak kromatogram contoh dengan peak kromatogram asam lemak standar yang telah diketahui jenis dan konsentrasinya, kemudian dihitung kadar asam lemaknya. Kadar asam lemak dalam sampel dapat dihitung dengan rumus: Konsentrasi sampel Asam lemak mgg lemak = x 100 100 - konsentrasi pelarut

3.4.6. Analisis kolesterol dengan GLC AACC 1983

Analisis kadar kolesterol dilakukan menggunakan teknik kromatografi gas. Teknik ini memerlukan preparasi sampel sebelum diinjeksikan ke gas kromatograf. Sampel udang ronggeng ditimbang dalam tabung reaksi dengan tutup berlapis. Kemudian ditambahkan etanol 8 ml yang mengandung 0,25 butil hidroksil anisol BHA dan larutan KOH dalam air. Selanjutnya disaponifikasi pada suhu 80 ºC selama 15 menit, dikocok digoyang-goyangkan selama pemanasan. Kemudian sampel didinginkan dengan air, kemudian ditambahkan 15 ml sikloheksana dan akuades 12 ml. Lalu dikocok dengan vortex selama 1 menit kemudian disentrifuse selama 5 menit. Lapisan atas yang terbentuk dipisahkan dengan pipet dan diekstrak dengan heksana. Campuran ekstrak yang dihasilkan diuapkan dengan rotavapor sampai beberapa mililiter, lalu dipindahkan ke dalam tabung reaksi lain untuk dikeringkan dengan aliran gas nitrogen. Residu hasil pengeringan dilarutkan kembali dengan n-heksana 0,25 ml. Kemudian 1 mikroliter diinjeksikan ke dalam gas xli5 kromatofrafi. Recorder menghasilkan data berupa kurva setelah beberapa menit. Perhitungan konsentrasi kolesterol yang ada pada bahan, dilakukan pembuatan kurva standar dengan menggunakan kolesterol yang telah siap pakai dan mengalami perlakuan yang sama dengan sampel. Kadar kolesterol dalam sampel dapat dihitung dengan rumus: A1 x K standar x V akhir A2 Kadar kolesterol ppm= Bobot sampel Keterangan : A1 : Luas puncak kromatogram sampel A2 : Luas puncak kromatogram standar K standar : Konsentrasi standar kolesterol V akhir : Volume akhir sikloheksana yang ditambahkan xlii5

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Udang Ronggeng

Udang ronggeng yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari pasar ikan Muare Angke Jakarta Utara, dan merupakan hasil tangkapan nelayan yang berasal dari kepulauan Seribu. Karakteristik ukuran dan bobot udang ronggeng dapat dilihat pada Tabel 3. Data mentah ukuran, panjang, dan berat udang ronggeng dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 3. Ukuran panjang dan bobot udang ronggeng No. Parameter Nilai cm 1. Panjang total 30,08 ± 1,59 2. Panjang baku 24,63 ± 1,68 3. Panjang toraks 5,09 ± 0,54 4. Panjang abdomen 10,95 ± 0,61 5. Panjang kepala 6,18 ± 0,82 6. Panjang ekor telson 4,00 ± 0,67 7. Lebar badan 5,53 ± 0,63 8. Lebar toraks 3,11 ± 0,34 9. Lebar kepala 3,92 ± 0,50 10. Panjang uropod 6,20 ± 0,53 11. Panjang thoracopod 1 6,44 ± 0,96 12. Panjang thoracopod 2 18,8 ± 1,21 13. Panjang thoracopod 3-5 6,44 ± 0,50 14. Panjang kaki jalan 4,95 ± 0,38 15. Panjang kaki renang 3,31 ± 0,51 16. Panjang gill 0,90 ± 0,17 17. Panjang gigi 1,28 ± 0,24 18. Panjang antena 1tidak bercabang 4,93 ± 0,26 19. Panjang antena 2 bercabang 8,65 ± 0,23 20. Panjang antena scale 3,98 ± 0,21 21. Bobot g 206,08 ± 10,8 Keterangan: sampel 20 ekor udang ronggeng