36 Untuk penyediaan air bersih, Perusahaan Daerah Air Minum PDAM
Kabupaten Sukabumi dapat mensuplai dengan baik kebutuhan air bersih masyarakat yaitu dengan kapasitas produksi mencapai 204,00 literdetik,
sedangkan kapasitas terpasangnya mencapai 241,00 literdetik. Selama ini,
PDAM dapat mendistribusikan air bersih kepada seluruh masyarakat di lokasi dengan kaasitas 6.186.087,00 m
3
tahun. Terkait dengan ini, maka penyediaan
air bersih dirasakan cukup di Pelabuhanratu dan Kabupaten Sukabumi pada umumnya termasuk untuk mendukung pengembangan industri perikanan.
Pendapatan asli daerah PAD tahun 2001 sekitar 15,4 milyar. Mata pencaharian penduduk Sukabumi sebagian besar dalam bidang pertanian.
Palabuhanratu sebagai pusat pemerintahan, diarahkan untuk mengakomodir perkembangan
perdagangan, jasa, perikanan laut serta pariwisata.
3.2 Karakteristik Lingkungan Sekitar Lokasi Penelitian
Karakteristik lingkungan perairan penting bagi organisme perairan untuk mendukung proses kehidupannya. Karakterikstik lingkungan perairan ini dapat
diketahui dari parameter fisika, kimia, maupun biologinya. Parameter tersebut sangat menentukan bagaimana bentuk pantai, sedimen, permukaan dasar laut,
dan bagaimana biota hidup didalamnya. Suhu permukaan di laut antara
22,2
_
22,7
o
C dengan salinitas air sekitar 29,34
00
. Kondisi perairan jernih
dengan ombak yang relatih lebih tinggi dari pada perairan lainnya. Arus di Selatan
berasal dari Selatan dan Barat Samudera Hindia bergerak menuju Timur dan sebagian dibelokan ke Utara, dengan kecepatan mencapai 0,75
mdetik. Gelombang yang terjadi di perairan Pelabuhanratu ini termasuk
golongan transisi dan memiliki panjang gelombang yang besar dalam hubungannya dengan frekuensi yang kecil. Salah satu penyebabnya adalah
adanya gaya gesek yang terjadi pada dasar perairan. Hal tersebut dapat mengakibatkan proses abrasi dan sedimentasi. Di pantai ini telah terbukti bahwa
terjadi dua fenomena sekaligus, yaitu proses abrasi dan proses sedimentasi karena terjadinya pemusatan energi dan penyebaran energi oleh gelombang.
Fenomena abrasi dan sedimentasi ini disebabkan oleh energi yang lebih besar daripada arus dalam dan secara umum kecenderungan abrasi lebih besar dari
sedimentasi. Gelombang di Samudera Hindia cukup besar bahkan sampai
37 ketinggian 3 meter. Parameter fisika perairan Barat Daya Pelabuhanratu yaitu
sebagai berikut : total suspended solid TSS berkisar 13,20 – 13,48 mgl, turbidity berkisar 0,15 – 0,42 NTU. Sedangkan kondisi kimia perairan lainnya
sebagai berikut : pH 7,6, BOD
5
12,5 mgl COD 24,60 mgl dan amonia 0,21 mgl.
Berdasarkan hasil kajian ini, maka sifat fisika dan kimia perairan di kawasan ini masih cukup baik dan mendukung perkembangan habitat dan
ekosistem di perairan Pelabuhanratu dan sekitarnya. Tabel 3.1 memperlihatkan karakterisktik detail lingkungan perairan Selatan, Barad Daya Pelabuhanratu.
Tabel 3.1 Karakteristik lingkungan Lokasi Penelitian
No. Parameter
Nilai Parameter
1. Kecepatan arus
0,75 mdetik 2.
Tinggi dan periode gelombang 141,61 cm dengan periode 5,46
detik
3. Warna
5 unit 4.
Temperatur 22,2 -22,7
o
C 5.
Salinitas 29,34
00
6. pH
7,6 BOD
5
12,65 mgl 7.
COD 24,60 mgl
8. Amonia
0,21 mgl 9.
TSS 13,20 – 13,48 mgl
10. Turbidity
0,15 – 0,42 NTU Sumber : Hasil analisis data lapang 2008
Bila melihat
hasil analisis
paremeter biologis,
hampir perairan
Pelabuhanratu dan ZEEI Samudera Hindia tempat pemasangan rumpon mempunyai ekosistem terumbu karang yang tidak terlalu baik.
Ekosistem terumbu karang terbaik yang ada di perairan Ujung Genteng pada kedalaman 3
meter hingga 9 meter yang masing-masing memiliki persentase penutupan 62
38 - 79,4 . Pertumbuhan karang di wilayah perairan tersebut lebih didominasi
oleh coral massive dan Acropora digtata. Sedangkan di sekitar perairan Teluk Pelabuhanratu, umunya dari jenis
Acropora branching dan coral branching
memiliki pertumbuhan yang lebih dominan dibandingkan dengan jenis karang lainnya. Di perairan Pelabuhanratu ditemukan penyu dan ikan Napoleon
Cheilinus undulatus yang termasuk ikan yang dilindungi. Selain itu juga
ditemukan jenis-jenis ikan lain seperti ikan ekor kuning Caesio sp, kepe-kepe Chaetodon sp, ikan biji nangka Upeneus sp, dan lain-lain. Di samping ikan,
juga ditemukan ekosistem padang lamun.
3.3 Kondisi Klimatologi Perairan di Sekitar Lokasi Penelitian