KONSEP PERANCANGAN

B. KONSEP PERANCANGAN

1. Konsep Pengolahan Site

a. Konsep Pencapaian

Jalan Raya Baturaden

SE

ME

Gambar 5.4. Konsep Pencapaian

Sumber : Analisis Penulis

b. Konsep Orientasi Bangunan

Orientasi bangunan menghadap ke arah jalan utama

Orientasi Bangunan

Jalan Raya Baturaden

Gambar 5.5. Konsep Orientasi

Sumber : Analisis Penulis Sumber : Analisis Penulis

Keterangan :

Optimalisasi bukaan Publik : o Poliklinik

Barier

o Lab o Rad

o UGD o Farmasi

o Private RM

o Kantin

Barier o Rehabilitasi

Semi public :

o Admin

Servis o Semi Publik Laundry

o Dapur

o Utilitas o

Barier

Kamar mayat Privat : o Bangsal Perawatan

Gambar 5.6. Konsep Klimatologis

Sumber : Analisis Penulis Optimalisasi bukaan

d. Konsep Kebisingan Lingkungan

Area Tenang Keterangan :

Publik :

o Poliklinik o Lab

o Rad

o UGD

o Farmasi

Private

o RM o Kantin o Rehabilitasi

Semi public :

o Public Admin

o ICU

Servis : Servis sebagai Semi Publik

o Laundry

Barier o Dapur

o Utilitas o Kamar mayat

Barier

Privat : o Bangsal Perawatan

Sumber Bising Utama

Gambar 5.7. Konsep Kebisingan

Sumber : Analisis Penulis

2. Konsep Healing Environment Terhadap Desain

a. Konsep Tata Ruang dan Tata Masa

a. Konsep Tata Ruang

Healing Environment memberikan energy natural bagi manusia, mengurangi stress dan juga memberikan kedamaian dimana pasien berada sedekat mungkin dengan alam dengan berusaha menghadirkan `ruang luar` di dalam `ruang dalam`; bring outside inside, setiap masa bangunan mempunyai ruang terbuka hijau di dalamnya dan juga green roof dihampir setiap masa yang fungsinya tidak hanya menurunkan suhu ruangan sebesar 25 % tapi juga semakin mengintegrasikan ruang an dala dengan ruangan luar.

Gambar 5.8. Tata Ruang Sumber : Analisis Penulis

• Skala Ruang Dipilih skala D/H = 1 atau D/H > 1 sebagai pemenuhan tuntutan

psikologis sekaligus pengamanan ruang tidur pasien (bangsal) dan ruang- ruang lain. Ruangan tidak menekan (terlalu kecil) tapi juga tidak terlalu lepas / terlalu besar agar tidak terjadi ketakutan terhadap ruang (agoraphobia).

• Warna Penggunaan warna yang tepat di dalam seting dapat memberikan

kontribusi yang signifikan terhadap pasien. Maka dari itu warna hijau banyak dgunakan di dalam ruang karena sifatnya yang dingin / sejuk dan menenangkan .

Warna hijau dipercaya oleh peneliti memiliki kekuatan menyembuhkan.warna hijau juga mampu me-relax tubuh yang

melihatnya.

Gambar 5.9. Warna Sumber : Analisis Penulis

• Tekstur Melalui sentuhan reseptor sensoris dapat dilatih dan dikembangankan lagi

kepekaannya. Rangsang melalui sentuhan ini dapat dilakukan dengan mengguanakan material dengan tekstur yang berbeda.

Kerikil

Ubin yang bertekstur, tidak terlalu kasar Tidak licin

Gambar 5.10. TEkstur

Sumber : Analisis Penulis

• Pencahayaan

Natural light : Menciptakan void di tengah ruangan,

mengoptimalisasi cahaya matahari yang masuk

dalam ruang. Karena cahaya matahari bagus untuk merangsang hormone endhorphin yang dapat

menenangkan,

meningkatkan konsentrasi dan

menguangi depresi.

Artificial light :

Mengguanakan bola lampu berwarna kekuningan

atau mendekati daylight. System pencahayaanya juga tidak langsung, tapi

melaliu pantulan untuk mengurangi tekanan psikologis terhadap pasien.

Gambar 5.11. Pencahayaan Sumber : Analisis Penulis

• Aroma Aroma terapi dikenal mampu menurunkan tekanan darah dan detak

jantung. Indra penciuman kita mempunyai hubungan langsung yang lebih kuat terhapap memori dan emosi kita dari pada panca indra yang lain Pengguanaan aroma terapi pada area perawatan pasien, juga penggunaan tanaman yang mempunyai aroma yang mempunyai efek terapi seperti bunga melati dan pinus yang dapat mengurangi rasa sakit sehingga bisa meningktakan konsentrasi.

