Boiga cynodon dijumpai sedang melintas jalan setapak menuju hutan rawa
saat peneliti akan kembali menuju hutan campuran di Camp Tanjung Harapan. Chrysopelea paradisi
dijumpai sedang “terbang” dari tajuk pohon ke pohon lainnya. Jenis ini memiliki kemampuan untuk memipihkan tubuhnya secara
horizontal dan melompat dari satu pohon ke pohon lain sehingga tampak seperti terbang. Pergerakan jenis ini, menurut Socha dan Sidor 2005, merupakan salah
satu perilaku untuk menghindari pemangsa. Dendrelaphis caudolineatus dijumpai sedang bergerak diantara cabang pohon dan diduga sedang mencari
mangsanya, yaitu cicak pohon dan kadal. Jenis lainnya, yaitu Naja sumatrana dijumpai sedang berjemur basking di bawah sinar matahari.
Perjumpaan jenis ular dapat lebih maksimal apabila telah diketahui habitat, ketersedian mangsa, serta pola aktivitas dari jenis ular tersebut. Hal tersebut
diperlukan untuk meminimalkanmengurangi gangguan atau ancaman yang dapat terjadi, baik terhadap ular maupun habitatnya.
5.2.6 Gangguan dan Ancaman Kelestarian Jenis Ular
TNTP yang termasuk salah satu Taman Nasional di Indonesia dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi baik keanekaragaman ekosistem,
flora, serta fauna, merupakan habitat ideal yang dapat menunjang kehidupan berbagai jenis ular. Namun, hal tersebut tidak dapat menjamin terjaganya
kelestarian jenis ular yang terdapat di dalam kawasan. Terdapat berbagai jenis gangguan di TNTP yang dapat mengancam
kelestarian ular, antara lain pembunuhan ular oleh masyarakat sekitar, aktivitas manusia yang cukup tinggi, dan kerusakan habitat. Selama ini, oleh masyarakat
sekitar, ular dipandang sebagai makhluk yang menakutkan. Masyarakat beranggapan bahwa semua jenis ular adalah ular berbisa dan dapat menyebabkan
kematian. Selain itu, terdapat dampak psikologis berupa timbulnya rasa ketakutan
dan jijikgeli yang menyebabkan masyarakat tidak segan-segan membunuh ular bila menjumpainya. Kondisi ini timbul karena kurangnya pengetahuan mengenai
ular yang dimiliki. Jika terus berlanjut, maka akan sangat berdampak terhadap kelestarian jenis ular.
Tingginya aktivitas manusia di sekitar lokasi penelitian, dapat menjadi gangguan lain terhadap kelestarian ular. Lokasi penelitian merupakan objek daya
tarik wisata utama di TNTP. Selain itu, lokasi penelitian terletak di perbatasan Taman Nasional dengan desa di sekitarnya yang dipisahkan oleh batas alam
berupa sungai yang dimanfaatkan sebagai sarana transportasi utama oleh masyarakat.
Intensitas manusia yang tinggi di sekitar lokasi penelitian tersebut akan mempengaruhi pola aktivitas ular, baik dalam mencarimendapatkan mangsa
maupun berkembangbiak, karena ular akan cenderung menghindar serta mencari habitat yang lebih aman dan menyebabkan berkurangnya jumlah individu dalam
komunitas yang ada sehingga dapat mengancam kelestarian jenisnya. Gangguan lain terhadap ular berupa terjadinya kerusakan habitat yang
terjadi di dalam kawasan maupun di sekitar kawasan. Kerusakan habitat yang terjadi, antara lain perubahan tutupan vegetasi akibat kebakaran hutan, adanya
aktivitas pertambangan tradisional yang berbatasan langsung dengan kawasan TNTP, serta pencemaran air sungai oleh limbah pertambangan yang menyebabkan
kualitas air sungai menurun. Kerusakan habitat tersebut dapat mengakibatkan perubahan kondisi iklim
mikro pada setiap habitat yang ada. Menurut Stuebing dan Inger 1999, kerusakan habitat akan mempengaruhi pola makan atau merubah kebutuhan suhu
dan kelembaban lingkungan yang ideal bagi ular, sehingga menyebabkan hilangnya mangsa dan terjadinya peningkatan suhu yang dapat mengakibatkan
kematian pada ular lethal temperature. Untuk
menekanmengurangi gangguan
dan ancaman terhadap kelestarian jenis ular yang terdapat di TNTP diperlukan peran serta berbagai pihak yang ada
di TNTP, baik BTNTP sebagai pengelola kawasan, mitra-mitra Taman Nasional, serta masyarakat sekitar. Adanya komitmen bersama dari berbagai pihak di TNTP
dapat menjadi modal utama dalam upaya melestarikan jenis ular beserta habitatnya, sehingga keseimbangan ekosistem di TNTP dapat terjaga dengan baik.
BAB VI.
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan