Potensi Perikanan Laut Kebijakan Pengelolaan Rumpon Yang Berkelanjutan di Barat Daya Perairan Pelabuhanratu

28 dan pemanfaatan rumpon di laut juga memperhatikan daerah penyebaran ikan pelagis kecil dan besar sebagai ikan target tang akan ditangkap.

2.5 Potensi Perikanan Laut

Potensi perikanan laut sesungguhnya merupakan asset yang sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun asset ini belum dimanfaatkan secara maksimal. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut, dan industri bioteknologi kelautan. Menurut Dahuri 2001 potensi perikanan laut Indonesia mencapai 6,4 juta ton per tahun dengan jumlah tangkapan yang diperbolehkan sebesar 5.2 juta ton atau 80 dari MSY Maximum Sustainable Yield. Hingga saat ini jumlah tangkapan mencapai 4,7 juta ton DKP, 2008. Pertumbuhan penduduk dunia semakin pesat maka kebutuhan akan pangan termasuk ikan juga meningkat sehingga permintaan terhadap ikan terus meningkat. Menurut laporan Food and Agriculture Organization FAO 2005 bahwa sekitar 3 sumberdaya perikanan dunia pada tingkat eksploitasi optimum, 23 pada tingkat eksploitasi moderat, 52 pada tingkat eksploitasi penuh, 16 sudah pada tingkat melampaui batas optimum produksi, 5 pada tingkat penurunan produksi secara terus menerus status deplesi dan hanya 1 pada tingkat dalam proses pemulihan melalui program konservasi. Dengan kata lain bahwa sumberdaya perikanan yang masih dapat dimanfaatkan di bawah tingkat optimum hanya sebesar 26 , dan sisanya 74 sudah dimanfaatkan secara berlebihan. Secara regional, jenis ikan-ikan yang mempunyai ekonomis penting seperti bigeye tuna Thunnus obesus , yellowfin tuna Thunnus albacores dan swordfish Xiphias gladius sudah berstatus fully exploited yang mengarah pada overexlpoited sejak tahun 2005. Hal ini diperkuat dengan hasil the 10 Th session of the Scientific Committee of Indian Ocean Tuna Commission IOTC FAO, 2007 yang merekomendasikan untuk menurunkan hasil tangkapan jenis ikan-ikan tersebut sampai pada hasil tangkapan sebelum tahun 2003 di Samudera Hindia dan mengkaji kembali pemasangan rumpon bagi nelayan tradisional Indonesia di Samudera Hindia. Indonesia, sekitar 65 dari ikan-ikan potensial seperti pelagis kecil di Laut Jawa, pelagis besar di Samudera Hindia dan Sulawesi dan Pasifik, udang dan ikan-ikan dasar di Arafura sudah diekploitasi secara penuh sejak tahun 2000-an. 29 Kemudian usaha perikanan tangkap di Indonesia didominasi oleh usaha skala kecil dengan ruang gerak tidak jauh dari pantai telah mengakibatkan tekanan sumberdaya ikan di pesisir. Dalang rangka pembinaan nelayan, agar dapat meningkatkan produktivitas penangkapan ikan di laut maka program rumponisasi dikembangkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan. Namun keberlanjutan rumpon perlu di kaji sehingga kebijakan pengelolaan rumpon akan memberikan manfaat secara ekonomi bagi nelayan tanpa mengurangi kelestarian lingkungannya.

2.6 Analitical Hierarchy Process