29 Kemudian usaha perikanan tangkap di Indonesia didominasi oleh usaha skala
kecil dengan ruang gerak tidak jauh dari pantai telah mengakibatkan tekanan sumberdaya ikan di pesisir.
Dalang rangka pembinaan nelayan, agar dapat meningkatkan
produktivitas penangkapan
ikan di
laut maka
program rumponisasi dikembangkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan. Namun
keberlanjutan rumpon perlu di kaji sehingga kebijakan pengelolaan rumpon akan memberikan manfaat secara ekonomi bagi nelayan tanpa mengurangi kelestarian
lingkungannya.
2.6 Analitical Hierarchy Process
Analitical Hierarchy Process AHP merupakan salah satu alat analisis
manajemen strategik dengan pendekatan sistem. Suatu totalitas sistem seperti lingkungan, ekonomi, pemerintahan dan organisasi tidak bisa dianalisis pada
bagian-bagiannya tetapi harus dipahami sebagai satu kesatuan .
Dengan pendekatan AHP pengukuran dapat dilakukan dengan membangun suatu skala
pengukuran dalam bentuk indek, skoring atau nilai numerik tertentu. Karena itu untuk menyelesaikan persoalan dengan AHP perlu dipahami prinsip-prinsip
dekomposisi, komparatif judgement, sintesis prioritas, dan konsistensi logika. 1
Dekomposisi, merupakan langkah untuk menguraikan persoalan menjadi
unsur-unsur yang tidak mungkin dipecahkan lagi. Melalui dekomposisi akan diperoleh beberapa tingkatan persoalan yang disusun secara
terstruktur sebagai suatu hirarki. 2
Perbandingan Berpasangan, merupakan langkah untuk memberi penilaian
tingkat kepentingan relatif dua elemen pada tingkat tertentu dengan tingkat diatasnya. Penilaian ini merupakan prinsip penting dari AHP didalam
memposisikan peubah keputusan pada setiap tingkat hirarki keputusan. 3
Sintesis dan prioritas, merupakan langkah untuk menentukan nilai eigen
vector pada setiap matriks pair waise comparison untuk mendapatkan nilai
kegiatan yang menjadi prioritas lokal. Dengan demikian untuk
memperoleh global priority harus dilakukan sintesa diantara local priority tersebut. Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut bentuk hirarki.
30 Pengurutan elemen sesuai dengan kepentingan relatif dengan cara sintesa
ini dikenal sebagai priority setting. 4
Konsistensi , mempunyai dua makna, pertama merupakan kumpulan objek
yang sama sesuai dengan keseragaman dan relevansi. Kedua, menyangkut hubungan antar objek yang didasarkan pada kriteria yang telah ditetapkan.
Jika penilaian tidak konsisten maka penilaian harus diulang untuk memperoleh penilaian yang lebih tepat.
Terdapat banyak variasi bentuk hirarki, perbedaan ini menyebabkan perbedaan dalam melakukan sintesa. Komparatif judgment merupakan inti dari
AHP, perbedaan orang yang memberi judgment mungkin menyebabkan
perbedaan prioritas. Karena metoda ini berpijak pada konsistensi maka selanjutnya dapat dikembangkan rumusan matematis untuk menjelaskan
konsistensi tersebut. Rumusan itu dapat ditransformasi dengan pendekatan matrik untuk memperoleh eigen value dalam mencari vektor prioritas.
Dengan pendekatan AHP, beberapa tahapan yang harus dilakukan, yaitu: 1. Mendefenisikan masalah Identifikasi sistem, yaitu untuk mengidentifikasi
permasalahan dan menentukan solusi yang diinginkan 2. Penyusunan struktur hierarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan
dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.
3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan pengaruh relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan yang
setingkat di atasnya. Perbandingan berdasarkan “judgment”dari pengambil keputusan, dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen dibandingkan
dengan elemen lainnya 4. Menghitung matriks pendapat individu
5. Menghitung pendapat gabungan 6. Pengolahan horizontal
7. Pengolahan vertikal 8. Revisi pendapat
31
2.7 Penelitian Terdahulu Tentang Rumpon