Penetapan C Kelapa Sawit Penentuan Kadar Air dan Bobot Isi Gambut Penetapan C Organik Gambut Penetapan Kadar Air Kritis dengan Peluang 60-80

Tabel 1. Sifat – Sifat Kelapa Sawit dan Gambut yang Diamati Beserta Metode Pengukurannya No Sifat yang Dianalisis Metode pengukuran

A. Sifat Fisika dan Kimia

Kelapa Sawit 1. Kadar Air Gravimetri Blakemore et al. 1987 2. C Organik Pengabuan Kering Blakemore et al. 1987

B. Sifat Fisika Tanah

1. Bobot Isi Gravimetri Blakemore et al. 1987 2. Kadar Air Gravimetri Blakemore et al. 1987 3. Kadar Air Kritis dengan Peluang 60-80 Terjadinya Kering Tidak Balik Water Drop Penetration Time Bisdom et al. 1993

C. Sifat Kimia Tanah

1. C Organik Pengabuan Kering Blakemore et al. 1987 2. Kadar Abu Pengabuan Kering Blakemore et al. 1987 3. pH H 2 O 1:5 pH meter Black 1965

3.3.2.1 Penetapan C Kelapa Sawit

Penetapan C organik dari biomassa kelapa sawit dilakukan dengan menggunakan metode pengabuan kering. Bagian-bagian dimensi kelapa sawit yang dianalisis adalah batang, pelepah dan daun.

3.3.2.2 Penentuan Kadar Air dan Bobot Isi Gambut

Pengambilan contoh tanah dilakukan pada plot penelitian dengan kedalaman antara 0-100 cm menggunakan metode ring sampel dengan tahapan berikut ini : 1 Lapisan atas tanah diratakan dan dibersihkan. Kemudian ring ditempatkan pada lapisan tanah tersebut. 2 Ring ditekan sampai tiga perempat bagiannya masuk ke dalam tanah, letakkan ring lain diatasnya kemudian ditekan lagi. Selanjutnya tanah disekeliling ring digali dengan cangkul atau pisau. 3 Ring beserta tanah didalamnya digali dengan cangkul lalu kedua ring tersebut dipisahkan. 4 Permukaan tanah di dalam ring sampel diratakan dengan menggunakan gergaji triplek. Apabila ada akar atau serasah maka dipotong dengan gunting secara hati-hati agar tidak sampai merusak tanah di dalam ring sampel. 5 Ring sampel ditutup dengan alumunium foil dan diselotip serapat mungkin dan dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk menghindari berkurangnya kadar air. 6 Tahap selanjutnya contoh gambut tersebut dimasukkan dalam cawan almunium dan ditimbang lalu dioven 24 jam dengan suhu 105 C. 7 Kemudian ditetapkan kadar air dan dihitung bobot isi gambut Brady 1990.

3.3.2.3 Penetapan C Organik Gambut

Contoh gambut berdasarkan tingkat kematangan yaitu saprik, hemik dan fibrik yang dikeringanginkan selama 2-3 hari sampai kadar airnya berkurang. Kemudian ditumbuk sampai kira-kira halus lalu diayak dengan ayakan. Selanjutnya, karbon organik gambut diukur dengan menggunakan metode pengabuan kering lost of ignation. Kemudian dihitung juga persentase kadar abunya sebagai cara untuk menentukan besarnya bahan mineral yang terkandung dalam gambut.

3.3.2.4 Penetapan Kadar Air Kritis dengan Peluang 60-80

Terjadinya Kering Tidak Balik Analisis ini menggunakan contoh gambut yang terganggu dengan berbagai tingkat kematangan saprik, hemik dan fibrik. Contoh diambil pada ketebalan 0-2 cm pada permukaan lahan gambut. Analisis ini sangat berkaitan dengan terbentuknya pasir semu psedousand, meliputi tahapan sebagai berikut : 1 Contoh tanah gambut ditimbang dan dioven pada suhu 50 o C dengan lama 15, 30, 45, 55, 65, 75, 90, 105, 120, 135 dan 150 menit, sehingga diperoleh data proporsi untuk suatu sebaran peluang binomial terjadi atau tidak terjadinya kering tak balik. 2 Selanjutnya ditetapkan kadar air masing-masing contoh gambut tersebut. 3 Kemudian diamati sifat kering tak balik menggunakan metode Water Drop Penetration Time WDPT yang diadopsi oleh Bisdom et al. 1993 yaitu dengan meneteskan 3 tetes aquades diameter 6 mm ke atas bahan gambut Tabel 2. 4 Berikutnya mengamati sudut kontak antara air dengan permukaan bahan gambut dan waktu terjadinya penetrasi. Bila sudut kontak 90 dengan waktu penetrasi 5 detik, maka bahan gambut tidak dapat menyerap air kembali. Sebaliknya bila sudut kontak 90 dengan waktu penetrasi 5 detik, maka bahan gambut dapat menyerap air. Klasifikasi bahan menolak air disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi Bahan Menolak Air Berdasarkan Metode WDPT WDPT detik Klasifikasi Bahan 5 5-60 60-600 600-3600 3600 Bahan dapat menyerap air kembali Bahan menolak air lemah Bahan menolak air kuat Bahan menolak air sangat kuat Bahan menolak air ekstrim kuat Hasil pengukuran sifat-sifat gambut dilakukan analisis regresi dan korelasi untuk mengetahui pengaruhnya satu sama lain dengan menggunakan MS. Excel dan SPSS Ver. 11.

3.3.2.5 Pendugaan C Biomassa Kelapa Sawit C Atas Permukaan