Visi Misi Falsafah Keluhan

4.1.2. Visi, Misi, Falsafah dan Motto Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

a. Visi

Visi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar adalah menjadi rumah sakit yang disenangi masyarakat tahun 2014

b. Misi

Misi Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar adalah: i. Menciptakan budaya senyum bagi seluruh pegawai Rumah Sakit Vita Insani ii. Menyediakan peralatan modern dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat iii. Meningkatkan mutu pelayanan dan manajemen Rumah Sakit Vita Insani. iv. Meningkatkan peran Rumah Sakit Vita Insani dalam memberikan pelayanan yang cepat dan akurat v. Mengembangkan sistem pembayaran pelayanan kesehatan dalam bentuk tarif yang terjangkau untuk masing-masing jenis pelayanan. vi. Menciptakan lingkungan rumah sakit yang bersih, indah dan asri.

c. Falsafah

Falsafah Rumah Sakit Vita Insani adalah meringankan penderitaan pasien dengan memberikan pelayanan yang terbaik, murah dan terjangkau.

d. Motto

Motto Rumah Sakit Vita Insani adalah “Kami Peduli Anda”.

4.1.3. Fasilitas Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar

Rumah Sakit Vita Insani memiliki fasilitas yang memadai antara lain Laboratorium, Radiologi, Apotik, Instalasi Farmasi, Fisiotherapi, Klinik obgyn yang memiliki Alat USG dan masih banyak fasilitas lainnya. Jumlah fasilitas tempat tidur Rumah Sakit Vita Insani sebanyak 128 buah meliputi 12 buah pada kelas super VIP dan VIP, 15 buah pada kelas I, 28 buah pada kelas II, 57 buah pada kelas III, 6 buah pada ruang ICU, dan 10 buah pada kamar bayi. Fasilitas pendukung rumah sakit berupa sarana air bersih yang didapatkan dari dua sumber yaitu dari sumur bor dan PDAM.Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Rumah Sakit Vita Insani menggunakan PLN dan apabila PLN padam, telah disediakan genset dengan kapasitas 350 KVA sebanyak 1 unit. 4.2. Analisis Univariat 4.2.1.Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sosiodemografi Adapun distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sosiodemografi dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sosiodemografi di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011-2013 No. Sosiodemografi f 1. Umur tahun 12-19 5 4.0 20-27 23 18.6 28-35 32 25.8 36-43 28 22.6 44-51 21 16.9 52-59 9 7.3 60-67 2 1.6 68-75 4 3.2 TOTAL 124 100 2. Suku Batak 75 60.5 Jawa 48 38.7 Tionghoa 1 0.8 TOTAL 124 100 3. Agama Islam 60 48.4 Kristen Protestan 52 41.9 Katholik 11 8.9 Budha 1 8 TOTAL 124 100 4 Pendidikan Tidak Tamat SD Tamat SD Sederajat 3 2.4 Tamat SLTP Sederajat 15 12.1 Tamat SLTA Sederajat 88 71.0 Tamat Akademi PT 18 14.5 TOTAL 124 100 5. Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 62 50.0 Pegagawai Negeri Sipil PNS 11 8.9 Pegawai swasta 12 9.7 Wiraswasta 23 18.5 Lain-Lain Petani, Pedagang 15 12.1 Tidak Bekerja 1 0.8 TOTAL 124 100 6 Status Perkawinan Belum kawin 12 9.7 Kawin 112 90.3 TOTAL 124 100 Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan umur tertinggi yaitu pada kelompok umur 28-35tahun yaitu sebanyak 32 orang 25,8 dan terendah pada kelompok umur 60-67 tahun yaitu sebanyak 2 orang 1.6. Karakteristik penderita kista ovarium dengan kelompok umur termuda pada penelitian ini yaitu: penderita umur 12 tahun, status belum kawin , keluhan nyeri abdomen bawah, penatalaksanaan medis terapi pembedahan. Karakteristik penderita kista ovarium dengan kelompok umur tertua yaitu penderita umur 75 tahun, status kawin, keluhan nyeri abdomen bawah, pentalaksanaan medis terapi pembedahan Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan suku tertinggi adalah suku batak sebanyak 75 orang 60.5 .Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan agama tertinggi adalah agama Islam yaitu sebanyak 60 orang 48.4, tidak ditemukan penderita kista ovarium yang beragama Hindu. Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan pendidikan tertinggi adalah tamat SMA sederajat yaitu sebanyak 88 orang 77.1 dan terendah adalah tidak tamat SDTamat SD sederajat yaitu sebanyak 3 orang 2.4 . Penderita kista ovarium berdasrkan pekerjaan tertinggi adalah ibu rumah tangga yaitu sebanyak 62 orang 50 dan yang terendah adalah pegawai swasta sebanyak 12 orang 9.7 da nada juga yang sedang tidak bekerja yaitu sebanyak 1 orang 0.8 . Proporsi penderita kista ovarium berdasarkan status perkawinan tertinggi adalah berstatus kawin yaitu sebanyak 112 90.3 .

4.2.2. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Keluhan

Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan keluhan yang dirasakan penderita dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Keluhan Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 No. Keluhan f 1. Nyeri Abdomen Bawah 99 56,2

2. Nyeri Ketika Haid

31 17.6

3. Terjadi Pendarahan

30 17,1

4. Perut Membesar

16 9.1 TOTAL 176 100 Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa proporsi keluhan penderita kista ovarium yang tertinggi adalah Nyeri abdomen bawah yaitu sebanyak 99 orang 56.2 dan terendah adalah perut membesar sebanyak 16 orang 9.1.

4.2.3 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status Haid

Adapun distribusi penderita kista ovarium berdasarkan status haid dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status haid di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011- 2013 No. Status Haid f 1. Haid tidak teratur 22 17.7 2. Haid teratur 87 70.2 3 Menopuse 15 12.1 TOTAL 124 100 Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan status haid yang tertinggi adalah haid teratur yaitu sebanyak 87 orang 70.2 dan terendah adalah menopause sebanyak 15 orang 12.1 .

4.2.4. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Ukuran Diameter Kista

Distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan ukuran diameter kista dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.4 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Ukuran diameter kista di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 No. Ukuran Diameter Kista f 1. 2-9 59 47.6

2. 10-17

54 43.5 3 18-25 11 8.9 TOTAL 124 100 Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa distribusi proporsi penderita kista ovarium berdasarkan ukuran diameter kista tertinggi adalah 2-9 cm yaitu sebanyak 59 orang 47.6 dan terndah adalah 18-25 cm yaitu sebanyak 11 orang 8.9

4.2.5. Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasrkan Jenis Kista

Adapun proporsi penderita kista ovarium berdasrkan jenis kista dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Jenis kista di Rumah Sakit vita insani Pematang Siantar Tahun 2011- 2013 No. Jenis Kista f 1. Kista ovarium jinak 102 82.3

2. Kistaovarium ganas

22 17.7 TOTAL 124 100 Dari Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan jenis kista yang tertinggi adalah kista ovarium jinak yaitu sebanyak 102 orang 82.3 dan yang terendah adalah kista ovarium ganas yaitu sebanyak 22 orang 17.7

4.2.6. Distribusi

proporsi penderita kista ovarium berdasarkan penatalaksanaan medis Adapun distribusi penderita kista ovarium berdasarkan penatalaksanaan medis dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.6 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Di Rumah Sakit Vita Insani 2011-2013 No. Penatalaksanaan Medis f 1 Terapi Pembedahan 114 91.9 2 Terapi Hormonal + Pembedahan 10 8.1 TOTAL 124 100 Dari Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan penatalakasanaan medis yang tertinggi adalah terapi pembedahan yaitu sebanyak 114 orang dan tidak ada yang melakukan terapi hormonal.

4.2.7. Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kista Ovarium

Adapun lama rawatan Rata-rata penderita kista ovarium dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.7 Lama Rawatan Rata-rata Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 Lama Rawatan Rata-rata hari Mean 4.5 SD Standart Deviasi 1.137 Minimum 1 Maximum 9 Dari Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa lama rawatan rata-rata penderita kista ovarium adalah 4,5 hari atau 5 hari. SD Standar Deviasi 1,137 hari dengan lama rawatan minimum 1 hari dan lama rawatan maksimum 9 hari.

4.2.8. Distribusi Proporsi Penderita kista Ovarium Berdasarkan Sumber Biaya

Adapun distribusi penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.8 Distribusi Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sumber Biaya di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 No. Sumber Biaya f 1. Askes 11 8.9 2. Jamkesmas 3 2.4 3 Jamsostek 15 12.1 4 Biaya Sendiri 95 76.6 TOTAL 124 100 Dari Tabel 4.8 diatas dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan sumber biaya yang tertinggi adalah biaya sendiri yaitu sebanyak 95 orang 76.6 dan yang terendah adalah dengan jamkesmas yaitu sebanyak 3 orang 2.4 4.3. Analisa Statistik 4.3.1. Jenis Kista Berdasarkan Umur Adapun distribusi proporsi jenis kista berdasarkan umur penderita kista ovarium dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4.9. Distribusi Proporsi Jenis Kista Berdasarkan Umur Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 No Umur Jenis Kista Total Kista Ovarium Jinak Kista Ovarium Ganas f F f 1 45 88 94.6 5 5.4 93 100 2 ≥ 45 14 45.1 17 54.9 31 100 P 0,001 Dari Tabel 4.9 dapat dilihat dari 93 penderita yang berada pada kelompok umur 45 tahun, 88 penderita 94.6 yang menderita kista ovarium jinak dan 5 penderita 5.4 yang menderita kista ovarium ganas. Dari 31 penderita yang berada pada kelompok umur ≥45 tahun, 14 penderita 45.1 yang menderita kista ovarium jinak dan 17 penderita 54.9 yang menderita kista ovarium ganas. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p 0,001 , artinya ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan jenis kista.

4.3.2. Keluhan Berdasarkan Ukuran Diameter Kista

Adapun distribusi proporsi keluhan berdasarkan ukuran diameter kista dapat dilihat padda tabel berikut. Tabel 4.10.Distribusi Proporsi Keluhan Berdasarkan Ukuran Diameter Kista Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 No. Keluhan Ukuran Diameter Kista Jumlah ≤ 6cm 6cm f f f 1. Nyeri Abdomen Bawah 7 12.7 48 87.3 55 100

2. Nyeri ketika Haid

2 16.7 10 83.3 12 100

3. Pendarahan

2 40 3 60 5 100

4. Perut Membesar

2 66.7 1 33.3 3 100 Berdasarkan Tabel 4.10 dapat dilihat bahwa dari 55 penderita kista ovarium yang memiliki keluhan nyeri abdomen bawah proporsi ukuran dimeter tertinggi adalah 6cm yaitu sebanyak 48 orang 87,3 dan yang terendah adalah ≤ 6cm yaitu sebanyak 7 orang 12,7. Dari 12 penderita kista ovarium yang memiliki keluhan nyeri ketika haid proporsi ukuran dimeter tertinggi adalah 6cm yaitu sebanyak 10 orang 83,3 dan yang terendah adalah ≤ 6cm yaitu sebanyak 2 orang 16,7. Dari 5 penderita kista ovarium yang memiliki keluhan Pendarahan proporsi ukuran dimeter tertinggi adalah 6cm yaitu sebanyak 3 orang 60 dan yang terendah adalah ≤ 6cm yaitu sebanyak 2 orang 40. Dari 3 penderita kista ovarium yang memiliki keluhan perut membesar proporsi ukuran dimeter tertinggi adalah ≤6cm yaitu sebanyak 2 orang 66,7 dan yang terendah adalah 6cm yaitu sebanyak 1 orang 33,3. Berdasarkan uji chi-square terdapat 5 sel 62.5 yang mempunyai epected count 5sehingga analisa statistik tidak dapat dilakukan

