Healing Environment

C. Healing Environment

1. Pengertian

Dari segi bahasa Healing Environment berarti lingkungan yang menyembuhkan, dalam artian yang lebih luas Healing Environment merupakan sebuah konsep seting lingkungan yang mendukung pasien untuk menjadi lebih baik dan membawa mereka kedalam kondisi kesehatan yang baik dengan mengeliminasi

faktor environmental stressors. 1

1 http://www.coping.org/relations/Healing_environments.htm

Keberhasilan proses penyembuhan manusia merupakan kompleksitas yang terjalin antara kondisi fisiologis dengan kondisi psikologis (inner mind) manusia. Keduanya mempunyai kontribusi dalam proses penyembuhan. Untuk mendukung kondisi psikologis pasien perlu diciptakan lingkungan yang menyehatkan, nyaman, dalam arti secara psikologis lingkungan memberikan dukungan positif bagi proses penyembuhan. Desain interior dalam rumah sakit merupakan lingkungan binaan yang keberadaannya berhubungan langsung dengan pasien. Melalui elemen-elemen desain seperti warna, dapat diciptakan sebuah lingkungan atau suasana ruang yang dapat mendukung proses penyembuhan. lingkungan yang baik membuat kita merasa lebih baik, dan merasa lebih baik adalah kunci untuk menjadi lebih baik.

2. Interaksi Manusia Dengan Lingkungan

Dalam beberapa dekade belakangan ini, hubungan antara perilaku manusia dengan lingkungan fisik telah menarik perhatian para peneliti dari ilmu sosial maupun para profesional dibidang arsitektur, perencanaan kota, regional dan lanskap. Kata `perilaku` menunjukan manusia dalam aksinya, berkaitan dengan semua aktivitas manusia secara fisik; berupa interaksi manusia dengan sesamanya ataupun dengan lingkungan fisiknya. Di sisi lain, desain arsitektur akan menghasilkan suatu bentuk fisik yang bisa dilihat dan diraba. Karena itu, hasil desain arsitektur dapat menjadi salah satu fasilitator terjadinya perilaku, namun juga bisa menjadi penghalang terjadinya perilaku.

Menurut Kaplan Sadock (synopsis psikiatri), kecenderungan untuk selalu mengerti lingkunganya adalah salah satu ciri utama manusia sebagai makhluk berakal sehat. Manusia selalu mempersepsikan lingkunganya tidak secara terbagi bagi dalam elemen elemen, melainkan sekaligus dalam bentuk totalitas yang terorganisir secara tertentu. Dengan kata lain, manusia mempersepsikan lingkunganya secara gestalt (bentuk keseluruhan).

Berkaitan dengan gangguan jiwa, adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas, Berkaitan dengan gangguan jiwa, adalah gangguan dalam cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), tindakan (psychomotor). Dari berbagai penelitian dapat dikatakan bahwa gangguan jiwa adalah kumpulan dari keadaan-keadaan yang tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental. Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam gejala yang terpenting diantaranya adalah ketegangan (tension), rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas,

Dengan kata lain, pasien gangguan jiwa masih mempunyai kemampuan mempersepsi lingkungannya walaupaun kemampuan itu jauh di bawah manusia normal tanpa gangguan kejiwaan. Adapun kelebihan manusia dari makhluk lain adalah mereka mampu mengubah kemanfaatan dari stimulus sehingga lebih bermanfaat untuk memenuhi keperluanya sendiri. Kemampuan itu bertolak dari persepsi yang notabene-nya adalah dasar dari setiap pengalaman. Persepsi itu sendiri secara umum dan konvensional dianggap sebagai pengindraan (sensation).

Pada lingkungan rumah sakit sangat memungkinkan terjadi suatu kondisi di mana antara space dan suasana lingkungan yang tersedia dengan jenis kebutuhan dan aktivitas yang berlangsung tidak seimbang. Hal ini disebabkan rumah sakit dirancang dengan standar-standar yang berlaku internasional dan cenderung hanya memperhatikan segi fungsi fisik saja. Kondisi lingkungan yang demikian dapat memberikan suatu stress kepada pengguna untuk melakukan proses adaptasi secara dinamis. Ada dua elemen dasar yang dapat menyebabkan pengguna bertingkah laku tertentu terhadap lingkungannya, yaitu stressor dan stress. Stressor adalah elemen lingkungan (stimuli) seperti kebisingan, suhu, kepadatan, dan suasana yang merangsang manusia.

Sedangkan stress (tekanan atau ketegangan jiwa) adalah hubungan antara stressor dengan reaksi yang ditimbulkan oleh efek lingkungan dalam diri manusia. Hubungan antara manusia dengan lingkungan di sekitarnya merupakan suatu jalinan transactional interpendency , yaitu terjadi saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya. Manusia akan mempengaruhi lingkungan begitu pula sebaliknya lingkungan akan mempengaruhi manusia. Hubungan ini tergantung dari sisi mana yang lebih dominan. Pada dasarnya lingkungan adalah suatu stimulus atau rangsangan yangmempunyai pengaruh yang cukup kuat pada proses kejiwaan Sedangkan stress (tekanan atau ketegangan jiwa) adalah hubungan antara stressor dengan reaksi yang ditimbulkan oleh efek lingkungan dalam diri manusia. Hubungan antara manusia dengan lingkungan di sekitarnya merupakan suatu jalinan transactional interpendency , yaitu terjadi saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungannya. Manusia akan mempengaruhi lingkungan begitu pula sebaliknya lingkungan akan mempengaruhi manusia. Hubungan ini tergantung dari sisi mana yang lebih dominan. Pada dasarnya lingkungan adalah suatu stimulus atau rangsangan yangmempunyai pengaruh yang cukup kuat pada proses kejiwaan

Skema 2.I. Hubungan antar manusia dengan lingkungannya Sumber : (Piaget, 1966 )

Lingkungan mengandung stimulus atau rangsang yang kemudian akan ditanggapi oleh manusia dalam bentuk respon tertentu. Dalam menanggapi respon pasien di rumah sakit berupaya untuk mengerti, memahami, dan menilai lingkungannya. Adaptasi seringkali dilakukan oleh pasien rumah sakit dalam upaya untuk mengatasi keadaan tertekan dan tidak nyaman dalam ruang yang terasa asing baginya. Dalam hal ini pasien akan berusaha untuk menerima atau membuat sebuah “perubahan” yang dapat membuatnya merasa lebih nyaman.

3. 2 Elemen desain Healing Environment

a. Space / Ruang Di dalam bangunan, ruang dibatasi oleh dinding, lantai dan langit langit. Pengertian ruang itu juga termasuk jarak jauh-dekat, luas-sempit, longgar-sesak, kurang nyaman-nyaman yang berkaitan dengan konsep tentang personal space, privacy, territoriality, crowding and density atau sering disebut dengan atribut

lingkungan yang juga merupakan gejala-gejala persepsi. 3

1) Personal space Manusia mempersepsikan ruang di sekitarnya lengkap dengan isinya dan tidak berdiri sendiri. Jika ruang itu adalah manusia lain , orang akan membuat suatu jarak tertentu antara dirinya sendiri dan oranng lain, dan

2 http://takingcharge.csh.umn.edu/therapies/Environment/Elements 3 Sarwono,SW.1992. Psikologi lingkungan. Jakarta : Gramedia.

jarak tersebut sangat ditentukan oleh kualitas hubungan yang bersangkutan. Dalam kehidupan sehari-hari jarak yang diperkenankan oleh seseorang terhadap orang lain bergantung pada bagaimana sikap dan pandangan orang yang bersangkutan terhadap orang lain.

Ruang personal dapat diartikan sebagai suatu komponen jarak dalam relasi interpersonal. Ia menjadi indicator dan sekaligus menjadi bagian integral dari perkembangan hubungan interpersonal. Apakah hubungan itu berkembang menuju keakraban atau sebaliknya. Ruang personal juga dikatakan sebagai teritori portable yang dapat berpindah-pindah. Teritori adalah tempat yang pintu masuknya terkontrol, tapi berbeda dengan teritori, ruang personal selalu mengelilingi orang yang bersangkutan. Mengikuti keberadaa yang bersangkutan ketika dia duduk atau berdiri.

