56
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Pendekatan Penelitian
Secara konseptual, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah keberlanjutan pengelolaan rumpon di perairan. Kajian dimulai dari
pengumpulan data kondisi saat ini existing condition pemasangan dan pemanfaatan rumpon di lokasi penelitian. Data yang terkait dengan kebutuhan
penelitian, yaitu data ekologi, teknologi rumpon dan alat tangkap ikan, ekonomi, dan lingkungan sosial dikumpulkan melalui pengamatan langsung, wawancara,
kuesioner, dan penulusuran pustaka. Setelah tahap pengumpulan data,
dilanjutkan analisis keberlanjutan menggunakan algoritma RAPFISH The Rapid Appraisal of The Status Of Fisheries
metode Multidimensional Scaling MDS dengan tujuan menentukan status keberlanjutan pengelolaan rumpon berdasarkan
indeks keberlanjutan
pengelolaan rumpon.
Hasil analisis
keberlanjutan pengelolaan rumpon, selanjutnya dianalisis dengan Analysis Hierarchy Process
AHP dan expert survey untuk mendapatkan prioritas kebijakan, dengan tahapan penelitian seperti Gambar 4.1.
57 Gambar 4.1 Tahapan Penelitian
Multidimensional Scaling MDS
KONDISI SAAT INI PENGELOLAAN
RUMPON
EKOLOGI EKONOMI
SOSIAL TEKNOLOGI
ANALISIS KEBIJAKAN PENGELOLAAN RUMPON
KEBIJAKAN PENGELOLAAN RUMPON YANG
BERKELANJUTAN
ANALISIS KEBERLANJUTAN
Tingkah laku ikan Suhu perairan
Arus perairan Salinitas
Kedalaman ZonaKawasan
Batas Wilayah Rasio usaha,
BC ratio Pendapatan
Pertumbuhan usaha
Pendukung Kontribusi PAD
Konsumsi
rumah tangga tanggaeuanga
Ramah lingkungan
Rasio hasil tangkapan
terhadap TAC Investasi
Keuntungan nelayan
BBM akuntabilitas
Pendidikan nelayan Kemudahan pelayanan
Status penggunaan bahan berbahaya
Konflik Keamanan nelayan
membahayakan terhadap habitat
Pengaruh terhadap keanekaragaman hayati
Pengaruh konsumen Terhadap ikan yang
dilindungi
Analisis AHP,exspe
rt survey Pengumpulan
Datainput
Analisis Dataproses
Out put
DIMENSI PENGELOLAA
aplikasi RAPFISH
A n
a l
i s
i
58
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Selatan perairan Pelabuhanratu koordinat 105º BT sd 108º BT dan 7ºLS sd 8ºLS seperti Gambar 4.2. Dipilihnya lokasi ini,
karena Barat Daya perairan Palabuhanratu merupakan salah satu perairan migrasi ikan pelagis besar dan keberadaan rumpon merupakan pindahan dari
perairan Teluk Pelabuhanratu karena potensi konflik yang timbul, dan diasumsikan jumlah rumpon yang dipasang terus meningkat dan
hasil tangkapannya di daratkan di PPN Pelabuhanratu. Kegiatan penelitian lapang
dilakukan sejak bulan September 2008– Januari 2009.
Gambar 4.2 Lokasi Penelitian 4.3
Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder pengelolaan rumpon.
Pengumpulan data primer dilakukan melalui berbagai cara seperti observasi lapang, wawancara, diskusi dan
responden. Data
sekunder dikumpulkan melalui penelusuran pustaka yang ada di berbagai institusi terkait, baik berupa laporan kegiatan maupun hasil-hasil penelitian.
Data tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan dimensi ekologi mencakup biologi, fisika dan kimia perairan, dimensi ekonomi mencakup finansial dan
kondisi ekonomi nelayan, dimensi teknologi mencakup keandalan teknologi pengelolaan rumpon dan alat tangkap, dimensi
sosial mencakup tingkat bahayakeamanan dan konflik pengelolaan rumpon.
Adapun jumlah sampel
59 nelayan yang menjadi sasaran pengambilan data terkait aspek keberlanjutan
pemasangan dan pemanfaatan rumpon mengacu kepada Irianti dalam Bungin 2004 yaitu 10 dari kelompok nelayan yang memanfaatkan 22 unit rumpon
yang dipasang di Barat Daya perairan Pelabuhanratu Jawa Barat. Responden penentuan prioritas kebijakan dipilih secara purposive sengaja dari pihak-
pihakstakeholders yang berinteraksi langsung yang banyak mengetahui pengelolaan rumpon selama ini. Stakeholders tersebut berasal dari pemerintah,
pengusaha perikanan, ilmuan dan nelayan yang memanfaatkan rumpon dengan jumlah masing-masing 7 tujuh orang. Untuk wawancara lebih lanjut expert
survey terhadap ilmuan, dilakukan secara mendalam dan dipilih yang telah
berpengalaman dalam seluk beluk tentang rumpon.
4.4 Analisis Data 4.4.1 Analisis Keberlanjutan