4.3.3. Jenis Kista Berdasarkan Ukuran Diameter Kista

Adapun distribusi proporsi jenis kista berdasarkan ukuran diameter kista penderita kista ovarium dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.11.Distribusi Proporsi Jenis Kista Berdasarkaan Ukuran Diameter Kista Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 No Ukuran Diameter Kista Jenis Kista Total ≤ 6cm 6cm f f f 1 Kista Ovarium Jinak 12 11.8 90 88.2 102 100 2 Kista Ovarium Ganas 7 31.8 15 68.2 12 100 p=0.044 Dari Tabel 4.11 dapat dilihat dari 102 penderita kista ovarium jinak, proporsi ukuran diameter kista ovarium tertinggi pada ukuran 6cm yaitu sebanyak 90 orang 88,2 dan proporsi terendah pada ukuran ≤ 6 cm yaitu sebanyak 12 orang 11,8. Dari 12 penderita kista ovarium ganas , proporsi ukuran diameter kista tertinggi pada ukuran 6cm yaitu sebanyak 15 orang 68,2. Berdasarkan hasil uji Exact Fisher diperoleh nilai p 0,05, artinya ada perbedaan prporsi yang bermakna antara jenis kista ovarium berdasarkan ukuran diameter kista

4.3.4. Umur Berdasarkan Status Haid

Adapun distribusi proporsi umur berdaarkan status haid penderita kista ovarium dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.12.Distribusi Proporsi Umur Berdasarkan Status Haid Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 No Status Haid Umur Total 45 ≥ 45 f F f 1 Haid tidak teratur 19 86.4 3 13.6 22 100 2 Haid teratur 73 83.9 14 16.1 87 100 3 Menopouse 1 6.7 14 93.3 15 100 P 0.001 Berdasarkan Tabel 4.12 dapat dilihat bahwa dari 22 penderita kista ovarium haid tidak teratur, proporsi umur tertinggi adalah 45 tahun yaitu sebanyak 19 orang 86.4 dan proporsi terendah adalah ≥ 45 yaitu sebanyak 3 orang 13,6. Dari 87 penderita kista ovarium haid teratur, proporsi umur tertinggi adalah 45 tahun yaitu sebanyak 73 orang 83.9 dan proporsi terendah adalah ≥ 45 yaitu sebanyak 14 orang 16.1. Dari 15 penderita kista ovarium yang telah menopouse, proporsi umur tertinggi adalah ≥ 45 tahun yaitu sebanyak 14 orang 93.3 dan proporsi terendah adalah 45 yaitu sebanyak 1 orang 6.7. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh nilai p 0,001 , artinya ada perbedaan proporsi yang bermakna antara umur berdasarkan status haid.

4.3.5. Status Perkawinan Berdasarkan Penatalaksanaan Medis

Adapun distribusi proporsi status perkawinan berdasarkan penatalaksanaan medis penderita kista ovarium dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.13.Distribusi Proporsi Status Perkawinan Berdasarkan Penatalaksanaan Medis Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 No Penatalaksanaan Medis Status Perkawinan Total Kawin Belum kawin f F f 1. Terapi Pembedahan 102 89,5 12 10,5 114 100 2. Terapi Pembedahan + Hormonal 10 100 10 100 P=0.596 Berdasarkan Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa tidak ada penderita yang melakukan penatalaksannan medis dengan terapi hormonal. Dari 114 penderita kista ovarium yang mendapatkan penatalaksanaan medis terapi pembedahan, proporsi status perkawinan tertinggi adalah kawin yaitu sebanyak 102 orang 62,2 dan terendah adalah belum kawin yaitu sebanyak 12 orang 10,5. Dari 10 orang penderita kista ovarium yang mendapatkan penatalaksanaan medis terapi pembedahan + hormonal, proporsi status perkawinan tertinggi adalah kawin yaitu sebanyak 10 orang dan tidak ditemukan penderita yang memiliki status perkawinan belum kawin. Berdasarkan hasil uji Exact Fisher diperoleh nilai p 0,05, artinya Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara status perkawinan berdasarkan penatalaksanaan medis.