Ruang personal dimilik setiap orang. Dengan kata lain, ruang personal ini merupakan bagian dari kemanusiaan seseorang. Berbagai rumusan menjelaskan kurangnya ruang personal berarti kurangnya jarak interpersonal. Hal ini dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman, rasa tidak aman, stress, adanya tidak keseimbangan, komunikasiyang buruk, dan dengan segala kendala pada rasa kebebasan.

Berikut dalah daftar macam-macam jarak ruang personal (Holahan, 1982:275 dan Fisher, 1984:153) :

Dimensi

Hubungan dan

Respon Sensorik

Personal Space Aktivitas yang di

Jarak Intim Kontak intim (mis.

kehendaki

Intensitas respon sensorik begitu tinggi

0 – 1,5 kaki kontak fisik) dan olah

(mis. bau, suhu tubuh) dan sentuhan

raga fisik (mis. gulat)

merupakan respon yang utama.

Intesitas respon sensorik lebih rendah 1,5 – 4 kaki

Jarak Personal Kontak dengan sahabat

dekat dan juga interaksi

dari jarak intim, pandangan dan respon

sehari-hari.

verbal lebih dominan disbanding sentuhan.

Jarak Sosial Impersonal dan hubungan Respon sensorik minimal, pandangan

4 – 12 kaki bisnis maupun

dan pendengaran pada tingkat normal

sejenisnya.

(s/d 20 kaki), tidak memungkinkan sentuhan.

Jarak Publik

formal antara Tidak ada input sensorik, tidak ada

Kontak

< 12 kaki seseorang (mis. aktor, detail input visual dan melibatkan politisi) dengan publik.

perilaku nonverbal sebagai pengganti komunikasi verbal.

Tabel 2.I. Macam macam jarak personal

Sumber : Holahan & Fisher 29

2) Privacy

Privasi adalah keinginan atau kecenderunagn pada diri seseorang untuk tidak diganggu kesendirianya. Dalam teori psikoanalisis yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, privasi berarti dorongan untuk melindungi ego seseorang dari gangguan yang tidak dikehendakinya. Sama halnya dengan ruang personal, privasi merupakan proses yang sangat penting dalam hidup manusia karena privasi berfungsi untuk mengembangkan identitas pribadi, yaitu mengenal diri sendiri dan menilai diri sendiri. Jika privasi ini terganggu secara terus menerus akan terjadi proses ketelanjangan social, yaitu merasa semua orang tahu tentang rahasia diri sendiri sehingga timbul rasa malu yang akhirnya membawa pada kondisi tertekan dan akhirnya stress. Selain itu juga terjadi proses deindivinduasi dimana orang merasa bahwa individunya tidak lagi berharga, dan akhirnya menarik diri atau mengasingkan diri (with- drawn ) tidak mau bergaul dengan orang lain. Gejala seperti ini biasa terjadi pada pasien gangguan jiwa.

Menurut Holahan (1982:237) privasi dapat dibagi menjadi 6 jenis; yaitu :

a) Solitude : keinginan untuk menyendiri.

b) Seclusion : keinginan untuk menjauh dari pandangan dan gangguan suara.

c) Intimacy : keinginan untuk inti dengan orang-orang atau orang tertentu saja.

d) Anonymity : keinginan untuk merahasiakan jati diri.

e) Reserve : keinginan untuk tidak mengunkapkan diri terlalu banyak kepada orang lain.

f) Not-neighboring : keinginan untuk tidak terlibat dengan tetangga.

Privasi membantu penyaluran emosi. Dalam kesendirian kita bisa menangis, tersenyum sendiri di depan kaca, bersenandung riang, bicara pada diri sendiri tanpa perlu malu diketahui orang lain.

Dari uraian di atas bahwa privasi merupaka inti dari personal space. Menurut Holahan (1982:275), privasi meupakan hasrat atau kehendak untuk mengontrol akses fisikmaupun informasi terhadap diri sendiri dari pihak lain, sedangkan personal space adalah perwujudan privasi itu sendiri dalam bentuk ruang.

