Kesamaan Jenis Ular Pembahasan .1 Kekayaan Jenis Ular

memenuhi kebutuhan hidup ular. Letak kedua habitat yang berdekatan dengan aliran sungai serta banyak terdapatnya satwa mangsa ular di sekitar bangunan rumah, seperti cicak dan kadal, menarik beberapa jenis ular untuk menempati habitat tersebut. Jenis Psammodynastes pictus serta beberapa jenis ular semi akuatik, seperti Xenochrophis maculata dan Xenochrophis trianguligera, menyebar di sekitar aliran sungai dan daerah rawa. Jenis ular lainnya, seperti Ahaetulla prasina , Dendrelaphis caudolineatus, Dendrelaphis pictus, serta Dryophiops rubescens , menyebar diantara vegetasi yang terdapat di sekitar areal Camp. Menurut Stuebing dan Inger 1999, jenis ular ini merupakan jenis ular yang umum dijumpai pada habitat yang terganggu atau dekat dengan habitat manusia.

5.2.4 Kesamaan Jenis Ular

Jenis ular yang dijumpai di lokasi penelitian memiliki kesamaan antara satu habitat dengan habitat lainnya. Habitat hutan rawa primer dan hutan campuran di Camp Leakey berasosiasi dengan habitat hutan rawa sekunder riparian di S. Sekonyer Kanan. Ketiga habitat ini membentuk komunitas yang relatif berbeda dengan hutan campuran di Camp Tanjung Harapan dan hutan rawa sekunder di Beguruh. Habitat hutan rawa primer dan hutan campuran di Camp Leakey memiliki 1 jenis ular yang sama, yaitu Psammodynastes pictus. Kedua habitat ini berasosiasi dengan habitat hutan rawa sekunder riparian di S. Sekonyer Kanan. Asosiasi ini memiliki nilai kesamaan yang lebih rendah karena pada habitat hutan rawa sekunder riparian di S. Sekonyer Kanan selain terdapat jenis Psammodynastes pictus , juga terdapat 1 jenis ular lain yang sama dengan habitat hutan campuran di Camp Leakey namun berbeda dengan habitat hutan rawa primer, yaitu Dendrelaphis pictus. Sedangkan, hutan campuran di Camp Tanjung Harapan dan hutan rawa sekunder di Beguruh memiliki 1 jenis ular yang sama, yaitu Tropidolaemus wagleri. Komunitas yang dibentuk oleh hutan rawa primer, hutan campuran di Camp Leakey, dan hutan rawa sekunder riparian di S. Sekonyer Kanan dicirikan adanya jenis Psammodynastes pictus . Sedangkan komunitas yang dibentuk oleh hutan campuran di Camp Tanjung Harapan dan hutan rawa sekunder di Beguruh dicirikan adanya jenis Tropidolaemus wagleri. Asosiasi yang terjadi pada tiap komunitas tersebut terbentuk karena adanya kemiripan tipe penutupan lahan dan letak antar habitat pada tiap komunitas yang berdekatan. Namun, jika dilihat secara keseluruhan kesamaan jenis ular antar habitat di TNTP tergolong rendah. Rendahnya nilai kesamaan jenis ular tersebut disebabkan karena terdapat perbedaan ketersediaan sumberdaya bagi ular pada masing- masing habitat, sehingga jenis ular yang dijumpai relatif berbeda. Jenis ular di TNTP memiliki kesamaan dengan jenis ular di Malinau, TNBK, serta Batu Apoi. Terdapat tujuh jenis ular yang sama dengan jenis ular di Malinau, satu jenis ular yang sama dengan jenis ular di TNBK, serta lima jenis ular yang sama dengan jenis ular di Batu Apoi Lampiran 8. TNTP dan Malinau memiliki kesamaan jenis ular yang tertinggi dibandingkan lokasi lainnya. Kesamaan jenis pada kedua lokasi ini diduga disebabkan adanya kemiripan karakteristik habitat pada tiap lokasi penelitian. TNBK membentuk komunitas dengan TNTP dan Malinau karena terdapatnya masing-masing 1 jenis ular yang sama, yaitu jenis Xenochrophis trianguligera sama dengan di TNTP dan jenis Boiga jaspidea sama dengan di Malinau. Ketiga lokasi ini memiliki nilai kesamaan jenis ular yang lebih rendah dengan Batu Apoi. Hal ini disebabkan karena lokasi penelitian di Batu Apoi dan ketiga lokasi lainnya memiliki letak geografis yang berbeda dan saling berjauhan serta diduga memiliki kondisi habitat yang berbeda. Hal ini mengakibatkan jenis ular yang dijumpai relatif berbeda. Selain itu, rendahnya kesamaan jenis ular yang dijumpai antara Batu Apoi dengan TNTP, Malinau, dan TNBK diduga dipengaruhi pula oleh perbedaan usaha pencarian effort yang dilakukan.

5.2.5 Peluang Perjumpaan Jenis Ular