2. Tujuan 1. Karakteristik Tanah Sawah

rekayasa, berbentuk padat atau cair dan dapat diperkaya dengan bahan mineral alami danatau mikroba yang bermanfaat memperkaya hara, bahan organik tanah, dan memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah Anonim, 2010. Menurut Simanungkalit dan Suriadikarta 2006 pupuk organik merupakan bahan penambah C-organik atau bahan organik yang memiliki fungsi memperbaiki kesuburan fisik tanah agar strukturnya baik. Adanya pemberian pupuk organik disamping pupuk anorganik diharapkan diperoleh produksi yang memuaskan petani dengan tanpa menghilangkan kandungan bahan organik yang tersedia dalam tanah. Salah satu pupuk organik pabrikan adalah Pupuk Organik Plus POP. Pupuk Organik Plus POP merupakan pupuk organik yang dipabrikasi yang diharapkan dapat menjadi salah satu solusi untuk memperbaiki kualitas pertumbuhan dan produksi padi, khususnya di lahan sawah. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pupuk tersebut terhadap pertumbuhan dan produksi padi sawah.

1. 2. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman padi sawah Oryza sativa. L.. II. TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. Karakteristik Tanah Sawah

Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah umum sepeti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian dan sebagainya Hardjowigeno, Subagyo, dan Rayes, 2004. Tanah sawah mempunyai ciri tersendiri bila dibandingkan dengan tanah untuk budidaya tanaman lain. Hal tersebut berkaitan dengan proses penyawahan yang dilakukan dengan penggenangan dan pelumpuran. Proses pelumpuran dapat didefinisikan sebagai penghancuran agregat tanah menjadi lumpur yang sama rata, yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan mekanis terhadap tanah pada kondisi basah Sanchez, 1993. Penggenangan dan pelumpuran pada kondisi tergenang, menyebabkan tanah terdispersi dan penghancuran agregat akan semakin intensif pada saat dibajak, digaru, dan dilumpurkan Sharma dan De Datta, 1985. Pelumpuran dapat menurunkan permeabilitas tanah, semakin intensif tanah dilumpurkan maka permeabilitas tanah semakin menurun. Menurut Sudadi 2001, cara pengelolaan tanah sawah yang khas yaitu adanya kondisi tergenang pada sebagian besar periode pertanaman mengakibatkan terjadinya proses genesis dan terbentuknya morfologi, sifat fisik, kimia, biologi, dan mikrobiologi yang berbeda dengan tanah-tanah lain yang digunakan untuk tanaman lahan kering. Pengaruh penggenangan dan pengolahan tanah sawah dalam keadaan tergenang dapat menyebabkan perubahan sifat tanah morfologi, fisik, kimia, dan biologi sehingga berbeda dengan sifat tanah asalnya Sanchez, 1993. Tingkat pelumpuran tergantung kepada jenis dan pengelolaan. Pada tanah- tanah yang banyak mengandung liat relatif mudah dilumpurkan, sebaliknya pada tanah-tanah bertekstur kasar. Tanah-tanah dengan liat monmorolinit lebih mudah dilumpurkan daripada kaolinit ataupun oksida-oksida. Tanah-tanah yang paling mudah dilumpurkan adalah tanah-tanah dengan kejenuhan Na tinggi, sedangkan tanah-tanah dengan bahan organik relatif tinggi dan tanah-tanah yang banyak mengandung oksida Al dan Fe lebih sulit untuk dilumpurkan Anwar dan Sudadi, 2007. 2. 2. Karakteristik Tanaman Padi Varietas Ciherang