Uji coba

2.3.1. Uji coba

Uji coba bertujuan untuk menilai keabsahan instrumen antara lain mendapatkan kuesioner yang sesuai dengan tujuan dalam Riskesdas, menentukan kelayakan dari peralatan yang akan digunakan serta manajemen pengumpulan data. Uji coba yang dilakukan antara lain :

 Uji coba kuesioner yang digunakan dalam pengumpulan data kesehatan masyarakat agar mendapatkan pemahaman substansi dalam kuesioner serta alur dari pertanyaan dalam masing-masing blok, untuk menghindari kesalahpahaman pengisian dan menyeleksi isi dari kuesioner

 Uji coba pengumpulan spesimen darah, urin dan garam,  Uji coba peralatan yang digunakan untuk pengumpulan data kesehatan masyarakat

maupun biomedis dengan melihat fisibilitas dan validitas alat.  Uji coba proses data entry  Manajemen dan pengorganisasian lapangan, termasuk administrasi dan logistik.

Uji coba lengkap Riskesdas dilakukan sebanyak dua kali. Uji coba pertama dilakukan di Sumatera Utara. Untuk menggambarkan situasi perkotaan dan perdesaan/daerah sulit diambil lokasi di Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Nias Selatan. Di setiap lokasi uji coba pengumpulan data dilakukan di dua blok sensus (BS). Untuk Kabupaten Nias Selatan, BS yang terpilih adalah Desa Pasar Pulau Tello dan Desa Bawinofoso, sedangkan di Kota Pematang Siantar dipilih BS di Kelurahan Bantan dan Simarito. Pengumpulan data dilakukan oleh enumerator yang direkrut oleh Dinas Kesehatan setempat. Enumerator yang terpilih merupakan pegawai Dinas Kesehatan/honorer di Puskesmas setempat. Pengumpulan data di empat BS tersebut dikerjakan Uji coba lengkap Riskesdas dilakukan sebanyak dua kali. Uji coba pertama dilakukan di Sumatera Utara. Untuk menggambarkan situasi perkotaan dan perdesaan/daerah sulit diambil lokasi di Kota Pematang Siantar dan Kabupaten Nias Selatan. Di setiap lokasi uji coba pengumpulan data dilakukan di dua blok sensus (BS). Untuk Kabupaten Nias Selatan, BS yang terpilih adalah Desa Pasar Pulau Tello dan Desa Bawinofoso, sedangkan di Kota Pematang Siantar dipilih BS di Kelurahan Bantan dan Simarito. Pengumpulan data dilakukan oleh enumerator yang direkrut oleh Dinas Kesehatan setempat. Enumerator yang terpilih merupakan pegawai Dinas Kesehatan/honorer di Puskesmas setempat. Pengumpulan data di empat BS tersebut dikerjakan

Sebelum dilakukannya pengumpulan data di lapangan, enumerator dilatih terlebih dahulu oleh tim teknis Riskesdas. Pelatihan dilaksanakan selama tujuh hari di Medan. Selama pelatihan enumerator diberikan pemahaman mengenai kuesioner yang akan mereka tanyakan kepada responden dan juga cara pengukuran serta pengambilan sampel biomedis. Setelah pelatihan, enumerator langsung turun lapangan untuk melaksanakan pengumpulan data di BS yang telah ditentukan.

Rumah tangga yang dikunjungi di setiap BS berjumlah 25. Pada rumah tangga tersebut dilakukan wawancara, observasi, pengukuran, dan pemeriksaan. Kuesioner uji coba Riksesdas 2013 terdiri dari 12 blok pertanyaan sebagai berikut:

Blok I. Pengenalan tempat Blok II. Keterangan rumah tangga Blok III. Keterangan pengumpul data Blok IV. Keterangan anggota rumah tangga Blok V. Akses dan pelayanan kesehatan Blok VI. Farmasi dan pelayanan kesehatan tradisional Blok VII. Gangguan jiwa berat dalam keluarga Blok VIII. Kebijakan program dan pemberdayaan masyarakat Blok IX. Kesehatan lingkungan dan sanitasi pangan Blok X. Pengeluaran rumah tangga Blok XI. Keterangan wawancara individu Blok XII. Keterangan individu

a. Penyakit menular

b. Penyakit tidak menular

c. Genetik dan riwayat keluarga

d. Cedera

e. Kesehatan indera

f. Gigi dan mulut

g. Ketidakmampuan/disabilitas

h. Kesehatan jiwa

i. Pengetahuan, sikap dan perilaku j. Pembiayaan kesehatan k. Kesehatan ibu l. Kesehatan anak dan imunisasi m. Pengukuran dan pemeriksaan n. Pemeriksaan mata o. Pemeriksaan THT p. Pemeriksaan status gigi permanen q. Pengambilan spesimen darah dan sampel urin. r. EKG s. Spirometer t. Konsumsi makanan.