4.3.6. Lama Rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya

Adapun distribusi proporsi lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya penderita kista ovarium dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 4.14 Distribusi Lama Rawatan Rata-Rata hari BerdasarkanSumber Biaya Penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar Tahun 2010-2012 Sumber Biaya Lama Rawatan Rata-rata hari N Mean SD Askes 11 4.55 0.820 Jamkesmas 3 4.33 0.577 Jamsostek 15 4.73 1.163 Biaya Sendiri 95 4.46 1.183 P=0.850 Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa terdapat 11 penderita kista ovarium dengan biaya melalui askes yang mempunyai lama rawatan rata-rata 4,55 hari 5 hari dan nilai SD=0,820.Terdapat 3 penderita kista ovarium dengan biaya melalui Jamkesmas yang mempunyai lama rawatan rata-rata 4,33 hari 4 hari dan nilai SD=0,577.Terdapat 11 penderita kista ovarium dengan biaya melalui jamsostek yang mempunyai lama rawatan rata-rata 4,73 hari 5 hari dan nilai SD=1,163. Terdapat 95 penderita kista ovarium dengan menggunakan biaya sendiri yang mempunyai lama rawatan rata-rata 4,46 hari 4 hari dan nilai SD=1,183. Berdasarkan hasil uji Anova diperoleh nilai p 0,05, artinya Tidak ada perbedaan proporsi yang bermakna antara lama rawatan rata-rata berdasarkan sumber biaya.

BAB V PEMBAHASAN

5.1. Distribusi

Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Sosiodemografi

5.1.1. Umur

Proporsi penderita Kista Ovarium di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar tahun 2011-2013 berdasarkan umur dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Gambar 5.1. Diagram Bar Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Umur Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 Dari gambar 5.1 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasrkan umur tertinggi pada kelompok umur 28-35 tahun 25,8 dan terndah pada kelompok umur 60-67 tahun 1,6. Proporsi penderita kista ovarium mengalami peningkatan sampai dengan kelompok umur 28-35 tahun dan kemudian mengalami penurunan. 5 10 15 20 25 30 12_19 20-27 28-35 36-43 44-51 52-59 60-67 68-75 P ROP ORS I UMUR TAHUN Pada penelitian ini kista ovarium berdasarkan umur, proporsi distribusi umur yang tertinggi adalah kelompok umur 28-35 tahun yaitu sebanyak 25,8 . Pada kelompok umur 12-19 tahun kista ovarium ditemukan proporsinya masih rendah. Kista ovarium banyak teradi pada usia 20-51 tahun. Hal ini karena usia 20-51 tahun merupakan usia reproduktif dengan produktivitas tinggi, dan kista ovarium sering terjadi pada usia reproduktif karena pada usia reproduktif produktivitas indung telur tinggi Wiknjosastro,2005. Kista ovarium pada penelitian ini pling banyk terjadi pada usia 28-35 tahun, hal ini karena biasanya pada usia ini banyak pasangan yang membutuhkan anak, sehingga wanita yang pada usia 28-35 tahun yang belum memiliki anak memeriksakan kesehatan alat reproduksi mereka dan pada akhirnya baru ditemukannya penyakit kista ovarium. Kista ovarium yang terjadi pada usia 12-19 tahun masih rendah karena pada usia ini jarang ditemukan penyakit kista, walaupun kista terjadi pada usia 12- 19 tahun dapat disebabkan karena faktor riwayat keluarga atau faktor keturunan dan juga karena mereka mengalami menstruasi dini. Hal ini sejalan dengan William yang menyatakan bahwa angka kejadian kista sering terjadi pada wanita usia reproduktif, jarang sekali dibawah umur 20 tahun maupun diatas 50 tahun.William,2007

5.1.2. Suku

Gambar 5.2. Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Suku di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Tahun 2011-2013 Berdasarkan Gambar 5.2 dapat dilihat bhwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan suku tertinggi yaitu suku batak 60,5. Pada penelitian ini bahwa suku batak memiliki proporsi tertinggi dari suku lainnya, hal ini dapat dihubugkan dengan jumlah penderita kista ovarium yang dating memilih tempat berobat ke Rumah sakit Vita insani pematang siantar Tahun 2011-2013 berdasarkan suku adalah mayoritas suku batak karena mayoritas suku yang tinggal di Pematang siantar adalah suku batak , hal ini bukan menunjukkan bahwa suku batak lebih berisiko untuk terkena kista ovarium karena suku tidak berhubungan langsung terhadap kejadian kista ovarium. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Dumaris siringo-ringo di Rumah sakit st Elisabeth Medan, yang menyatakan bahwa suku tidak berhubungan langsung dengan kejadian kista ovarium.Dumaris,2012 60.50 38.70 0.80 Batak Jawa Tionghoa