3) Territoriality

Sama halnya dengan ruang personal, teritorialitas adalah juga perwujudan`ego` untuk tidak diganggu. Bisa juga disebut sebagai perwujudan dari privasi. Teritorialty berarti suatu pola tingkah laku yang ada hubunganya dengan kepemilikan atau hak milik seseorang atau sekelompok orang atas sebuah tempat atau suatu wilayah geografis. Pola tingkah laku ini mencakup prsonalisasi dan pertahanan terhadap gangguan dari luar (Holahan : 1982:235)

Teritorialitas ditentukan oleh persepsi dari orang atau orang- orang yang bersangkutan sendiri. Persepsi bisa aktual, tetapi bisa juga hanya merupakan kehendak untuk menguasai atau mengontrol suatu tempat (Fisher, 1984:176).

Kecenderungan agresifitas teritorial pada manusia memang lebih besar daripada hewan. Kecenderungan itu akan menjadi bertambah besar pada situasi dimana batas-batas teritori tidak jelas. Bias dikatakan bahwa tingkah laku teritorialitas pada manusia berintikan pada privasi. Dengan demikian, teritorialitas pada manusia mempunyai fungsi lebih tinggi dari pada fungsi survival. Lebih jauh lagi teritorialitas juga mempunyai fungsi sosial dan komunikasi, sama halnya dengan personal space.

Sebagai media komunikasi, sama halnya dengan personal space, teritori juga terbagi dalam beberapa golongan. Penggolongan ini telah disusun oleh Altman (dalam Fisher, 1984:177) sebagai berikut,

a) Teritori primer : tempat-tempat yang sangat pribadi.

b) Teritori sekunder : tempat-tempa yang dimiliki bersama oleh sejumlah orang yang sudah cukup saling mengenal.

c) Teritori public : yaitu tempat-tempat terbuka milik umum.

4) Crowding and density

Crowding (kesesakan) mengacu pada persepsi individu terhadap kwantitas individu lain disekitarnya dan merupakan pemahaman bahwa individu yang hadir di sekelilingnya terlalu banyak / padat (density).

Hubungan antara kesesakan dan kepadatan mempunyai 2 ciri. Ciri pertama, kesesakan adalah persepsi terhadap kepadatan dalam artian jumlah manusia. Ciri yang kedua, karena kesesakan adalah persepsi maka sifatnya subjektif. Maksudnya , orang yang sudah biasa naik kereta ekonomi dengan penumpang yang terlalu banyak mungkin tidak akan merasakan kepadatan yang sama ketika naik kereta eksekutif yang seluruh kursinya terisi penuh (density tinggi tetapi crowding rendah).

Density adalah kendala keruangan, sedangkan crowding adalah respon subjektif terhadap ruang yang sesak (Holahan, 1982:198). Kepadatan memang merupakan syarat yang diperlukan untuk timbulnya persepsi kesesakan, tetapi bukanlah merupakan syarat yang mutlak harus ada.

Pada umumnya, ketika kepadatan sampai pada level yang tidak diinginkan, respon sosial akan menjadi negatif, agresi akan lebih banyak terjadi, lebih sedikit kerjasama dan lebih banyak penarikan diri terhadap interaksi sosial. Baum & Greenberg (1975) membuktikan bahwa antisipasi individu terhadap kepadatan tinggi adalah ketidaksukaan pada orang lain dan bisa berakibat pada perilaku antisosial. Kepadatan tinggi bisa menjadi hal yang mengganggu karena dapat mengurangi kebebasan perilaku seperti mengurangi pilihan aktivitas dan interferensi meningkat. Penarikan diri terhadap kondisi sosial dapat diwujudkan dengan jalan yang Pada umumnya, ketika kepadatan sampai pada level yang tidak diinginkan, respon sosial akan menjadi negatif, agresi akan lebih banyak terjadi, lebih sedikit kerjasama dan lebih banyak penarikan diri terhadap interaksi sosial. Baum & Greenberg (1975) membuktikan bahwa antisipasi individu terhadap kepadatan tinggi adalah ketidaksukaan pada orang lain dan bisa berakibat pada perilaku antisosial. Kepadatan tinggi bisa menjadi hal yang mengganggu karena dapat mengurangi kebebasan perilaku seperti mengurangi pilihan aktivitas dan interferensi meningkat. Penarikan diri terhadap kondisi sosial dapat diwujudkan dengan jalan yang

b. Form / Bentuk Merupakan sebuah bentuk 3 dimensional dari sebuah objek yang nmenunjukan volume dan massa. Terdapat 3 macam bentuk geometris dasar yaitu lingkaran, segitiga dan segi empat yang masingmasing mempunyai sifat dan

karakteristik sebagai berikut 4 :

