Persamaan Alometrik HASIL DAN PEMBAHASAN

akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya pertumbuhan tanaman tersebut. Meskipun telah dilakukan pemupukan tetapi sebagian dikelat oleh senyawa organik sehingga tidak bisa diambil oleh tanaman, dan sebagian lagi akan hilang dengan cepat melalui aliran air permukaan runoff maupun pencucian leaching. Tinggi tanaman seolah-olah berkurang seiring bertambahnya umur tanaman. Sebenarnya hal ini diakibatkan oleh daya dukung gambut yang rendah menyebabkannya tidak mampu menopang tanaman sehingga tanaman tumbuh miring dan bengkok. Faktor lainnya yang diduga adalah kondisi lahan gambut yang miskin hara yang menyebabkan kelapa sawit lebih cepat mengalami masa stagnasi dalam pertumbuhannya jika dibandingkan pada pada kelapa sawit yang tumbuh pada tanah mineral. Gambar 13. Kelapa Sawit yang Terserang Hama Rayap dan Tumbuh Miring di Lahan Gambut

4.7 Persamaan Alometrik

Metode pendugaan cadangan karbon atas permukaan dengan pendekatan biomassa merupakan salah satu metode yang bisa diterapkan Gibbs et al. 2007. Biomassa dapat diduga melalui pengukuran lapangan yang intensif atau dikembangkan dengan persamaan alometrik yang telah disusun sebelumnya Brown 1997. Model pendugaan biomassa dapat disusun berdasarkan parameter tinggi dan diameter pohon Johnsen et al. 2001. Persamaan alometrik merupakan persamaan yang menghubungkan dimensi-dimensi dari pohon dengan nilai biomassa pohon. Setiap tanaman yang berbeda akan memiliki pola yang berbeda untuk membentuk persamaan alometrik ini. Penyusunan persamaan alometrik untuk kelapa sawit yang telah dilakukan oleh Thenkabail et al. 2004 menghasilkan persamaan berikut : Berat Kering kg = 0.3747tinggi cm + 3.6334 R 2 = 0.9804 Tetapi persamaan tersebut disusun berdasarkan data biomassa dan dimensi kelapa sawit yang ditanam pada lahan mineral di Afrika, sehingga kurang tepat jika diterapkan pada kelapa sawit yang tumbuh di lahan gambut. Penelitian ini mencoba untuk pertama kalinya menyusun persamaan alometrik untuk kelapa sawit yang ditanam pada lahan gambut berdasarkan contoh kelapa sawit yang ditebang sebanyak 34 pohon mewakili berbagai umur tanam. Persamaan ini menghubungkan total biomassa dari batang, pelepah dan daun dengan peubah bebas diameter D, tinggi H dan D 2 H yang berasal dari 7 tujuh plot penelitian yang mewakili umur tanam 18, 17, 13, 11, 9, 2, dan 1 tahun yang kondisinya ditampilkan pada Lampiran 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11. Karena pada penelitian ini tidak diperoleh data umur 3-8 tahun, maka persamaan yang dibangun belum sesungguhnya menggambarkan hubungan yang kuat antara biomassa dan dimensi-dimensi kelapa sawit yang diukur. Untuk memperoleh persamaan yang lebih baik maka digunakan berbagai kombinasi peubah diameter meliputi diameter dengan pelepah yang diukur sejajar tanah D1, diameter dengan pelepah yang diukur tegak lurus batang D2 serta diameter tanpa pelepah D3, dan peubah tinggi meliputi tinggi total kelapa sawit H1, tinggi bebas percabangan H2 dan panjang batang miring H3. Hubungan antara biomassa kelapa sawit dengan dimensinya tersebut disajikan pada Gambar 14, 15, 16, dan 17. y1 = 8E-06x3,89 R² = 0,96 y2 = 6E-06x3,97 R² = 0,95 y3 = 0,0002x3,49 R² = 0,93 50 10 150 20 25 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Biom a ss a K er in g k gp o h o n Diameter cm D1 Dia meter denga n Pelepa h ya ng Diukur Seja ja r Ta na h D2 Dia meter denga n Pelepa h ya ng Diukur Tega k Lurus Ba ta ng D3 Dia meter Ta npa Pelepa h Power D1 Dia meter denga n Pelepa h ya ng Diukur Seja ja r Ta na h Power D2 Dia meter denga n Pelepa h ya ng Diukur Tega k Lurus Ba ta ng Power D3 Dia meter Ta npa Pelepa h Gambar 14. Hubungan antara Biomassa Kering dengan Diameter Batang Berdasarkan Model Persamaan I y1 = 2E-05x + 8,30 R² = 0,92 y2 = 2E-05x + 8,89 R² = 0,89 y3 = 5E-05x + 17,59 R² = 0,84 50 100 150 200 250 2000000 4000000 6000000 8000000 10000000 B io m a ss a K e r ing kg po ho n D2H D1H1 Dia meter denga n Pelepa h ya ng Diukur Seja jar Ta nah dan Tinggi Total D2H1 Dia meter denga n Pelepa h ya ng Diukur Tega k Lurus Ba ta ng da n Tinggi Tota l D3H1 Dia ma ter Ta npa Pelepa h da n Tinggi Total Linea r D1H1 Dia meter denga n Pelepa h ya ng Diukur Sejajar Tana h dan Tinggi Total Linea r D2H1 Dia meter