Pelayanan program Keluarga Berencana (KB)

14.2. Pelayanan program Keluarga Berencana (KB)

Pelayanan KB merupakan upaya untuk mendukung kebijakan program KB nasional. Salah satu indikator program KB yaitu penggunaan KB saat ini dan CPR (Contraceptive Prevalence Rate). CPR adalah persentase penggunaan alat/cara KB oleh pasangan usia subur (PUS) yaitu WUS (umur 15-49 tahun) berstatus menikah atau hidup bersama (Rajaguguk, Omas Bulan, 2010).

Pada laporan ini, informasi tentang KB dianalisis pada kelompok WUS berstatus menikah atau hidup bersama. Analisis jenis alat/cara KB yang digunakan merujuk pada alat/cara KB yang paling efektif.

a. Pola penggunaan KB saat ini

Gambar 14.2 menunjukkan proporsi penggunaan KB di Indonesia pada Riskesdas 2010 (55,8%) dan Riskesdas 2013 (59,7%). Secara umum terjadi peningkatan dalam periode tiga tahun. Penggunaan KB tahun 2013 bervariasi menurut provinsi, proporsi penggunaan KB saat ini terendah di Papua (19,8%) dan tertinggi di Lampung (70,5%).

Pengggunaan KB saat ini menurut provinsi, Riskesdas 2010 dan 2013

Penggunaan alat/cara KB terdiri dari alat KB modern dan KB cara tradisional. Penggunaan menurut alat atau cara tersebut juga mencerminkan CPR KB modern dan CPR KB tradisional. Indikator CPR modern merupakan salah satu indikator MDG kelima dengan target peningkatan CPR modern sebesar 65 persen (Kemenkes RI, 2011).

35-39 40-44 45-49

Sekarang pakai Pernah KB Tidak Pernah

Gambar 14.3

Proporsi penggunaan alat/cara KB saat ini WUS kawin dan kelompok umur, Indonesia 2013

Gambar 14.3 menunjukkan proporsi penggunaan KB saat ini di Indonesia secara umum, adalah 59,7 persen yang terdiri dari 59,3 persen pengguna KB modern dan 0,4 persen pengguna KB tradisional. Adapun penggunaan KB menurut kelompok umur terbanyak pada kelompok umur 35-39 tahun (66,1%), sedangkan pada kelompok umur berisiko yaitu 45-49 tahun (40,4%) dan kelompok umur 15-19 tahun (46%) masih rendah.

b. Penggunaan KB menurut jenis kandungan hormonal dan jangka waktu efektivitas

Penggunaan KB modern secara rinci menurut jenis alat/cara KB disajikan pada Gambar 14.4 berikut.

Kondom pria

Diafragma/kondom wanita

34,4 IUD/AKDR/spiral

Suntikan

Sterlisasi wanita

Sterilisasi pria

Susuk/implant

Gambar 14.4 Proporsi WUS Kawin yang menggunakan KB menurut jenis alat KB yang digunakan, Indonesia 2013

Gambar 14.4 di atas menunjukkan dominasi penggunaan jenis suntikan KB. Dari data jenis KB tersebut selanjutnya dikelompokkan menurut jenis kandungan hormonal dan jangka waktu efektivitas.

Kelompok KB hormonal terdiri dari KB modern jenis susuk, suntikan dan pil sedangkan kelompok non hormonal adalah sterilisasi pria, sterilisasi wanita, spiral/IUD, diafragma dan kondom. Kelompok alat/cara KB modern menurut jangka waktu efektivitas untuk MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang) terdiri dari susuk, sterilisasi pria, sterilisasi wanita serta, spiral/IUD, sedangkan kelompok non MKJP adalah jenis suntikan, pil, diafragma dan kondom.

Gambar 14.5 menunjukkan pola penggunaan alat/cara KB modern berdasarkan jenis kandungan hormonal menurut provinsi. Proporsi penggunaan KB hormonal paling tinggi di Kalimantan Tengah (66,5%) dan paling rendah di Papua (17,8%). Sementara untuk proporsi alat KB non hormonal paling tinggi di Bali (24,0%) dan paling rendah di Maluku (1,4%). Tingginya penggunaan KB hormonal dipengaruhi oleh jenis KB suntikan yang besar.

