kepuasan pasien sehingga dapat berjalan seiring, sedangkan kinerja pelayanan menurut manajemen memiliki parameter yang berbeda dengan kepuasan
pasien sehingga tidak dpat berjalan seiring. Penelitian yang dilakukan oleh Latief 2005 menunjukkan bahwa kinerja
yang diukur dengan mempertimbangkan kepuasan pasien akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang yang berupa loyalitas pasien.
Perubahan konsep pelayanan yang selalu menilai hasil kerja bukan lagi berdasarkan hasil dari pelayanan akan tetapi cenderung pada bagaimana
pelayanan diberikan dan mengutamakan nilai-nilai yang diberikan oleh konsumen nampaknya belum sepenuhnya dapat diadopsi oleh pihak
manajemen Bapelkesmas RSU Ngudi Waluyo akibatnya terdapat perbedaan cara pandang dalam memberikan enilaian hasil kerja perawat menurut pasien
dan menurut manajemen. Kondisi ini memerlukan suatu perubahan paradigma di tubuh manajemen rumah sakit, bukan lagi menilai hasil kerja perawat dari
sudut pandang keuntungan yang diperoleh oleh rumah sakit akan tetapi pada kepuasan yang dirasakan oleh pasien, karena kepuasan pada pasien akan
menciptakan loyalitas dan bermuara pada keuntungan bagi rumah sakit dalam jangka pendek dan jangka panjang, akan tetapi jika sudut pandangnya adalah
keuntungan bagi rumah sakit dalam jangka pendek maka kadngkala harus mengalahkan kepuasan pasien yang berakibat pada hilangnya loyalitas yang
akan merugikan rumah sakit dalam jangka panjang.
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil analisis data dan interpretasi hasil penelitian serta pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Ada pengaruh kualitas pelayanan pada dimensi reliability, responsiveness, tangible dan empathy terhadap kepuasan pasien rawat inap di Bapelkesmas
RSU Ngudi Waluyo Wlingi Blitar. Sedangkan pada dimensi assurance tidak memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien.
2. Pengaruh kinerja perawat terhadap kepuasan pasien rawat inap di Bapelkesmas RSU Ngudi Waluyo Wlingi Blitar adalah tidak signifikan.
3. Secara bersama-sama kualitas pelayanan dan kinerja memiliki pengaruh terhadap kepuasan pasien.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan di atas maka implikasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. Dengan adanya pengaruh kualitas pelayanan pada dimensi reliability, responsiveness, empathy dan tangible terhadap kepuasan pasien maka
keempat dimensi tersebut memiliki peranan dalam menciptakan loyalitas pasien yang berarti dapat meningkatkan nilai ekonomis pelayanan rumah
sakit. Sedangkan dimensi assurance tidak memberikan dampak yang berarti dalam meningkatkan nilai ekonomis pelayanan rumah sakit.
2. Kinerja perawat dipandang dari sudut pandang manajemen tidak memberikan pengaruh terhadap kepuasan pasien yang berarti kinerja perawat tidak dapat
meningkatkan nilai ekonomis pelayanan rumah sakit signifikan. 3. Secara bersama-sama kualitas pelayanan dan kinerja perawat memberikan
kontribusi positif terhadap kepuasan pasien sehingga dengan melakukan peningkatan seluruh dimensi kualitas pelayanan dan kinerja perawat maka
loyalitas pasien dapat tercapai dan akan menyebabkan peningkatan nilai ekonomis pelayanan rumah sakit.
C. Saran
1. Bagi manajemen rumah sakit diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan dengan mengutamakan pada dimensi reliability, responsiveness,
empathy dan tangible. 2. Bagi pihak manajemen rumah sakit diharapkan dapat melakukan perubahan
sudut pandang penilaian kinerja perawat agar hasil penilaian kinerja perawat memiliki korelasi langsung terhadap kepuasan pasien.
3. Kualitas pelayanan dan kinerja perawat secara bersama-sama memberikan dampak positif terhadap kepuasan pasien sehingga diperlukan upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan dan kinerja perawat dengan mengutamakan pemerataan pada seluruh pelayanan sehingga tidak timbul ketimpangan
kualitas pelayanan yang berakibat pada ketimpangan pendapatan.