Metode Perebusan Derajat Keasaman pH

45 Berdasarkan profil perubahan pH dapat disimpulkan bahwa bakso kontrol mengalami penurunan pH, sedangkan bakso yang diberi perlakuan mengalami peningkatan pH selama penyimpanan. Analisis sidik ragam menunjukkan perubahan nilai pH yang terjadi tidak signifikan, artinya perubahan pH yang terjadi masih kecil. Konsentrasi larutan pengawet mempengaruhi profil perubahan pH. Oleh sebab itu, bakso A2 dan A3 merupakan bakso yang paling dapat mempertahankan nilai pH selama 4 hari penyimpanan karena nilai pH-nya yang rendah dan menghambat terjadinya pertumbuhan mikroba.

b. Metode Perebusan

Nilai pH bakso kontrol dan metode perebusan selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 . Pengaruh perebusan bakso dengan berbagai konsentrasi larutan pengawet terhadap nilai pH selama penyimpanan Gambar 9 menunjukkan bakso kontrol pada hari ke-1 telah mengalami kerusakan seperti permukaan yang berlendir, tekstur yang melunak, dan bau yang tidak enak. Bakso kontrol mengalami penurunan pH yang disebabkan kerusakan oleh aktivitas mikroba, sedangkan bakso B1, B2, dan B3 dapat mempertahankan nilai pH selama penyimpanan. Penurunan pH pada bakso kontrol disebabkan 4,00 4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 1 2 3 4 pH Lama Penyimpanan hari kontrol B1 10 B2 15 B3 20 46 oleh aktifitas bakteri pembentuk asam, karena pH bakso kontrol mendekati netral yaitu 6.33. Nilai ini memungkinkan mikroba untuk tumbuh, salah satunya adalah bakteri pembentuk asam yang menghasilkan asam-asam organik. Bakso B1 menunjukkan profil perubahan pH yang fluktuatif tapi tidak menyimpang terlalu besar dari pH pada hari ke-0. Bakso B2 dan B3 dapat mempertahankan nilai pH- nya tetap stabil selama penyimpanan. Nilai pH bakso selama penyimpanan dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 . Pengaruh perebusan bakso dengan berbagai konsentrasi larutan pengawet terhadap nilai pH selama penyimpanan Perlakuan Nilai pH pada hari ke- 1 2 3 4 Kontrol 6.33 5.95 B1 10 4.77 4.81 4.91 4.77 4.89 B2 20 4.63 4.60 4.59 4.63 5.69 B3 30 4.58 4.57 4.58 4.59 4.63 Keterangan : tidak dilakukan pengamatan Analisis sidik ragam ANOVA menunjukkan nilai pH bakso kontrol berbeda dengan nilai pH bakso perlakuan pada hari ke-0 Lampiran 8. Hal ini menunjukkan perlakuan memberikan nilai pH yang berbeda terhadap bakso. Analisis sidik ragam terhadap nilai pH bakso B1, B2, dan B3 selama penyimpanan menunjukkan perubahan pH dari ketiga bakso tidak berbeda secara signifikan Lampiran 9, 10 dan 11. Perubahan nilai pH yang terjadi tidak signifikan antar harinya yang disebabkan perlakuan pengawetan mampu mempertahankan bakso dari kerusakan akibat aktifitas mikroba yang menyebabkan perubahan pH. Bakso B1 mengalami fluktuasi nilai pH yang masih berada pada kisaran 4.77-4.91. Nilai pH yang stabil ditunjukkan oleh nilai pH bakso B2 dan B3. Fluktuasi nilai pH terjadi akibat aktivitas mikroba yang menghasilkan produk sekunder metabolismenya yang bersifat asam atau basa. 47 Perbedaan penetrasi asam dengan pengawetan metode perebusan menghasilkan nilai pH yang lebih rendah. Pada konsentrasi larutan pengawet yang sama, pengawetan dengan perebusan menghasilkan pH yang lebih rendah dibandingkan pengawetan dengan perendaman. Perebusan juga mengurangi jumlah mikroba awal dari bakso. Berdasarkan profil perubahan pH dapat disimpulkan bahwa bakso B1, B2, dan B3 dapat mempertahankan pH selama 4 hari penyimpanan. Hal ini disebabkan perebusan dapat meningkatkan penetrasi larutan pengawet ke dalam bakso. Keasaman yang dihasilkan dengan perlakuan tidak cukup tinggi, rata-rata pH sekitar 4-5. Keadaan ini memungkinkan pertumbuhan beberapa mikroba, seperti kapang dan golongan proteolitik yang tahan asam acid proteolitik. Golongan mikroba proteolitik tahan asam antara lain Micrococcus, Streptococcus faecalis var liquefaciens termasuk bakteri laktik enterokoki yang bersifat termodurik, dan beberapa spesies Bacillus pembentuk spora dan dapat memfermentasi laktosa Frazier dan Westhoff, 1978. Hasil ini berbeda dengan hasil penelitian Setyadi 2008 yang menyatakan bahwa tahu yang diawetkan dengan pengawet cuka pasar pada konsentrasi 2, 2.5, dan 3 dengan metode perendaman selama satu menit mengalami penurunan nilai pH selama penyimpanan 3 hari. Ferdiani 2008 juga menyatakan bahwa mi basah matang yang diawetkan dengan cuka pasar konsentrasi 1 dan 2 mengalami penurunan nilai pH selama penyimpanan 4 hari. Jadi dapat disimpulkan perlakuan perendaman dengan larutan pengawet konsentrasi 15, 20 dan perlakuan perebusan pada semua konsentrasi dapat mempertahankan nilai pH bakso selama 4 hari penyimpanan. Hal ini disebabkan bakso perlakuan perendaman dan perebusan dengan larutan biang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme penyebab terjadinya perubahan pH. 48

3. Total Asam Tertitrasi