Dari uji coba yang dilakukan didapat gambaran waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pengumpulan data di satu BS adalah delapan hari. Selama pengumpulan data ditemui banyak kendala, antara lain waktu wawancara terlalu lama yang disebabkan banyaknya pertanyaan yang tercantum dalam kuesioner. Beberapa pertanyaan, antara lain konsumsi makanan individu, ketanggapan pelayanan kesehatan serta kebijakan program dan pemberdayaan masyarakat sulit dipahami, baik oleh enumerator maupun oleh responden. Beberapa pemeriksaan, seperti pemeriksaan EKG, spirometri dan pH air sulit dilakukan di lapangan karena keterbatasan jumlah alat dan SDM.

Uji coba laboratorium yang juga dilakukan adalah pengumpulan sampel urin. Secara teori urin yang akan digunakan untuk pemeriksaan iodium adalah urin sewaktu, namun untuk pemeriksaan natrium sampel urin yang dikumpulkan sehari penuh. Kondisi ini tentu tidak mungkin dilakukan di lapangan, sehingga dilakukan uji coba analisis sampel urin sewaktu dan sampel urin 24 jam. Hasil analisis kadar natrium dalam urin pada sampel terbatas menunjukkan tidak ada perbedaan (p>0,05), sehingga diputuskan sampel urin untuk pemeriksaan iodium maupun natrium adalah urin sewaktu.

Setelah dilakukan evaluasi hasil uji coba disepakati untuk dilakukan pengurangan pertanyaan dari instrumen Riskesdas. Berdasarkan uji coba pertama ditentukan variabel yang akan digunakan pada Riskesdas 2013 menjadi sebagai berikut:

Blok I. Pengenalan tempat Blok II. Keterangan rumah tangga Blok III. Keterangan pengumpul data Blok IV. Keterangan anggota rumah tangga Blok V. Akses dan pelayanan kesehatan Blok VI. Farmasi dan pelayanan kesehatan tradisional Blok VII. Gangguan jiwa berat dalam keluarga Blok VIII. Kesehatan lingkungan Blok IX. Pemukiman dan ekonomi. Blok X. Keterangan wawancara individu Blok XI. Keterangan individu

a. Penyakit menular

b. Penyakit tidak menular

c. Cedera

d. Gigi dan mulut

e. Ketidakmampuan/disabilitas

f. Kesehatan jiwa

g. Pengetahuan, sikap dan perilaku

h. Pembiayaan kesehatan

i. Kesehatan reproduksi j. Kesehatan anak dan imunisasi k. Pengukuran dan pemeriksaan l. Pemeriksaan mata m. Pemeriksaan telinga n. Pemeriksaan status gigi permanen o. Pengambilan spesimen darah dan sampel urin.

Selain itu dari hasil uji coba kuesioner disepakati kuesioner dengan muatan pertanyaan yang sudah diseleksi. Proses pembuatan kuesioner didiskusikan dengan para pakar terkait semua topik Riskesdas 2013.

Instrumen yang digunakan dalam pengukuran dan pemeriksaan dalam uji coba Riskesdas 2013 tersebut adalah sebagai berikut:

1. Timbangan badan

2. Alat ukur tinggi badan

3. Alat ukur lingkar perut dan lingkar lengan atas

4. Tensimeter IA2

5. Lup, senter, pinhole, tali ukur 6 meter, snellen chart

6. Spekulum

7. Kaca mulut, antiseptik, tisu, sarung tangan, masker

8. Spirometer

9. Timbangan makanan

10. Alat pH-meter

11. Peralatan pemeriksaan dan pengiriman spesimen biomedis (darah, urin, air dan garam)

12. Laptop untuk mengentri (uji coba paperless data entry). Peralatan yang diuji coba terutama adalah alat untuk pengukuran antropometri yaitu pengukur

tinggi badan dan penimbang berat badan, serta tensimeter untuk mengukur tekanan darah. Berdasarkan pengalaman Riskesdas terdahulu, membawa peralatan pengukur tinggi badan berbahan dasar fiber glass menjadi beban yang cukup berat bagi enumerator, sehingga diputuskan peralatan pengukur tinggi badan berbahan dasar aluminium.

