Hubungan Inflasi dengan Upah Minimum Hubungan Inflasi dengan Kondisi Infrastruktur

4.3 Hubungan Inflasi dengan Upah Minimum

Salah satu implikasi dari pemberlakuan otonomi daerah adalah mekanisme penetapan besarnya Upah Minimum Regional UMR yang sebelumnya menganut sistem sentralisasi. Sejak tahun 2001 menggunakan sistem desentralisasi. Perkembangan UMR provinsi di Pulau Jawa dijelaskan oleh Gambar 4.5. Sumber : BPS, diolah Gambar 4.5 Perbandingan Perubahan Upah Minimum Regional terhadap Inflasi di Pulau Jawa 2002-2010 Kondisi UMR Pulau Jawa terus menerus mengalami peningkatan, hal tersebut bertujuan agar menjaga daya beli masyarakat agar tidak tergerus oleh inflasi. Gambar 4.5 memberikan informasi mengenai laju pertumbuhan UMR provinsi di Pulau Jawa terhadap laju inflasi sejak tahun 2002. Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa dinamika penyesuaian UMR selalu berusaha berada pada tingkatan di bawah laju inflasi di setiap provinsi di Pulau Jawa agar tidak malah memacu meningkatnya tingkat harga. Penyesuaian UMR diatas laju inflasi hanya terjadi pasca terjadinya lonjakan inflasi pada tahun 2005 dan 2008. Sebagaimana kita ketahui dampak negatif akibat tingginya laju inflasi dapat menurunkan daya beli masyarakat, maka pemerintah-pemerintah daerah berusaha menyesuaikan tingkat upah pada masing-masing wilayah pasca terjadinya inflasi yang tinggi dengan meningkatkan UMR diatas laju inflasi sebagai insentif agar roda perekonomian daerah tetap dapat tumbuh dan berlangsung tanpa mengalami gangguan.

4.4 Hubungan Inflasi dengan Kondisi Infrastruktur

Kondisi infrastruktur mempunyai peranan penting didalam aliran distribusi produk. Semakin membaik kondisi infrastruktur tentunya akan semakin memperlancar aliran distribusi produk dan penghematan dalam waktu perjalanan. Penghematan biaya ini tentunya diprediksi akan berdampak pada penurunan harga produk di dalam pasar. Gambar 4.6 memberikan gambaran mengenai hubungan antara inflasi dengan persentase panjang jalan dengan kondisi baik di Pulau Jawa. Berdasarkan gambar tersebut ternyata kondisi infrastruktur cenderung memberikan hubungan yang negatif dengan inflasi. Saat terjadi penurunan persentase kondisi jalan baik, hal tersebut kemudian memicu kenaikan inflasi pada beberapa provinsi di Pulau Jawa. Peningkatan kondisi infrastruktur, selain akan menurunkan biaya transpor terkait dengan lancarnya arus barang ke dalam atau keluar suatu wilayah, disamping itu juga akan meningkatkan volume ekspor dan impor suatu wilayah serta memungkinkan terjadinya transfer teknologi dan informasi yang lebih cepat antar wilayah. Sumber : BPS, diolah Gambar 4.6 Perbandingan Kondisi Infratruktur terhadap Inflasi di Pulau Jawa 2001-2010

4.5 Perkembangan Harga Minyak dan Harga Pangan Dunia