Kerangka Konseptual TINJAUAN PUSTAKA

Minuman di BEI disktriminan Altman. signifikansi masing-masing variabel independen berada di atas 5. Ardani, Sarifah Vesselina Analisis Rasio Keuangan dengan Menggunakan Metode Altman untuk Mengukur Kesehatan Perusahaan Manufaktur Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Dependen = Prediksi kebagkrutan perusahaan. Independen = model disktriminan Altman Almant Z – Score menunjukkan hubungan yang parsial dan simultan terhadap kesehatan perusahaan. Putri Siregar Penilaian Tingkat Kebangkrutan Perusahaan Dengan Metode Altman Z-Score Pada Perusahaan Kontruksi Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007- 2009 Dependen = Kebangkrutan Perusahaan. Independen = Model disktriminan Altman Hasil Penelitian : Penilaian terhadap 6 enam perusahaan kontruksi bangunan dengan menggunakan model Altman menunjukkan 16.66 atau 1 perusahaan dikategori bangkrut pada tahun 2007,2008 dan 2009. Sedangkan yang masuk kategori rawan bangkrut sebanyak 66.66 atau 4 perusahaan pada tahun 2007,2008 dan 2009, serta 16.66 atau 1 perusahaan pada tahun 2007,2008 dan 2009 dikategori perusahaan tidak bangkrut.

2.3 Kerangka Konseptual

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pada kajian teori dan hasil penelitian terdahulu mengenai tingkat kebangkrutan perusahaan dengan berbagai macam metode Alman Z- Score. Kerangka konseptual ini adalah adanya pengaruh positif dari rasio Net Working Capital to Total Assets � 1 , Retained Earning to Total Assets � 2 , Earnings Before Interest Before Interest and Tax to Total Assets � 3 , rasio Book Value of Equity to Total Liability � 4 , dan rasio Sales to Total Assets terhadap kebangkrutan perusahaan. Maka permasalahan dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan kerangka pemikiran sebagai berikut : H1 H2 H3 H6 Working Capital Total Asset X1 Retained Earnings Total Assets X2 EBIT Total Asset X3 Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Y Universitas Sumatera Utara H4 H5 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 1 Perbandingan antara modal kerja terhadap total aktiva X1. Merupakan rasio yang mendeteksi likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja. Dimana modal kerja working capital diperoleh dari selisih antara aktiva lancar dengan utang lancar. Indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah pada tingkat likuiditas perusahaan adalah indikator-indikator internal, seperti kekurangan kas, besarnya utang dagang, utilisasi modal harta kekayaan, tingginya hutang yang tidak terkendali dan beberapa indikator lainnya Altman, 1968. 2 Perbandingan laba ditahan terhadap total aktiva X2. Book Value of Equity Total Liability X4 Sales Total Asset X5 Universitas Sumatera Utara Merupakan rasio untuk mengukur besarnya kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan, ditinjau dari kemampuan perusahaan yang bersangkutan dalam memperoleh laba Altman, 1968. 3 Perbandingan antara pendapatan sebelum dikurangi biaya bunga, pinjaman dan pajak terhadap total aktiva X3. Merupakan rasio yang mengukur kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi semua investor. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya masalah adanya masalah pada kemampuan profitabilitas perusahaan diantaranya adalah tingginya piutang dagang, tingkat penjualan yang rendah, besarnya persediaan, rendahnya perputaran piutang, kecilnya kredibilitas perusahaan, serta kesediaan member kredit pada konsumen yang tidak dapat membayar tepat pada waktunya Altman, 1968. 4 Perbandingan antara total nilai saham terhadap nilai pembukuan total hutang atau modal sendiri terhadap total hutang. Merupakan rasio aktivitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memberikan jaminan kepada setiap utangnya melalui modal sendiri Altman, 1968. 5 Perbandingan antara penjualan terhadap total aktiva. Merupakan rasio aktivitas juga yang mendeteksi kemampuan dana perusahaan yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam satu periode tertentu. Rasio ini dapat pula digunakan untuk mengukur kemampuan modal yang diinvestasikan oleh perusahaan untuk menghasilkan revenue Altman, 1968. 6. Prediksi Kebangkrutan Prusahaan Universitas Sumatera Utara Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prediksi kebangkrutan perusahaan dari setiap perusahaan yang dipilih menjadi sampel. Kesehatan perusahaan merupakan pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam mengelola usahanya agar tidak terancam kebangkrutan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan perusahaan.

2.4 Hipotesis

Dokumen yang terkait

Penilaian Kesehatan Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Dengan Menggunakan Metode Altman Z-Score

0 53 98

Prediksi Kebangkrutan Perusahaan Berdasarkan Analisa Model Z-Score Altman Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

9 104 86

Analisis Kebangkrutan Perusahaan dengan Menggunakan Metode Altman Z Score pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 91 91

ANALISIS KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z-SCORE ALTMAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 4 49

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ALTMAN (Z-SCORE) UNTUK MEMPREDIKST KEBANGKRUTAN PADA INDUSTRI TEKSTIL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 1 6

ANALISIS KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z SCORE ALTMAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2012.

1 16 106

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MODEL ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN FARMASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2012-2016

1 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian laporan Keuangan - Analisis Rasio Keuangan dengan Metode Altman Z-Score Untuk Mengukur Kebangkrutan Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 31

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA)

3 15 17

ANALISIS KEBANGKRUTAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE Z SCORE ALTMAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR TRANSPORTASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2012

0 0 21