denga n Pelepa h ya ng Diukur Tegak Lurus Batang dan Tinggi Tota l Linea r D3H1 Dia ma ter Ta npa Pelepah da n Tinggi Tota l Gambar 15. Hubungan Biomassa Kering dengan Diameter Batang dan Tinggi Total Berdasarkan Model Persamaan II y1= 6E-05x + 41,57 R² = 0,82 y2 = 6E-05x + 32,97 R² = 0,87 y3 = 0,0001x + 32,15 R² = 0,87 50 100 150 200 250 300 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000 4500000 B iom as sa K e r in g k g p oh on D 2 H D1H2 Diameter dengan Pelepah yang Diukur Sejajar Tanah dan Tinggi Bebas Percabangan D2H2 Diameter dengan Pelepah yang Diukur Tegak Lurus Batang dan Tinggi Bebas Percabangan D3H2 Diameter Tanpa Pelepah dan Tinggi Bebas Percabangan Linear D1H2 Diameter dengan Pelepah yang Diukur Sejajar Tanah dan Tinggi Bebas Percabangan Linear D2H2 Diameter dengan Pelepah yang Diukur Tegak Lurus Batang dan Tinggi Bebas Percabangan Linear D3H2 Diameter Tanpa Pelepah dan Tinggi Bebas Percabangan Gambar 16. Hubungan Biomassa Kering dengan Diameter Batang dan Tinggi Bebas Percabangan Berdasarkan Model Persamaan II y1 = 6E-05x + 43,74 R² = 0,80 y2 = 6E-05x + 36,19 R² = 0,84 y 3= 0,0001x + 34,49 R² = 0,86 50 100 150 200 250 300 500000 1000000 1500000 2000000 2500000 3000000 3500000 4000000 4500000 n po h o k g ri ng a K e m a ss B io D 2 H D1H3 Diameter dengan Pelepah yang Diukur Sejajar Tanah dan Panjang Batang Miring D2H3 Diameter dengan Pelepah yang Diukur Tegak Lurus Batang dan Panjang Batang Miring D3H3 Diameter Tanpa Pelepah dan Panjang Batang Miring Linear D1H3 Diameter dengan Pelepah yang Diukur Sejajar Tanah dan Panjang Batang Miring Linear D2H3 Diameter dengan Pelepah yang Diukur Tegak Lurus Batang dan Panjang Batang Miring Linear D3H3 Diameter Tanpa Pelepah dan Panjang Batang Miring Gambar 17. Hubungan Biomassa Kering dengan Diameter Batang dan Panjang Batang Miring Berdasarkan Model Persamaan II Pada Tabel 10 disajikan berbagai konstanta regresi dari persamaan alometrik yang disusun berdasarkan hubungan antara biomassa dengan diameter dan tinggi dari kelapa sawit. Tabel 10. Konstanta Regresi dari Berbagai Model Persamaan Alometrik untuk Menduga Biomassa Persamaan Alometrik Peubah β β 1 β 2 R 2 Model I : Ŷ = β D β1 D1 8.00 exp -6 3.89 0.96 D2 6.00 exp -6 3.97 0.95 D3 2.00 exp -4 3.49 0.93 Model II : Ŷ = β + β 1 D 2 H D1;H1 8.30 2.00 exp -5 0.92 D2;H1 8.89 2.00 exp -5 0.89 D3;H1 17.59 5.00 exp -5 0.84 D1;H2 41.57 6.00 exp -5 0.82 D2;H2 32.97 6.00 exp -5 0.87 D3;H2 32.15 1.00 exp -4 0.87 D1;H3 43.74 6.00 exp -5 0.80 D2;H3 36.19 6.00 exp -5 0.84 D3;H3 34.49 1.00 exp -4 0.86 Model III : Ŷ = β D β1 H β2 D1;H1 2.29 exp -5 1.55 1.29 0.99 D2;H1 2.14 exp -5 1.51 1.33 0.93 D3;H1 7.08 exp -5 1.11 1.47 0.98 D1;H2 2.69 exp -4 2.31 0.57 0.98 D2;H2 2.45 exp -4 2.30 0.60 0.99 D3;H2 2.24 exp -3 1.85 0.68 0.99 D1;H3 1.38 exp -4 2.41 0.55 0.98 D2;H3 1.95 exp -4 2.39 0.58 0.98 D3;H3 1.95 exp -3 1.93 0.66 0.98 Keterangan : D1 : Diameter dengan pelepah yang diukur sejajar tanah D2 : Diameter dengan pelepah yang diukur tegak lurus batang D3 : Diameter tanpa pelepah yang diukur tegak lurus batang H1 : Tinggi total H2 : Tinggi bebas percabangan H3 : Panjang batang miring Ŷ : Peubah biomassa pohon β , β 1 , β 2 : Konstanta regresi R 2 : Koefisien determinasi Model persamaan alometrik I dan III disusun berdasarkan persamaan regresi non linier tunggal dan berganda , dimana peubah yang digunakan adalah fungsi logaritma log. Sementara model II disusun berdasarkan persamaan regresi linier tunggal. Masing-masing model diuji berdasarkan koefisien determinasi R 2 . Dari hasil perhitungan ternyata semua model yang disusun memiliki kemampuan untuk menjelaskan peubah biomassa dengan baik. Jadi berbagai persamaan alometrik ini sebenarnya bisa digunakan sebagai dasar untuk menduga C biomassa kelapa sawit. Namun jika harus dilakukan pemilihan maka model III merupakan model terbaik. Model tersebut adalah yang disusun berdasarkan i peubah kombinasi diameter batang dengan pelepah yang diukur sejajar tanah D1 dengan tinggi total H1, ii peubah kombinasi diameter dengan pelepah yang diukur tegak lurus batang D2 dengan tinggi bebas percabangan H2 dan iii kombinasi peubah diameter batang tanpa pelepah D3 dengan tinggi bebas percabangan H2, dimana R 2 masing- masing persamaan adalah 0.99.

4.8 Pendugaan Cadangan C Biomassa Kelapa Sawit