Bentuk

Sifat dan Karakter

Bentuk netral, formal, tidak mempunyai arah tertrntu, solid dan monoton. Akan Nampak stabil apabila erdiri sendiri

pada salah stu sisi dan dinamis bila berdiri pada salah stu sudutnya

Bebas, tidak terikat dan memungkinkan keleluasaan gerak Lebih efisien dalam pemanfaatan ruang. Mengekspresikan kekuatan, dinamis, aktif, stabil, ekspresif, atraktif dan memberilkan arah tertentu. Ruang gerak terbatas

Dinamis dan cenderung mengalir / bergerak Kekeluasan dalam bergerak

Mempunyai pandangan kesegala arah

Keleluaaan bergerak terbatas.

Tabel 2.2. Macam BEntuk Geometris Dasar

Sumber : Dokumentasi Pribadi

c. Texture / Tekstur Tekstur mampu memberikan skala manusiawi dalam lingkungan dengan mengadakan dimensi yang dapat dikenali, yang dapat dipersepsi dengan melihat.

Tekstur alamiah dapat membangkitkan perasaan lewat pandangan dan sentuhan. Tekstur selain menegaskan dan menggambarkan kualitas permukaan

4 D.K.Ching. bentuk, Ruang dan Susunanya.

bentuk juga berpengaruh mengubah penampilan bentuk.(sumber : John.S.Ormsbee, landscape Architecture). Sentuhan merupakan mekanisme dasar dalam manusia bereksplorasi, melalui sentuhan manusia bisa menegaskan apa yang mereka indra-kan melalui panca indra mereka. Dengan ini tekstur digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan system syaraf, khusunya reseptor sensorik.

Material

Tekstur

Efek Psikologi

Rumput Halus,alamiah

Relaks dan Santai

Kerikil

Halus,agak kasar

Membangkitkan semangat

Batu

Halus,kasar

Berdemangat, tenang,

menyatu

Tanah liat, pasir

Halus,agak kasar

Alamiah, tenang, hangat

Tabel 2.3. Material Berdasarkan Tekstur

Sumber : Dokumentasi Pribadi

d. Light & Color / Warna dan Cahaya Keeratan hubungan antara warna dan cahaya membuat pembahasan tentang warna sangat kuat berurusan dengan fenomena pencahayaan atau iluminasi. Berbicara mengenai iluminasi, berdasarkan sumbernya, cahaya yang digunakan sehari-hari ada dua macam, yaitu cahaya alami dan cahaya buatan. Kedua sumber tersebut mempunyai pengaruh yang berlainan terhadap warna, karena tingkat iluminasinya yang berbeda.

Perancangan pencahayaan yang baik ditujukan bukan hanya berfungsi untuk performa visual saja, tetapi juga memiliki fungsi lebih dari hal tersebut, seperti membantu menciptakan suasana ruang dan sebagai pengarah. Sinar matahari, sebagai sumber cahaya alami juga mempunyai banyak manfaat l seperti:

1) Menghasilkan vitamin D. Sejumlah kolesterol didepositokan di bawah kulit. Sewaktu gelombang sinar ultraviolet mengadakan filtrasi melalui kulit, maka deposito kolesterol ini diubahkan menjadi vitamin D.

2) Mengurangi kadar gula darah. Sinar matahari bertindak sebagai insulin di mana penyerapan gula oleh sel-sel tubuh dipercepat. Jadi tubuh dirangsang untuk mengubah gula darah (glukosa) menjadi bentuk gula yang disetor dalam hati dan otot (glikogen), sehingga kadar gula darah menurun.

