Struktur Kelas Hutan HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Struktur Kelas Hutan

KPH Kesatuan Pemangkuan Hutan Bojonegoro merupakan kelas perusahaan jati berdasarkan jenis kayu dan ditetapkan sebagai kelas perusahaan tebang habis berdasarkan bentuk tebangan. Struktur kelas hutan KPH Bojonegoro selama empat jangka terakhir yaitu jangka 1975-1984, 1982-1991, 1992-2001, dan 2002-2011 dievaluasi dengan menggunakan metode pengaturan hasil metode Burns dengan mempertimbangkan berbagai kondisi tingkat kerusakan, sehingga dapat diprediksi kelestarian tegakan dan kelestarian produksi kayu jati KPH Bojonegoro. Data pada Tabel 1. menyajikan daftar struktur kelas hutan KPH Bojonegoro selama empat jangka terakhir, baik kelas hutan produktif maupun kelas hutan non produktif. Perubahan luas wilayah KPH Bojonegoro dari 50.099,8 ha menjadi 50145,4 ha mulai jangka 1992-2001 disebabkan karena mulai jangka tersebut ada pengaturan kembali beberapa wilayah kerja RPH mengenai luas dan jumlah petak hutannya serta pemisahan wilayah RPH Ringinanom dari BKPH Clangap digabungkan ke BKPH Nglambangan. Penurunan luas hutan produktif terlihat pada jangka 2002-2011, sebagai akibat besarnya tingkat kerusakan pada jangka 1992-2001. Gambaran luas hutan produktif selama empat jangka dibanding dengan kondisi saat ini adalah sebagai berikut : 1. Jangka perusahaan tahun 1975 – 1984 : 32673,4 : 50099,8 x 100 = 65 2. Jangka perusahaan tahun 1982 – 1991 : 35816,2 : 50099,8 x 100 = 71 3. Jangka perusahaan tahun 1992 – 2001 : 35996,8 : 50145,4 x 100 = 72 4. Jangka perusahaan tahun 2002 – 2011 : 26187,2 : 50145,4 x 100 = 52 5. Kondisi saat ini tahun 2007 : 30705,8 : 50145,4 x 100 = 61 Dari kondisi struktur kelas hutan tersebut dapat disimpulkan bahwa dinamika tegakan yang mungkin terjadi, meliputi : alih tumbuh perpindahan tegakan dari suatu kelas umur ke kelas umur di atasnya, kerusakan dan penurunan potensi tegakan adanya gangguan hutan dapat menyebabkan hilangnya luasan suatu tegakan kelas umur untuk tumbuh menjadi tegakan kelas umur berikutnya, dan penambahan tanaman baru luasan areal non produktif yang ditanami dan menjadi tegakan kelas umur I pada jangka berikutnya Perum Perhutani 2007. Tabel 1 Struktur kelas hutan KPH Bojonegoro dari tahun 1975 sampai 2007 Kelas hutan Luas areal ha pada tiap jangka I 1975-1984 II 1982-1991 III 1992-2001 IV 2002-2011 V 2007 a. Produktif Kelas umur I 1-10 10492,2 12084,9 4729,7 6460,9 18390,7 Kelas umur II 11-20 5760,6 8511,1 9638,6 4725,9 3767,7 Kelas umur III 21-30 2464,9 4340,8 6630,3 6136,3 3600,3 Kelas umur IV 31-40 2103,6 1889,5 3691,8 3073,2 2010,2 Kelas umur V 41-50 1936,1 1573,9 1492,1 1537,4 755,1 Kelas umur VI 51-60 1784,9 1688,0 1361,2 477,3 396,0 Kelas umur VII 61-70 2773,9 1872,7 1444,9 597,2 82,1 Kelas umur VIII 71-80 1537,7 1212,7 947,7 462,4 144,3 Kelas umur IX 81-90 117,1 280,8 70,0 6,3 16,9 Kelas umur X 91-100 Masak tebang 1135,7 7,9 Miskin riap 3702,4 1226,1 863,7 1158,4 1542,5 Hutan alam jati miskin riap HAJMR 5118,9 1551,9 Jumlah produktif a 32673,4 35816,2 35996,8 26187,2 30705,8

b. Non-produktif Lapangan tebang habis jangka