Kerangka Pemikiran KERANGKA TEORI

2.5 Kerangka Pemikiran

Masuknya beban polutan dari aktivitas antropogenik di Sungai Ciliwung seperti bahan organik, logam merkuri, dan substansi lainnya dapat mempengaruhi kualitas air dan kelayakan habitat bagi kehidupan biota akuatik. Penguraian bahan organik berupa nutrien yang ada di perairan diperlukan guna pertumbuhan perifiton dan seston plankton guna membentuk biomassa yang berfungsi sebagai sumber makanan bagi larva Trichoptera. Kehidupan larva Trichoptera sangat dipengaruhi oleh kualitas air, ketersediaan pakan seston, perifiton, maupun ketersediaan habitat misalnya materi organik kasarCPOM yang berfungsi sebagai sarang maupun sumber energi. Adanya interaksi dari empat komponen di atas akan menentukan pola adaptasi dari larva Trichoptera yang dicirikan dari struktur komunitas dan ekologi feedingnya. Bentuk proses adaptasi dari struktur komunitas dan ekologi feeding dapat dilihat dari jumlah kekayaan taksa genus dan komposisinya, sifat toleran atau sensitivitasnya terhadap bahan polutan, atribut populasi, tipe kebiasaan feeding dalam mendapatkan makanan, maupun suksesnya dalam bereproduksi atau melanjutkan keturunan produktivitas sekunder. Adanya pengelompokan stasiun pengamatan dan karakterisasi spesies indikator sepanjang gradien lingkungan dapat dibuat suatu biokriteria lokal yang didasarkan pada konsep multimetrik guna mengkategorikan status gangguan ekologi di Sungai Ciliwung. Biokriteria yang baru dihasilkan diharapkan mampu digunakan untuk evaluasi suksesnya program pengelolaan Sungai Ciliwung yang telah dilakukan. Diagram alir pendekatan dalam proses pemecahan masalah pada penelitian ini secara rinci disajikan dalam Gambar 7. Gambar 7. Diagram alir pendekatan pemecahan masalah

III. METODE PENELITIAN

3.1 MetodeDesain Penelitian

Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan survei post facto. Dasar sistematik penelitian adalah keterkaitan antara masukan bahan organik dan logam berat merkuri di Sungai Ciliwung dengan struktur komunitas dan produktivitas sekunder larva Trichoptera.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam waktu delapan bulan Oktober 2010-Mei 2011 yang mengambil lokasi di beberapa titik dari ruas Sungai Ciliwung. Waktu pengambilan sampel dilakukan setiap akhir bulan tanggal 29 atau 30 dan diusahakan ketika debit air sungai relatif rendah tidak hujan. Lokasi sampling ditetapkan secara purposive yang didasarkan pada pertimbangan beban dan sumber pencemar yang masuk pada masing-masing stasiun. Pengamatan mulai dari sitesitus yang sedikit mengalami gangguan reference site situs rujukan hingga situs yang sudah diprediksi telah mengalami gangguan sedang atau berat test site situs uji. Pemilihan lokasi sampling juga didasarkan pada pertimbangan kesamaan kondisi ekoregion yang masih termasuk dalam gradien tinggi dan banyaknya substrat batuan yang tertanam di dasar sungai. Secara teknis di lapangan, sungai yang masih termasuk dalam gradien tinggi ditetapkan dari persentase keberadaan batuan cobble Ф 64-256 mm di dasar sungai lebih dari 30 dan kecepatan arus lebih dari 0,5 mdetik Komunikasi pribadi: Michael T. Barbour , 2004, Tetra Tech Inc, Owings Mills, Madison, USA. Faktor kedalaman sungai yang masih ± 50 cm juga turut memudahkan saat pengambilan sampel dengan menggunakan alat jala surber. Lokasi yang digunakan selama penelitian dalam menyusun biokriteria maupun produktivitas sekunder larva Trichoptera adalah:

1. Stasiun Gunung Mas yang terdiri dari dua situs pengamatan St. 1 dan 2 yang

berfungsi sebagai situs rujukan pada bagian hulu dengan kondisi habitat yang masih terjaga dengan baik atau gangguan aktivitas antropogenik minimal.

2. Stasiun Kampung Pensiunan St. 3 mewakili daerah yang sudah mengalami

gangguan oleh aktifitas perkebunan teh.

3. Stasiun Kampung Jog-jogan St. 4 mewakili daerah dari adanya aktivitas

pertanian, pemukinan penduduk, dan perkebunan.

4. Stasiun Katulampa St. 5 mewakili daerah dari adanya aktivitas pemukimam

penduduk, perkotaan, maupun penambangan batu.

5. Stasiun Cibinong St. 6 mewakili daerah dengan sumber pencemar yang relatif

lebih kompleks limbah domestik, perkotaan dan industri. Titik koordinat dan peta lokasi pengambilan sampel secara rinci disajikan pada Tabel 1 dan Gambar 8 . Tabel 1. Titik koordinat lokasi pengambilan sampel di Sungai Ciliwung. No Nama Lokasi Titik koordinat 1 Gunung Mas 1 6 42’4,38 ” LS, 106 58’12,49 ” BT 2 Gunung Mas 2 6 41’57,62 ” LS, 106 59’16,22 ” 3 BT Kampung Pensiunan 6 42’05,11 ” LS, 106 58’26,75 ” 4 BT Kampung Jog-jogan 6 40’41,47 ” LS, 106 55’58,17 ” 5 BT Katulampa 6 38’02,03 ” LS, 106 50’21,29 ” 6 BT Cibinong PDAM 6 28’58,55 ” LS, 106 48’53,05 ” BT

3.3 Variabel yang ditera dan kerja

Variabel tera yang diamati pada penelitian ini meliputi : 1. Kualitas fisik perairan meliputi: suhu, kecepatan arus, konduktivitas, kekeruhan, CPOM, dan distribusi partikel. 2. Kualitas kimia perairan meliputi: oksigen terlarut DO, amonium N-NH 4 , nitrat N-NO 3 , ortofosfat P-PO 4 3. Kualitas biologi dari komunitas larva Trichoptera yaitu: kelimpahan, jumlah taksa genus, berat kering, dan lebar kepala. Disamping itu juga dilakukan analisis terhadap kelimpahan perifiton. , bahan organik total TOM, C dan N di seston, kebutuhan oksigen kimiawi COD, logam Hg di air, sedimen, dan di tubuh larva Trichoptera Cheumatopsyche sp.