5.1.3. Agama

Gambar 5.3. Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Agama Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 2011- 2013 Berdasarkan gambar 5.3 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan agama tertinggi adalah agama islam 48,40 dan terendah adalah budha 8 dan juga tidak ditemukannya penderita yang beragama hindu. Pada penelitian ini proporsi penderita kista ovarium banyak yang beragama islam, hal ini bukan berarti bahwa agama Islam merupakan faktor risiko untuk menderita kista ovarium dan juga agama tidak berhubungan langsung dengan kejadian kista ovarium, tetapi menunjukkan bahwa penderita kista ovarium yang datang berobat ke Rumah sakit Vita insani adalah mayoritas beragama Islam. 48.40 41.90 8.90 8 Islam Kristen Protestan Katholik Budha 5.1.4. Pendidikan Gambar 5.4. Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium BErdasarkan Tingkat Pendeidikan Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Berdasarkan gambar 5.4 dapat diketahui bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan pendidikan tertinggi yaitu Tamat SMA sederajat 71 dan terendah yaitu SD sederajat 2,40 Hal ini bukan berarti bahwa tingkat pendidikan SMA lebih berisiko untuk menderita kista ovarium, namun keterkaitannya dengan jumlah penderita kista ovarium yang dating mencari tempat berobat ke Rumah Sakit Vita Insani Pematang siantar Tahun 2011-2013 mayoritas berpendidikan terakhir SMASederajat, diamana mereka ingin mendapatkan pengobatan yang lebih baik untuk kesehatannya Hal ini sejalan dengan penelitian Tryanto, dkk di Purwokerto tahun 2009 bahwa responden yang menderita kista ovarium berpendidikan SD 44, SLTP 37, berpendidikan SLTASMEA 16 dan yang berpendidikan PT Akademi 71.00 14.50 12 2.40 Tamat SLTA Sederajat Akademi PT Tamat SLTPSederajat Tidak Tamat SD Tamat SD Sederajat 3. Dari penelitian ini dapat dilihat bahwaa penderita kista ovarium mayoritas berpendidikan SD.Tryanto,2009Dan juga sejalan dengan penelitian Dumaris siringo- ringo, dari hasil penelitian ditemukan bahwa penderita kista ovarium mayoritas berpendidikan Perguruan Tinggi Akademi 47,4. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa faktor pendidikan tidak berhubungan langsung dengan kejadian kista ovarium.Safitri,2010

5.1.5. Pekerjaan

Gambar 5.5. Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Pekerjaan Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Berdasarkan gambar 5.5 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan pekerjaan tertinggi yaitu ibu rumah tangga 50 dan yang terendah yaitu pegawai negeri sipil 8,9, ada juga penderita kista ovarium yang tidak bekerja 0,80. Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan seseorang, dalam penelitian ini menunukan hasil bahwa proporsi pekerjaan penderita kista ovarium 50 18.50 12.10 9.70 8.90 0.80 Ibu Rumah Tangga Wiraswasta Lain-Lain Petani, Pedagang Pegawai Swasta Pegawai Negeri Sipil Tidak Bekerja paling tinggi adalah ibu rumah tangga. Hal ini menunjukan bahwa Ibu Rumah Tangga lebih banyak menderita kista ovarium karena pada umumnya wanita yang sudah berumah tangga adalah berusia reproduksi dan pada umumnya juga kista ovarium terjadi pada usia reproduksi dan selain itu mereka juga mempunyai biaya yang cukup untuk melakukan pengobatan di Rumah sakit tersebut. Dan hal ini bukan menunjukkan bahwa pekerjan Ibu Rumah tangga merupakan risiko utama menderita kista ovarium. Hal ini sejalan dengan penelitian merice dan dkk di RS. Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2007 bahwa ditemukan pada umumnya penderita adalah ibu Rumah Tangga yaitu 87, disusul pegawai negeri dan swasta.M.Sihombing, 2007

