5. Indeks Nilai Penting untuk tingkat pancang dan semai
6. Luas Bidang Dasar LBDS
3.6 Diagram Alur Pembuatan Peta Sebaran Ular
Langkah-langkah pembuatan peta sebaran ular berdasarkan tipe habitat di lokasi penelitian disajikan pada Gambar 3.
Gambar 3 Diagram alur pembuatan peta sebaran ular.
PETA PENUTUPAN LAHAN TANJUNG
PUTING
PETA SEBARAN ULAR
PENANDAAN KOORDINAT ULAR
INVENTARISASI ULAR
BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Kawasan
Taman Nasional Tanjung Puting termasuk salah satu kawasan konservasi yang ditetapkan sebagai Cagar Biosfer sejak tahun 1977. Penetapan kawasan ini
bertujuan untuk perlindungan terhadap dua jenis satwa langka dan dilindungi, yaitu orangutan Kalimantan Pongo pygmaeus dan bekantan Nasalis larvatus.
TN Tanjung Puting awalnya merupakan kawasan konservasi seluas 305.000 Ha, terdiri dari CA Kotawaringin 100.000 Ha dan SM Sampit 205.000
Ha. Sesuai dengan penetapan batas kawasan yang dilakukan mulai tahun 19691970 hingga 19731974, kawasan Tanjung Puting mengalami perubahan
luasan menjadi 270.040 Ha. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 698KptsUM111978 pada tanggal 13 November 1978, Tanjung Puting diperluas
menjadi 300.040 Ha. Kawasan Tanjung Puting ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis Dirjen
PHPA dengan SK Menteri Kehutanan No. 687Kpts111984 tanggal 12 Mei 1984, kemudian ditetapkan sebagai Taman Nasional pada tahun yang sama dengan luas
305.040 Ha berdasarkan SK Dirjen PHPA No. 46KptsVI-Sel1984. Kawasan TN Tanjung Puting mendapat tambahan areal dari eks HPH PT. Hezubasah seluas
90.000 Ha dan kawasan perairan disekitarnya seluas 25.000 Ha berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 687Kpts-111996 tanggal 25 Oktober 1996, sehingga
luas total kawasan TN Tanjung Puting menjadi 415.040 Ha Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, 2004.
4.2 Letak Kawasan
Secara administratif, TN Tanjung Puting termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat dan Kabupaten Seruyan Propinsi Kalimantan
Tengah. Secara geografis, kawasan ini terletak diantara 2°35’-3°35’ LS dan 111°50’-112°15’ BT. Sebagian besar wilayahnya merupakan semenanjung
alluvial yang berawa-rawa dan dibatasi Sungai Sekonyer di bagian utara, Laut Jawa dibagian Barat dan Selatan, serta batas buatan yang berjarak 10-15 Km dari
Sungai Seruyan dibagian Timur Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, 2004.
4.3 Fisik Kawasan 4.3.1 Topografi