3) Membunuh bakteri. Sinar matahari mempunyai kemampuan untuk membasmi kuman seperti bakteri, virus dan jamur. Bahkan H.G. Ainsleigh menyatakan dalam Preventive Medicine, bahwa sinar matahari dapat menekan pertumbuhan abnormal dari berbagai kanker termasuk leukemia, lymphoma, kanker payudara dan kanker usus besar. Seorang peneliti membuat suatu percobaan dengan memakai piring petri yang telah membiakkan pertumbuhan bakteri di dalamnya. Setengah dari piring petri tersebut ditutup dan setengah lainnya dijemur langsung di bawah sinar matahari. Ternyata ½ piring petri yang ditutup itu menunjukkan kumannya yang bertumbuh dengan lebih pesat sedangkan ½ bagian yang lain yang disinari sinar matahari sama sekali tidak ada pertumbuhan kuman lagi. Semua kuman yang di bagian yang terkena sinar matahari langsung dimusnahkan oleh sinar matahari. Percobaan ini sungguh mempunyai implikasi yang luar biasa untuk diterapkan di setiap rumah. Adalah merupakan suatu kebiasaan yang sehat bilamana Anda membuka lebar jendela di rumah Anda dan membiarkan sinar matahari masuk ke dalam kamar-kamar Anda. Dalam waktu yang tertentu, sinar matahari ini akan memusnahkan kuman-kuman yang berada di dalam debu-debu baik di jendela maupun di lantai kamar Anda.

4) Menolong membangun dan memperbaiki tulang-tulang. Dengan meningginya kadar vitamin D dalam tubuh Anda akibat penyinaran matahari, maka akan lebih banyak kalsium yang diserap. Ini akan menolong membangun dan memperbaiki tulang dan mencegah penyakit seperti rickets dan osteomalacia.

5) Menambah fungsi sel-sel kekebalan. Penyinaran matahari meningkatkan limfosit, gamma globulin, dan pengaruh kenaikan sel kekebalan ini bisa sampai 3 minggu lamanya. Bilamana Anda mendapatkan penyinaran ultraviolet selama 10 menit sebanyak 1-2 kali per minggu kemungkinan mendapat pilek dapat diturunkan sebanyak 30-40%. Kuman di udara dalam jarak 2,5 meter dari sinar ultraviolet, dapat dimusnahkan dalam waktu 10 menit. Namun penyinaran dengan ultraviolet memakan biaya sedangkan penyinaran dengan sinar matahari adalah cuma-cuma. Sungguh mahabesar kebaikan Tuhan kepada kita, bukan?

6) Menaikan aerobic fitness. Sinar matahari menaikkan kapasitas darah untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh. Dengan demikian akan lebih banyak oksigen yang dapat diantarkan ke otot-otot saat Anda berolahraga. Faktor tambahan lain yang memberikan kontribusi akan kenaikan aerobic fitness adalah adanya glikogen yang meninggi di hati dan otot setelah kena penyinaran matahari. Sungguh berguna untuk bergerak badan di bawah sinar matahari.

7) Mempengaruhi produksi serotonin. Bilamana Anda berolahraga di bawah sinar matahari maka kelenjar pineal akan dirangsang untuk menghasilkan serotonin yang akan menaikkan mood Anda. Rao & Muller menyebutkan bahwa serotonin mencegah depresi dan perasaan letih.

8) Menaikkan tingkatan melatonin pada malam hari. Para ahli riset di Finlandia menemukan bahwa tikus- tikus yang „berolahraga‟ di bawah sinar matahari memiliki hampir 4 ½ kali lipat kadar melatonin pada malam hari dibandingkan dengan tikus- tikus yang „berolahraga‟ di bawah cahaya lampu buatan. Kekuatan cahaya alam

terbuka pada hari yang cerah bisa mencapai sekitar 3000 lux, sedang dalam suasana terang benderang di dalam ruangan tertutup hanya mencapai 400 lux. Hormon melatonin adalah hormon malam hari yang diproduksi oleh kelenjar pineal. Fungsinya antara lain adalah untuk menahan fungsi gonadal, aktivitas elektris otak dan fungsi thyroid, sehingga Anda dapat tidur dengan nyenyak. Khasiat lain dari melatonin merupakan free radical scavenger yang ampuh malah lima kali lipat lebih ampuh dari glutathione. Di samping itu melatonin dapat memperlambat proses penuaan.