5.1.6. Status Perkawinan

Gambar 5.6. Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Bedasarkan Status Perkawinan Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar 90.70 9.30 Kawin Belum Kawin Berdasarkan gambar 5.6 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium bersarkan status perkawinan tertinggi yaitu kawin 90,70 dan terendah yaitu belum kawin 9,30. Penderita kista ovarium banyak terjadi pada wanita yang bestatus kawin hal ini bias dihubungkan dengan wanita yang berstatus kawin lebih banyak pada usia reproduksi. Kista ovarium merupakan salah satu tumor jinak ginekologi yang paling sering dijumpai wanita di masa reproduksinya. Depkes RI 2011 Kista ovarium paling sering dijumpai pada masa reproduksi karena biasanya kista terbentuk setelah telur dilepaskan sewaktu ovulasi. Yatim, 2005Oleh karena kista ovarium sering terjadi pada masa reproduksi dan pada umumnya wanita yang bestatus kawin mayoritas berada pada usia reproduksi. Pada wanita usia subur dan sudah menikah serta memiliki anak, biasanya mereka menggunakan alat kontrasepsi hormonal merupakan faktor resiko kista ovarium, yaitu pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa implant, akan tetapi pada wanita yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal berupa pil cenderung mengurangi resiko untuk terkena kista ovarium.Henderson, 2005Penggunaan alat kontrasepsi cenderung mengalami gangguan hormone. Dan pada wanita yang belum menikah kista ovarium terjadi kemungkinan karena gaya hidup yang cenderung tidak sehat dan pola makan yang salah, seperti seringnya mengkonsumsi fastfood.

5.2. Keluhan

Gambar 5.7. Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Keluhan Di Rumah Sakit Vita Insani PEmatang Siantar Dari gambar 5.7 dapat dilihat bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan keluhan utama tertinggi yaitu nyeri abdomen bawah 56,20 dan terendah adalah perut membesar 9,10. Pada penelitian ini ditemukan keluhan nyeri abdomen bawah yang paling tinggi, hal ini kemungkinan dikarenakan bahwa pada umumnya seseorang mencari pengobatan apabila karena keadaan sudah mencapai tingkat keparahan yang sudah tidak bisa ditahan oleh pasien, dan apabila seseorang hanya memiliki keluhan ringan biasanya pasien akan mencoba mencari alternative sendiri tanpa bantuan medis. Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik di luar rahim atau kanker ovarium.. Gejala- gejalanya antara lain: perut ,terasa penuh, berat dan kembung, tekanan pada dubur 56.20 17.60 17.10 9.10 Nyeri Abdomen Bawah Nyeri Ketika Haid Terjadi Pendarahan Perut Membesar dan kandung kemih sulit buang air kecil, siklus menstruasi tidak teratur dan sering nyeri, nyeri panggul yang menetap atau tidak terlalu sering yang dapat menyebar ke punggung bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil, luas permukaan dinding endometrium menebal,dan pembengkakan tungkai bawah yang tidak disertai rasa sakit. Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya, mengalami infark dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah yang akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera.Moore, 2001 5.3. Status Haid Gambar 5.8. Diagram Pie Proporsi Penderita Kista Ovarium Berdasarkan Status Haid Di Rumah Sakit Vita Insani Pematang Siantar Dari gambar 5.8 dapat diketahui bahwa proporsi penderita kista ovarium berdasarkan status haid tertinggi yaitu haid tidak teratur 70,20 dn yang terendah adalah menopause 12,10 Pada penelitian ini proporsi penderita kista ovarium dengan haid tidak teratur lebih tinggi dari menopause karena biasanya kista ovarium lebih banyak 70.20 17.70 12.10 haid tidak Teratur Haid Teratur menopuse terjadi pada usia reproduksi. Gangguan siklus haid yang sangat pendek atau lebih panjang harus diwaspadai. Menstruasi di usia dini merupakan faktor risiko berkembangnya kista ovarium, dan juga pada wanita yang memiliki siklus haid tidak teratur merupakan faktor resiko terkena kista ovarium.Manuaba, 2010

5.4. Ukuran Diameter Kista