Aplikasi Indeks Biotik Trichoptera IBT dalam Mendukung Pengelo- laan Sungai Ciliwung.
habitat. Komposisi substrat yang lebih heterogen mampu meningkatkan keanekaragaman dari banyak spesies makrozoobentos. Disamping itu perlu
adanya upaya pencegahan perusakan habitat pada Sungai Ciliwung misalnya dengan pembatasan penambangan batu dan pasir seperti yang marak dilakukan di
Stasiun Katulampa, dan 4. Peningkatan kesadaran masyarakat melalui pelatihan pemanfaatan limbah maupun pendidikan tentang arti pentingnya menjaga
kelestarian ekosistem sungai, sehingga sungai tidak dianggap lagi sebagai tempat pembuangan akhir dari kegiatan aktivitas antropogenik. Upaya yang dapat
dilakukan guna meningkatkan kesadaran masyarakat dapat melalui jalan formal pendidikan maupun secara informal pelatihan guna mereduksi sampah atau
limbah yang dihasilkan agar tidak dibuang secara langsung ke sungai. Bagian hulu Sungai Ciliwung memiliki peran penting dalam pengelolaan
ekosistem Sungai Ciliwung secara keseluruhan. Karena pengembangan biokriteria ini sangat bergantung pada keberadaan situs rujukan yang umumnya berada di
bagian hulu, maka konservasi di bagian hulu mutlak diperlukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Cullen 2002 tentang pentingnya konservasi di situs rujukan
yang umumnya terletak di bagian hulu guna melindungi sistem sungai agar tetap sehat yaitu:
1. Menyediakan tempat sumber pembenihan dan membantu rekolonisasi ketika daerah yang ada dibawahnya mengalami gangguan kerusakan.
2. Berfungsi sebagai referensi benchmark guna menilai dan memperkirakan sampai sejauh mana tindakan menejemen sungai yang telah dilakukan
menyimpang dari kondisi alaminya. Seperti halnya seorang dokter yang dapat membandingkan antara pasien yang sehat dengan yang sakit.
3. Melindungi spesies air tawar yang hidup di Sungai Ciliwung, karena setiap organisme mempunyai nilai tersendiri bagi ekosistem perairan dan
seringkali berfungsi sebagai sumber materi genetik yang tidak terbarukan. Penelitian ini merupakan langkah awal dalam pengembangan biokriteria
lokal yang adaptif yang dapat disesuaikan dengan kondisi iklim dan geografis setempat. Karena Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersusun
dari ribuan pulau yang mungkin memiliki karakteristik geomorfologi berbeda,
maka pengembangan biokriteria yang didasarkan pada konsep multimetrik di masa mendatang memiliki keunggulan tersendiri. Penggunaan IBT dalam
pengelolaan Sungai Ciliwung dapat berfungsi sebagai sebagai alat untuk menilai dampak ekologi dari suatu kegiatan antropogenik ke ekosistem sungai maupun
untuk mengkaji tingkat keberhasilan dari suatu program pengelolaan Sungai yang telah di ambil dilaksanakan. Penilaian kualitas lingkungan dengan menggunakan
IBT ini masih bersifat lokal hanya cocok untuk S. Ciliwung saja karena situs rujukan yang digunakan sebagai model penyusunannya hanya diperoleh dari anak
sungai yang terletak di DAS Ciliwung. Penggunaann indeks ini untuk sungai lainnya selain Ciliwung masih perlu dikaji ulang dan mungkin perlu dilakukan
kalibrasi, sehingga indeks ini dapat diterapkan secara lebih luas. Indeks yang baru terbentuk ini IBT mungkin masih perlu penyempurnaan di masa mendatang
karena terbatasnya dari basis data komunitas Trichoptera yang hidup di situs rujukan dan yang telah mengalami gangguan. Disamping itu keuntungan lainnya
dari IBT adalah hanya melibatkan satu taksa Trichoptera saja yang dapat menghemat waktu untuk identifikasi maupun penyajian hasil pemantauan kualitas
lingkungan menjadi lebih singkat, jika dibandingkan dengan melibatkan seluruh taksa makrozoobentos.