• Suara Musik sudah memang menjadi salah satu terapi yang digunakan

sebagai salah satu metode penyembuhan / rehabilitas jiwa di Rumah Sakit. Sasaran lain yang di tuju dalam desain adalah dengan menguragi `bising yang mengganggu` yang dapat menambah stress. Dengan cara menggunakan barier alami , atapun buatan yang sebagai salah satu metode penyembuhan / rehabilitas jiwa di Rumah Sakit. Sasaran lain yang di tuju dalam desain adalah dengan menguragi `bising yang mengganggu` yang dapat menambah stress. Dengan cara menggunakan barier alami , atapun buatan yang

• Penghawaan Salah satu pencetus stress tertinggi adalah panas, semakin tinggi

temperature semakin stress dan agresif pula pasien 2 . Sebisa mungkin mengurangi temperature udara untuk mencegah stress lanjutan dari

pasien. Salah satunya dengan memilih lokasi yang memang mempunyai kualitas udara yang bagus dengan suhu udara yang sejuk. Dan Baturaden dipilih karena mempunyai kriteria seperti yag

disebutkan. Selain itu penggunaan green roof 3 mampu mengurangi suhu ruangan sebesar 25 % dan mampu menciptakan iklim mikro

yang lebih sehat dengan kualitas udara yang baik.

Gambar 5.12. Penghawaan

Sumber : Analisis Penulis

1 Feriady, henry. Frick,Heinz. Atap bertanaman ekologis dan fungsionla.kanisius.2008. 2 Wirawan, Sarlito. Psikologi Lingkungan Grasindo:1992.

3 3 Feriady, henry. Frick,Heinz. Atap bertanaman ekologis dan fungsionla.kanisius.2008.

b. Konsep Tata Masa

R.ISOLASI

R.OBSERVASI R.PERIKSA

GUDANG

R.TIDUR

R.PERAWAT

KELAS 3

LOBBY

KM/WC

R.TIDUR R.MAKAN

R.ISOLASI

Gambar 5.13.Tata Masa

Sumber : Analisis Penulis

Menggunakan modifikasi bentuk segitiga dengan system sirkulasi radial yang memudahkan dalam pengawasan dan penanganan apabila

terjadi keadaan yang bahaya,seperti perkelahian antar pasien atau percobaan bunuh diri. Hal ini juga mempengaruhi bentuk keseluruhan bangunan, karena hamper semua masa menggunakan modul yang sama dengan tujuan yang sama.

GUDANG R.PERIKSA R.OBSERVASI R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

LOBBY

R.PERAWAT

R.TIDUR

R.TIDUR

R.OBSERVASI

R.PERIKSA

GUDANG

PANTRY

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

R.PERAWAT

R.DOKTER

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

LOBBY

R.PERAWAT

GUDANG

R.PERIKSA

R.OBSERVASI

R.TIDUR

GUDANG

LOBBY

R.TIDUR R.TIDUR

R.ISOLASI

R.TIDUR

R.TIDUR

PANTRY

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

R.TIDUR

GUDANG

R.OBSERVASI

R.PERIKSA

LOBBY

R.PERAWAT

R.TIDUR

KELAS 2

R.PERAWAT R.PERAWAT

GUDANG

PANTRY

R.TIDUR

R.RELIGI

R.SENI MUSIK

PUTRI R.KRIYA

PUTRA R.KRIYA

ADMINISTRASI

R.STAFF

R.TIDUR R.ISOLASI

R.DOKTER

R.TIDUR R.TIDUR

R.OBSERVASI R.PERIKSA

LOBBY LOBBY GUDANG

R.TIDUR

R.ISOLASI

R.MAKAN

KM/WC

LOBBY

R.PERAWAT

GUDANG

R.PERIKSA

R.OBSERVASI

R.ISOLASI

R.TUNGGU

R.TIDUR KELAS 2 R.PERAWAT R.PERAWAT

LOBBY

KELAS 3

R.TIDUR R.TIDUR

LAV.

LAB.KLINIS

R.STERILISASI

R.CSSD

R.KEPALA

R.ADMIN

STAFF +

R.EEG

R.GANTI

R.XRAY

R.ECG

R.USG

R.GELAP

R.OP

R.GANTI R.SAMPLE

FARMASI

R.ISOLASI R.MAKAN

KM/WC

R.TIDUR

POLIKLINIK

R.ISOLASI

KM/WC

APOTIK

POLIKLINIK

R.OBSERVASI

R.PERIKSA

R.MAKAN

POLIKLINIK

KELAS 3

R.PERAWAT

GUDANG

R.ISOLASI

R.TIDUR R.TIDUR

LOBBY

UP

R.STERILISASI

LAV.

R.LINEN

R.ADMIN LAV. LAV.

