Bentuk Tebangan TINJAUAN PUSTAKA

semacam itu perlu secepat mungkin ditebang habis dan diganti dengan tanaman jati yang baru Perum Perhutani 1974. Kawasan yang termasuk kawasan tidak produktif, yaitu : lapangan tebang habis jangka lampau LTJL, tanah kosong TK, hutan kayu lain terdiri dari TKLdan HAKL, dan hutan jati bertumbuhan kurang terdiri dari TJBK dan HAJBK.

2.5 Bentuk Tebangan

Bentuk tebangan di dalam kelas perusahaan tebang habis jati, terdiri dari tebangan A tebangan habis biasa, tebangan B tebangan habis lain, tebangan C tebangan habis hutan yang dihapuskan, tebangan D tebangan lain, dan tebangan E tebangan penjarangan. Tebangan A adalah penebangan habis hutan produktif, yang dibedakan atas A.1. Lelesan bidang tebang habis tahun lampau, A.2. Tebang habis biasa pada jangka berjalan, yaitu penebangan habis pada kelas hutan produktif baik kayu pokok maupun kayu lain dalam jangka berjalan, A.3. Tebang habis biasa pada jangka berikut, yaitu lapangan-lapangan yang akan ditebang dalam jangka perusahaan yang akan datang, A.4. Tebang jalur, yaitu tebang habis terbatas pada areal yang tidak baik untuk tebang habis. Tujuan diadakannya bentuk tebangan A.1 dan A.3 adalah untuk mempermudah pendaftaran rencana tanaman dan teresan di dalam jangka perusahaan yang berjalan, sehingga dapat diketahui rencana penanaman pada lapangan-lapangan yang ditebang habis dalam jangka berjalan A.2. Lapangan yang direncanakan diteres pada akhir jangka khusus kelas perusahaan jati diketahui akan ditebang dalam jangka perusahaan yang berikutnya A.3. Tebangan B adalah penebangan habis dari kelas hutan tidak produktif yaitu tanah kosong TK dan hutan bertumbuhan kurang BK. Tebangan C yaitu penebangan pada lapangan-lapangan yang pada permulaan jangka perusahaan telah dihapuskan, juga dari lapangan-lapangan yang direncanakan pasti akan dihapus dalam jangka berjalan. Bentuk tebangan ini meliputi bidang-bidang yang sesudah ditebang tidak akan ditanami lagi. Tebangan D terdiri dari D.1. tebangan pembersihan atau tebang limbah, adalah penebangan pohon-pohon yang merana, condong dan rebah yang berada di hutan 6 alam, yang terdapat pada lapangan untuk tebang habis, maupun pada lapangan yang tidak baik untuk tebang habis; D.2. tebangan tak tersangka, adalah penebangan yang berasal dari lapangan-lapangan yang mengalami kerusakan akibat angin, bencana alam atau akan dibuat jalan dan sebagainya, baik di dalam kawasan hutan maupun di pekarangan dinas TPK atau tanah perusahaan; D.3. Tebangan pilih ialah penebangan eksploitasi yang dilakukan secara selektif pada lapangan-lapangan yang tidak baik untuk tebang habis. Sedangkan tebangan E ialah penebangan yang berasal dari pemeliharaaan hutan-hutan yang dilakukan dengan jalan penjarangan. Hasil yang diperoleh dari tebang penjarangan diartikan pula sebagai hasil pendahuluan .

2.6 Daur