Penimbangan berat badan menggunakan timbangan digital dengan ketepatan 0,1 kg. Pada tahapan uji coba ini dilakukan seleksi beberapa merek timbangan (Fesco, Camry dan AND). Pemilihan merek timbangan didasarkan pada akurasi dan presisi, kekuatan timbangan, bobot timbangan, dan pertimbangan harga. Setelah melalui berbagai tahapan uji coba, maka diputuskan menggunakan timbangan digital merek Fesco.

Untuk menentukan alat yang digunakan dalam mengukur tekanan darah dilakukan uji coba pada alat tensimeter, yaitu tensimeter digital merek Omron tipe IA2 dan tensimeter air raksa merek Nova. Uji alat ini bertujuan untuk mendapatkan faktor koreksi dari alat yang digunakan terhadap alat standar baku. Uji coba alat lainnya adalah spirometer untuk melengkapi diagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) pada responden umur 30 tahun keatas.

Berdasarkan uji coba tersebut diputuskan bahwa instrumen yang digunakan pada Riskesdas 2013 adalah sebagai berikut:

1. Timbangan badan merek Fesco

2. Alat ukur tinggi badan yang dibuat dari alumumium

3. Alat ukur lingkar perut dan lingkar lengan atas

4. Tensimeter merek Omron tipe IA1

5. Lup, lampu senter, pinhole, tali ukur 6 meter, tumbling E

6. Spekulum telinga

7. Kaca mulut, antiseptik, tisu, sarung tangan, masker

8. Peralatan pemeriksaan dan pengiriman spesimen biomedis (darah, urin, air dan garam)

Pada uji coba ini, entri data dilakukan di lapangan. Rekam data dilakukan dengan dua cara yaitu secara paperless (tanpa menggunakan kuesioner, data langsung di entri dengan software yang sudah disiapkan oleh tim mandat) dan secara manual menggunakan kuesioner, data diedit dan dientri setelah wawancara.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa cara paperless sulit diaplikasikan di lapangan karena beberapa kendala, seperti keterampilan enumerator yang bervariasi, membutuhkan waktu pengumpulan data lebih lama, dan masalah teknis komputerisasi. Disimpulkan pengumpulan data Riskesdas 2013 dilakukan secara manual menggunakan kuesioner, selanjutnya data diedit dan dientri di lapangan.

Pengumpulan data dan pemeriksaan biomedis dilakukan di laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan laboratorium swasta di Pematang Siantar. Disimpulkan beberapa pemeriksaan biomedis dilakukan di laboratorium lapangan yang dapat berupa laboratorium Puskesmas, rumah sakit atau di fasilitas lain yang memungkinkan.

Instrumen yang telah diperbaiki harus diujicobakan kembali untuk finalisasi instrumen yang digunakan. Uji coba kedua diselenggarakan di Cisarua, Jawa Barat, dengan tahapan pelatihan enumerator sesuai hasil uji coba pertama. Terdapat dua tim enumerator yang mengumpulkan data di dua BS. Enumerator adalah alumni Poltekkes Jawa Barat yang direkrut oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Uji coba kedua lebih menekankan pada manajemen Riskesdas, mulai dari proses persiapan di lapangan sampai dengan data entri dan pengiriman data online, pengambilan, serta pengiriman spesimen darah dan urin. Diperhitungkan pula lama waktu pengiriman spesimen dari laboratorium lapangan ke laboratorium Badan Litbangkes dan kemungkinan kerusakan spesimen yang diterima akibat kondisi lapangan terkait.

Dari hasil uji coba kedua, diputuskan instrumen, alat ukur yang akan digunakan, mekanisme pengumpulan data dan spesimen, pengisian formulir biomedis, serta finalisasi pedoman pengisian kuesioner dan pedoman manajemen pengumpulan data Riskesdas secara lengkap.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2