Latar Belakang Keluarga besar KSH 41 tanpa terkecuali, atas segala kebersamaan,

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ular merupakan salah satu satwa yang memiliki jumlah jenis yang tinggi. Menurut Halliday dan Adler 2000, ular terdiri dari 2.389 jenis dan 11 famili yang tersebar pada berbagai habitat. Berdasarkan Iskandar dan Colijn 2001, keanekaragaman jenis ular yang ada di Asia Tenggara dan Papua Nugini adalah sebanyak 658 jenis dari 11 famili. Pada beberapa pulau di Indonesia, tercatat sedikitnya 154 jenis dari 10 famili di Kalimantan Stuebing dan Inger, 1999, 127 jenis dari 9 famili di Sumatera Patrick dan Vogel, 1996, dan 52 jenis dari 13 famili di Sulawesi de Lang dan Vogel, 2005. Meskipun catatan mengenai jenis ular di Indonesia telah tersedia, namun data tersebut masih tergolong umum karena hanya terbatas pada wilayah yang relatif luas. Data yang lebih spesifik mengenai jenis dan penyebaran ular pada wilayah-wilayah tertentu, terutama pada kawasan-kawasan konservasi di Indonesia masih sangat kurang. Padahal ular memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem kawasan secara alami, baik sebagai predator pemangsa maupun sebagai prey mangsa. Di alam, ular berperan sebagai pengendali hama pertanian tikus atau hewan pengerat lainnya yang sangat efektif dan ular juga merupakan mangsa dari jenis satwa lain yang memiliki trophic level yang lebih tinggi Goin et al., 1978; O’Shea, 1996; Link, 2005. Taman Nasional Tanjung Puting merupakan salah satu kawasan konservasi yang berpotensi memiliki keanekaragaman jenis ular yang tinggi karena memiliki berbagai tipe habitat yang dapat mendukung kehidupan ular. Sampai saat ini, pengelolaan kawasan Taman Nasional Tanjung Puting lebih ditujukan kepada perlindungan serta rehabililitasi orangutan Kalimantan Pongo pygmaeus . Sementara itu, data satwa liar lainnya termasuk ular masih sangat terbatas, diduga karena satwa dari kelompok herpetofauna ini tergolong tidak populer. Kondisi ini mendorong untuk dilakukannya suatu kajian ilmiah agar data ular berikut penyebarannya dapat tersedia serta dapat menjadi sumber informasi yang berguna bagi pengelolaan kawasan yang lebih baik.

1.2 Tujuan Penelitian