2. Pengaruh Penggunaan POP terhadap Pertumbuhan Tanaman 2. 1. Tinggi Tanaman

4. 2. Pengaruh Penggunaan POP terhadap Pertumbuhan Tanaman 4. 2. 1. Tinggi Tanaman Tabel 4 menunjukkan hasil uji Duncan pengaruh perlakuan terhadap rata- rata tinggi tanaman dari umur 3 MST sampai 10 MST. Pengaruh perlakuan terhadap tinggi tanaman mulai terlihat pada saat 3 MST. Pengaruh nyata perlakuan terhadap tinggi tanaman juga terjadi pada 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 MST Lampiran 11. Perbedaan nyata dengan kontrol pada tinggi tanaman umur 3 MST hanya terlihat pada perlakuan N,P,K + POP dan 23 N,P,K + ½ POP. Tabel 4. Pengaruh Penggunaan Pupuk Organik POP dan Anorganik terhadap Tinggi, Anakan Maksimum dan Anakan Produktif Tanaman Padi. Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf α 0.05 berdasarkan uji Duncan. Pada umur 10 MST minggu terjadinya tinggi tanaman maksimum, POP tidak berbeda nyata dengan kontrol. Penambahan dosis POP pada perlakuan yang menggunakan 13 N,P,K dan 23 N,P,K tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tinggi tanaman. Tinggi tanaman tertinggi ditemukan pada perlakuan N,P,K standar dan terendah pada perlakuan POP Tabel 4. Tinggi Perlakuan Tinggi tanaman 10 MST jumlah anakan Anakan maksimum Anakan produktif cm ……….….batangrumpun...……... Kontrol 74.95 a 15 ab 8 a N,P,K standar 96.51 e 21 cd 12 c POP 75.32 a 15 a 8 a 13 N,P,K + POP 86.53 bc 20 bcd 9 ab 23 N,P,K + POP 91.20 cd 22 d 11 bc N,P,K + POP 94.62 de 22 d 11 bc 13 N,P,K+ ½ POP 82.76 b 19 abcd 9 ab 13 N,P,K+ ¾ POP 84.00 b 16 abc 8 a 13 N,P,K+1 ¼ POP 83.59 b 18 abcd 9 ab 23 N,P,K+ ½ POP 94.52 de 20 cd 10 ab tanaman maksimum perlakuan POP tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol dan nyata lebih rendah dibandingkan tinggi tanaman perlakuan N,P,K standar. 4. 2. 2. Jumlah Anakan Tabel 4 menyajikan hasil uji Duncan pengaruh perlakuan terhadap jumlah anakan. Pengaruh nyata perlakuan terhadap jumlah anakan mulai terlihat pada saat 4 MST. Pengaruh nyata perlakuan terhadap jumlah anakan juga terjadi pada saat 5, 6, 7, 8 dan 9 MST Lampiran 12. Sedangkan pada saat 10 MST, pengaruh perlakuan terhadap jumlah anakan tidak berpengaruh nyata. Anakan maksimum dicapai pada saat 7 MST Lampiran 7. Pada saat anakan maksimum terjadi, perlakuan POP tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol maupun perlakuan 13 N,P,K yang dipadukan dengan ½ POP, ¾ POP, 1 POP, dan 54 POP Tabel 4; dan nyata lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan N,P,K standar dan perlakuan 23 N,P,K yang dikombinasikan dengan ½ POP dan 1 POP. Jumlah anakan maksimum tertinggi terjadi pada perlakuan N,P,K + POP, sedangkan terendah pada perlakuan POP Tabel 4. Tanaman padi mulai mengeluarkan malai ketika berumur 10 MST. Anakan produktif diukur pada saat anakan tanaman telah mengeluarkan malai seluruhnya atau pada saat 12 MST. Jumlah anakan produktif yang tertinggi ditemukan pada perlakuan N,P,K standar yaitu sebesar 12 batang. Anakan produktif perlakuan N,P,K standar nyata lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan POP, perlakuan yang menggunakan 13 N,P,K, perlakuan 23 N,P,K + ½ POP dan perlakuan kontrol. Jumlah anakan produktif pada perlakuan POP, dengan 13 N,P,K, 23 N,P,K + ½ POP, tidak berbeda nyata dengan perlakuan kontrol. Berdasarkan BBPADI 2010 potensi jumlah anakan produktif padi varietas Ciherang yaitu 14-17 batang, sedangkan jumlah anakan produktif tertinggi pada perlakuan yang dikombinasikan dengan pupuk POP hanya mencapai 11 batang. Jumlah anakan produktif antara perlakuan POP dengan kontrol relatif sama. Dengan demikian, perlakuan POP dan perlakuan yang dikombinasikan dengan POP tidak berpengaruh besar pada jumlah anakan produktif padi. Anakan produktif perlakuan POP dan perlakuan lainnya yang dikombinasikan dengan POP lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan N,P,K standar; begitupun tinggi tanamannya lebih rendah dibandingkan dengan perlakuan N,P,K standar. Jumlah anakan yang mati pada perlakuan POP dan perlakuan lainnya yang dikombinasikan dengan POP lebih besar dari perlakuan N,P,K standar. Hal ini menunjukkan tanaman tak terpenuhi kebutuhan haranya melalui pupuk POP. Karakteristik umum yang dimiliki pupuk organik, ialah : i kandungan unsur hara rendah dan sangat bervariasi, ii penyediaan hara terjadi secara lambat, iii menyediakan hara dalam jumlah terbatas Sutanto, 2002. Jika dilihat dari hasil analisis komposisi kimia pupuk POP Lampiran 4, hara yang diberikan dari pupuk POP per kilogramnya sebanyak 3.17 N 19.02 kg Nha, 0.5 P 3 kg Pha, dan 1.2 K 7.2 kg Kha. Sedangkan hara yang diberikan pada pupuk N, P, dan K yaitu 115 kg Nha, 23.57 kg Pha, 74.68 kg Kha. Unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium yang diberikan POP relatif kecil, sehingga tanaman pada POP dan perlakuan lainnya yang dikombinasikan dengan POP tidak terpenuhi kebutuhan unsur haranya, kecuali perlakuan N,P,K + POP. Tanaman yang kurang memperoleh N tumbuh kerdil dan daun menjadi kuning atau hijau kekuningan Soepardi, 1983. Pertumbuhan tanaman padi pada perlakuan POP tumbuh kerdil dan warna daunnya agak kuning, berbeda dengan pertumbuhan tanaman padi pada perlakuan N,P,K standar yang lebih tinggi dan warna daunnya lebih hijau Lampiran 16. Hal ini diduga tanaman mengalami kekurangan unsur hara N. Menurut Lingga 2006, peranan utama N bagi tanaman adalah untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan. Selain itu, N pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis. Kekurangan kalium akan menyebabkan pertumbuhan yang kerdil pada tanaman Rauf, Syamsuddin, dan Sihombing, 2000. Akibat defisiensi K pada perlakuan POP, tanaman pada perlakuan POP mengalami pertumbuhan yang kerdil. Pada perlakuan yang menggunakan 13 N,P,K dan 23 N,P,K, pertumbuhan tanaman tidak mengalami kekerdilan seperti pada perlakuan POP, namun tinggi tanamannya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan perlakuan N,P,K + POP Lampiran 6.

4. 3. Pengaruh Penggunaan POP terhadap Bobot Gabah Panen