Non Hormonal

Gambar 14.5

Proporsi WUS kawin yang menggunakan alat/cara KB modern berdasarkan kelompok kandungan

hormonal menurut provinsi, Indonesia 2013

Gambar 14.6 menunjukkan variasi proporsi penggunaan KB menurut jenis jangka waktu efektivitas (MKJP dan Non MKJP). Proporsi penggunaan KB non MKJP tertinggi di Kalimantan Barat (64,9%) dan paling rendah di Papua (16,2%). Penggunaan alat/cara KB dengan MKJP paling tinggi di Bali (24,6%) sedangkan paling kecil adalah Papua (3,3%).

NON MKJP

MKJP

Gambar 14.6 Proporsi WUS kawin yang menggunakan alat/cara KB modern berdasarkan kelompok jangka waktu efektivitas KB menurut provinsi, Indonesia 2013

c. Tempat dan tenaga untuk pelayanan KB modern

Informasi tempat dan tenaga pelayanan KB modern bermanfaat untuk mengevaluasi pelaksanaan program pelayanan KB.

Tenaga Kesehatan Posyandu; Fasilitas Kesehatan

Poskesdes Apotek/

Praktek perawat; 2

s/ Pustu;

dr kebid & dr umum Bidan

Perawat Lainnya

Proporsi pemanfaatan tempat dan tenaga kesehatan dalam mendapatkan pelayanan KB, Indonesia 2013

Gambar 14.7 memperlihatkan penggunaan tempat dan tenaga yang memberi pelayanan KB. Terlihat bahwa praktek bidan dan bidan banyak perperan dalam pelayanan KB. Proporsi tersebut bervariasi menurut karakteristik. Tempat yang banyak dikunjungi adalah praktek bidan (54,6%) dan paling sedikit adalah tim KB keliling (0,8%). Hasil ini tidak terlalu berbeda dengan Riskesdas 2010 yang juga menunjukkan dominasi praktek bidan (51,9%) dan yang terendah adalah tim KB keliling (0,9%).

Gambar 14.7 menunjukkan tenaga kesehatan yang memberi pelayanan KB. Tenaga yang paling banyak memberi pelayanan KB adalah bidan (76,5%), dibandingkan tenaga kesehatan lainnya.

d. Alasan utama tidak menggunakan alat/cara KB

Pada Riskesdas 2013, responden ditanyakan alasan utama tidak menggunakan alat/cara KB. Secara umum, alasan utama terkait dengan hak setiap perempuan untuk mempunyai anak sehingga tidak menggunakan KB. Alasan tidak menggunakan KB karena masalah fertilitas dan ingin punya anak mengindikasi kelompok yang tidak memerlukan KB. Alasan lainnya seperti masalah kepercayaan, dilarang suami/keluarga, kurang pengetahuan, masalah akses alat KB, takut efek samping dan alasan tidak nyaman dapat menjadi informasi penting bagi pemerintah dalam merancang program intervensi untuk meningkatkan cakupan KB.

Gambar 14.8 menunjukkan alasan utama tidak menggunakan alat/cara KB, baik yang tidak pernah ber KB maupun yang sekarang tidak menggunakan KB. Pada kelompok yang tidak pernah menggunakan alat KB sebanyak 15,7 persen beralasan tidak ingin menggunakan KB. sedangkan 20,5 persen karena takut efek samping, dilarang suami dan masalah agama yang merupakan alasan yang bisa diintervensi melalui penyuluhan. Sedangkan kelompok yang sudah tidak menggunakan KB mempunyai alasan 17,2 persen karena takut efek samping, 12,2 persen tidak nyaman sedangkan responden tidak ingin 9,3 persen. Dengan demikian terdapat 29,4 persen memerlukan penjelasan lebih mendalam tentang metode lain yang lebih tepat agar responden mau menggunakan KB kembali.

Tidak nyaman

Masalah akses alat KB 1,4

Takut efek samping 11,0

Kurang pengetahuan 3,4

Dilarang suami/ keluarga 6,1

Masalah kepercayaan/agama

Responden tidak ingin 15,7

Ingin punya anak 46,6

Tidak pernah KB

Pernah KB

Gambar 14.8 Proporsi alasan utama tidak menggunakan alat/cara KB bagi WUS kawin pernah dan tidak pernah ber-KB, Indonesia 2013

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KEBIJAKAN BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN DAERAH (BAPEDALDA) KOTA JAMBI DALAM UPAYA PENERTIBAN PEMBUANGAN LIMBAH PABRIK KARET

110 657 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

HUBUNGAN ANTARA STRES DAN PERILAKU AGRESIF PADA REMAJA

11 143 2