R.TUNGGU

R.PERAWAT + R.DOKTER

R.RESUSITASI

SEMENTARA R.PERAWATAN

KM/WC

RM

R.DOKTER

PENDAFTARAN

LAV. LAV.

LAV.

POLIKLINIK

R.TIDUR

LAV.

ADMIN GUDANG

RM

INFORMASI

AREA LOBBY

R.DISTRIBUSI KAMAR MAYAT

GIZI INSTALASI ADMIN

KERING GUDANG

BASAH GUDANG

STORAGE PENDINGIN

TEMPAT CUCI

R.ISOLASI

R.MAKAN

PERSIAPAN TEMPAT LAV.

GENSET PANEL UTAMA LAVATORY LAUNDRY

STAFF R.POMPA

SAMPAH IPAL

Gambar 5.14.. Bentuk Sumber : Analisis Penulis

Aplikasi konsep Healing Environment pada komponen pembentuk ruang : o Lantai

Menggunakan lantai mempunyai permukaan bermotif yang tidak rata (bertekstur) namun mudah dibersihkan, tidak licin, cepat kering bila basah, berwarna terang.

o Dinding Menggunakan dinding menggunakan warna terang dan berkesan “teduh”, permukaan dinding rata (tidak bertekstur), kedap air,untuk ruang-

ruang tertentu dinding diberi bukaan (lubang) untuk melakukan pengawasan ke dalam ruang. Untuk mengurangi kesan dinding yang terlalu tinggi (4.2 meter) maka sebagian dinding bagian atas (dimulai kira-kira 3 meter dari lantai) diberi warna agak gelap.

o Pintu Rancangan pintu tidak berkesan tertutup atau mengisolasi pasien.

Pintu sorong di ruang tidur lebih aman digunakan dari pada pintu yang membuka ke luar atau ke dalam (ayunan pintu bisa berbahaya bagi pasien). Pintu juga harus kuat, berwarna terang, diberi tambahan kunci atau gerendel pada bagian luar agar pasien tidak bisa melarikan diri pada malam hari.

o Jendela Jendela tidak berkesan menutup atau mengisolasi pasien. Jendela

harus kuat, berwarna terang, tetap diberi tambahan kunci atau gerendel pada bagian luar agar pasien tidak bisa melarikan diri pada malam hari. Jendela sebaiknya tetap lebar agar bisa memasukkan banyak cahaya.

o Teralis Diberi pola atau motif yang rapat dan tidak berkesan memenjarakan

dan tidak mengisolasi. seperti motif lingkaran . Teralis pada jendela dibuat hanya sampai setinggi 1.5 meter dari lantai. Di atas teralis (yang hanya 1.5 meter itu) ditutup dengan bahan tembus cahaya namun bukan kaca, tetapi cukup kuat.

o Langit-langit Bahan langit-langit berwarna terang. Dibuat lebih kuat, atau di atas

langit-langit diberi penghalang atau lembaran seng (di atas usuk) agar pasien tidak bisa melarikan diri melalui langit-langit.

o Perabot / furniture Meja kursi berbahan kuat dan elastis, kokoh, tahan lama, misalnya

bahan plastik. Diusahakan tidak ada sisi-sisinya yang tajam, dan berwarna terang (misalnya putih). Demikian pula peralatan makan sebaiknya dari bahan plastik / melamin. Meja dan kursi makan diusahakan disingkirkan bahan plastik. Diusahakan tidak ada sisi-sisinya yang tajam, dan berwarna terang (misalnya putih). Demikian pula peralatan makan sebaiknya dari bahan plastik / melamin. Meja dan kursi makan diusahakan disingkirkan

3. Konsep Sistem struktur

a. Sub-Struktur

Berdasarkan pertimbangan dan tipe pondasi yang ada , maka struktur yang akan digunakan Pada Rumah Sakit Jiwa adalah menggunakan gabungan sistem tiang pancang dan sistem footplate.

b. Super Struktur

Merupakan struktur yang membentuk fisik bangunan. Dengan pemikiran bahwa Rumah Sakit Jiwa adalah bangunan rumah sakit yang memiliki ruang- ruang yang tegas dan jelas, maka super-struktur yang digunakan adalah system struktur rangka

Gambar 5.15.. Struktur Rangka

Sumber : Analisis Penulis

c. Upper Struktur Struktur atap yang dipakai adalah atap dag dengan green roof yang mempunyai efek menurunkan panas ruangan sebesar 25 %

Gambar 5.16.. Struktur Atap

Sumber : Analisis Penulis

4. Konsep Sistem Utilitas

a. Konsep sistem air bersih

Air bersih merupakan material yang penting dalam pelaksanaan kegiatan pengobatan dan perawatan pasien. Pada Rumah Sakit Jiwa. Sumber air bersih yang utama pada RSJ adalah berasal dari sumur bor dan PDAM. Berikut skema air bersih :