Dari sisi psikologi, warna mempunyai pengaruh kuat terhadap suasana hati dan emosi manusia, membuat suasana panas atau dingin, provokatif atau simpati, menggairahkan atau menenangkan. Warna merupakan sebuah sensasi, dihasilkan otak dari cahaya yang masuk melalui mata. Secara fisik sensasi-sensasi dapat dibentuk dari warna- Dari sisi psikologi, warna mempunyai pengaruh kuat terhadap suasana hati dan emosi manusia, membuat suasana panas atau dingin, provokatif atau simpati, menggairahkan atau menenangkan. Warna merupakan sebuah sensasi, dihasilkan otak dari cahaya yang masuk melalui mata. Secara fisik sensasi-sensasi dapat dibentuk dari warna-

Dalam sebuah healing design, warna merupakan salah satu komponen yang sangat penting. Sebuah lingkungan binaan akan mempunyai nilai penyembuhan lebih jika implementasi warna diaplikasikan secara tepat. Meskipun demikian, belum adanya keseragaman pendapat yang universal terhadap efek warna tertentu menyebabkan wacana warna sebagai mediasi penyembuhan sering dianggap tidak ilmiah. Pada kenyataannya beberapa riset yang mengangkat topik healing color tidak jarang menghasilkan simpulan yang beragam, tidak persis sama, bahkan bertentangan. Meskipun demikian, perspektif warna mempunyai signifikansi dari sisi psikologis makin diterima, bukan saja oleh kalangan psikolog, namun meluas sampai ke desain dan arsitektur. Berikut studi warna terhadap psikologi manusia:

Warna

Efek Psikologi

Warna biru dipercaya dapat mengeluarkan zat-zat menyenangkan dalam tubuh. warna biru juga dapat lebih meningkatkan produktifitas.

Biru

Penggunaan warna oranye bisa direpresentasikan sebagai kestabilan, ketahanan, makhluk hidup dan keteraturan. Namun juga bisa diartikan sebagai sayu dan muram karena bisa diartikan sebagai dekil.

Coklat Warna kuning mampu menstimulasi otak kita untuk berfikir, mengaktifkan

memori-memori kita, menstimulasi sistem nervous, mengaktifkan komunikasi, membawa kita untuk berangan-angan.

Kuning

memiliki kekuatan menyembuhkan.warna hijau juga mampu me-relax tubuh yang melihatnya.

Hijau Warna oranye dapat meningkatkan energi, kinerja paru-paru yang berarti

meningkatkan supply oksigen ke otak sehingga otak semakin baik dalam bekerja dan menghasilkan ide-ide, menstimulasi aktifitas, meningkatna sosialisasi. penggunaan warna oranye juga dapat direpresentasikan dengan

“benar-benar suka” atau “benar-benar benci”.

Oranye Warna merah mampu memacu detak jantung, meningkatkan tekanan darah, menstimulasi energi, menstimulasi orang untuk cepat mengambil keputusan, meningkatkan harapan, percaya diri, sentuhan perlindungan dari

Merah

ketakutan.

Warna ungu dipercaya dapat memberikan ketenangan. Leonardo Da Vinci percaya bahwa kekuatan meditasi akan jauh bertambah di bawah pancaran cahaya warna ungu.

Ungu

Tabel 2.4. warna

Sumber : http//mppersonal.com/design-graphic/color-harmony

e. Aroma aroma terapi yang dikenal mampu menurunkan tekanan darah dan detak jantung. Indra penciuman kita mempunyai hubungan langsung yang lebih kuat terhapap memori dan emosi kita dari pada panca indra yang lain. Aroma terapi juga dapat mengurangi rasa sakit dengan melepaskan hormone endorphin , salah satu hormon yang paling kuat yang dapat mengurangi rasa sakit sehingga bisa meningktakan konsentrasi.