Skema 5.6. Sistem Air Bersih

Sumber : Analisis Penulis

b. Konsep energi bangunan

Pada Rumah Sakit Jiwa energy bangunan bersumber dari 3 sistem, yaitu energi utama dari PLN, Genset sebagai BackUp energy. Berikut skema jaringan listrik dengan tenaga PLN :

PLN

KWH Meter

Generator

Fuel Tank

Area plasa

Panel Distribusi

Mekanikal

/ Sekering Box

Elektrikal

Taman dan Pedestrian

Unit bangunan

Sub Trafo

Sub Trafo

Bangunan

Rawat Inap

Sekering Sekering

Ruang Ruang

Skema 5.7. Jaringan Listrik

Sumber : nalisis Penulis

Skema jaringan listrik dengan tenaga Genset :

Genset auto

PLN mati switch on

Stabilisator

distribusi

Skema 5.8. Jaringan Listriktenaga Geset

Sumber : nalisis Penulis

c. Konsep keamanan bangunan

1) Konsep penangkal petir

Sistem yang digunakan adalah sistem Faradday. Sistem Faradday berupa tiang setinggi 50 cm, dengan jarak antar tiang kurang lebih 5m. Tiang-tiang ini dipasang di puncak bangunan atau atap, kemudian dihubungkan dengan kawat yang dimasukkan ke dalam pipa yang tidak memiliki kemampuan menghantarkan listrik (pipa paralon), dan kemudian dihubungkan dengan ground . Pada ujung ground diberi kolam air untuk memperbesar penghantaran listrik ke tanah.

2) Konsep fire protection System yang dipakai adalah

Sistem Fire Alarm yang Berfungsi untuk mengetahui dan memperingatkan terjadinya bahaya kebakaran. Jenis alarm ini menggunakan dua sistem, yaitu sistem otomatis yang menggunakan smoke and heat detector dan one push button system . Di setiap detector dan button dilengkapi sensor untuk mengetahui lokasi terjadinya kebakaran. Di setiap lantai jaringan detector, button dan sensor dipusatkan pada sebuah junction box yang kemudian diteruskan ke kontrol panel. Kontrol panel ini akan memberikan isyarat dalam bentuk indikasi yang dapat dilihat (lampu) dan didengar (alarm) serta mengaktifkan sprinkler. Sprinkler air berfungsi apabila dipicu oleh heat and smoke detector yang memberikan pesan ke junction box. Setiap sprinkler juga dilengkapi dengan sensor untuk mengetahui lokasi kebakaran.

3) Konsep pengolahan sampah dan limbah RS

a) Konsep Pengolahan Limbah Rumah tangga Limbah rumah tangga terdiri dari sampah-sampah dapur, plastik, kertas. Penanganan limbah ini seperti pada limbah rumah tangga biasa yaitu dibuang ke a) Konsep Pengolahan Limbah Rumah tangga Limbah rumah tangga terdiri dari sampah-sampah dapur, plastik, kertas. Penanganan limbah ini seperti pada limbah rumah tangga biasa yaitu dibuang ke

b) Konsep Pengolahan air kotor

a. Air kotor yang mengandung bahan kimia Air kotor yang mengandung bahan kimia, yang memerlukan pengolahan khusus sebelum dibuang untuk menghindari pencemaran.

Unit bedah Unit laborat

Unit farmasi

IPAL

Riol kota

Skema 5.9. Jaringan IPAL

Sumber : nalisis Penulis

b. air kotor yang tidak mengandung bahan kimia

Air kotor

Saluran air

Bak

Saluran air Riol kota

kontrol

Skema 5.10. Jaringan Air Kotor Sumber : nalisis Penulis

c. Air Hujan

Air hujan tidak membutuhkan pengolahan, sehingga langsung dibuang lewat saluran air hujan. Agar tidak mengganggu aktifitas dan estetika, saluran air hujan yang dipilih adalah saluran tertutup dengan luas

penampang = 1,04 m 2 , ukuran yang digunakan 1,1 m (kedalaman) x 1 m (lebar).

Skema jaringan air hujan:

Air hujan sekitar

Diserap Tanah Air hujan dari atap

site

Riol kota Skema 5.11. Jaringan Air Hujan

Saluran

Bak kontrol

Saluran

Sumber : nalisis Penulis

c) Konsep Pengolahan Limbah Infeksius dan citokcis serta sisa pembedahan.

Limbah kategori ini merupakan limbah yang cukup berbahaya, terdiri dari limbah-limbah organ sisa pembedahan, cairan tubuh, ataupun bahan-bahan Limbah kategori ini merupakan limbah yang cukup berbahaya, terdiri dari limbah-limbah organ sisa pembedahan, cairan tubuh, ataupun bahan-bahan