12
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelaksanaan operasional suatu perusahaan harus berpedoman pada rencana kerja yang telah ditetapkan oleh kebijakan manajemen perusahaan tersebut, baik
mengenai pengolahan maupun pengadaan. Sekarang ini para pelaku pasar dapat memasuki dunia investasi dengan sangat mudah karena didukung oleh
keterbukaan informasi. Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksi
oleh para investor. Bagi seorang investor sebelum melakukan investasi pada perusahaan ada hal- hal yang perlu diperhatikan yaitu memastikan apakah
investasi tersebut mampu memberikan rate of return yang diharapkan atau tidak. Para investor juga memerlukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan
yang bertujuan untuk menilai prospek suatu perusahaan. Dan pada dasarnya tujuan utama dari para investor dalam menanamkan dananya untuk memperoleh
return yang disebut dengan dividen atau peningkatan investasi di masa yang akan datang serta meningkatkan kesejahteraan dimasa yang akan datang.
Kebijakan yang berhubungan dengan pembayaran dividen oleh pihak manajemen, berupa penentuan besarnya dividen yang akan dibagikan dan
besarnya saldo laba yang ditahan untuk kepentingan perusahaan yang disebut kebijakan dividen Rosdini, 2009. Masalah dalam kebijakan dan pembayaran
dividen mempunyai dampak yang sangat penting baik bagi para investor maupun bagi perusahaan yang akan membayarkan dividennya. Di pihak lain, perusahaan
Universitas Sumatera Utara
13 juga mengharapkan adanya pertumbuhan secara terus menerus untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan juga untuk memberikan kesejahteraan kepada para pemegang saham. Tentunya hal ini akan menjadi unit
karena kebijakan dividen sangat penting untuk memenuhi harapan para pemegang saham agar mendatangkan keuntungan. Investor akan sangat senang apabila
mendapatkan tingkat pengembalian investasi yang semakin tinggi dari waktu ke waktu.
Kebijakan deviden merupakan kebijakan yang sangat penting, sebab akan melibatkan dua pihak yaitu pemegam saham dan manajemen perusahaanyang
dapat mempunyai kepentingan berbeda. Berbagai konflik kepentingan dalam perusahaan seperti konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham
yang disebabkan satu pihak dimana, pihak manajemen perusahaan selalu menginginkan adanya pertumbuhan bagi perusahaan tersebut namun dipihak lain
para pemegang saham ingin memperoleh return dana yang telah mereka investasikan tersebut. Kedua hal ini sangat bertentangan sehingga sulit dilakukan
kedua duanya dalam waktu yang bersamaan. Karena semakin tinggi tingkat dividen yang dibayarkan maka semakin sedikit laba yang dapat ditahan dan
akibatnya adalah dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan. Untuk menjaga kedua kepentingan manajer keuangan harus menempuh kebijakan
dividen yang optimal yaitu dengan menciptakan keseimbangan antara pembayaran deviden saat ini dan pertumbuhan dimasa yang akan datang.
Dalam hal pembayaran dividen Hidayati: 2006 mengatakan pembayaran dividen dalam bentuk tunai atau kas lebih banyak diinginkan investor daripada
Universitas Sumatera Utara
14 bentuk
yang lain, karena pembayaran
tunai membantu
mengurangi ketidakpastiaan dari profitabilitas perusahaan, sehingga stabilitas dividen
merupakan faktor penting yang harus perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan.
Mengingat akan arti pentingnya laba, baik bagi perusahaan maupun bagi pihak investor, dimana perusahaan berkepentingan untuk menjaga kelangsungan
hidup perusahaan. Perusahaan berkepentingan untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan, sementara di lain pihak investor, mereka mengharapkan adanya
pembagian keuntungan atas laba yang diperoleh dividen. Perusahaan harus bisa membuat sebuah kebijakan yang optimal. Kebijakan yang diambil harus bisa
memenuhi kebutuhan dana, sedangkan pihak investor memperoleh apa yang diinginkan sehingga investor tidak mengalihkan investasinya keperusahaan lain.
Sebagaimana kita ketahui bahwa bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Baik perusahaan yang berskala besar
maupun perusahaan yang berskala kecil akan mempunyai perhatian yang sangat besar dibidang keuangan terutama dalam perkembangan dunia usaha yang
semakin maju yang menimbulkan persaingan antara perusahaan pun semakin ketat khususnya perusahaan yang sejenis. Belum lagi karena kondisi
perekonomian yang tidak menentu menyebabkan banyaknya perusahaan yang mengalami keruntuhan atau bangkrut. Oleh karena itu agar perusahaan dapat
bertahan atau dapat tumbuh berkembang maka perusahaan harus mencermati kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dengan baik dan dianalisi dengan baik
dan tepat.
Universitas Sumatera Utara
15 Dalam penelitian ini hal yang perlu diperhatikan dan diketahui adalah
bagaimana perusahaan itu khususnya perusahaan perkebunan dapat menjaga pertumbuhan perusahaan itu dan juga tingkat kepercayaan para investor yang
menanamkan modalnya pada perusahaan itu dengan asumsi atau harapan return dana yang diperoleh semakin meningkat setiap tahunnya melalui deviden tunai
yang diperoleh setiap investor. Untuk mengambarkan bagaimana kondisi keuangan perusahaan perkebunan yang dimaksud dalam penelitian ini, penelitian
memperhatikan total hutang dan rasio keuangan perusahaan perkebunan tersebut. Utang merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sebuah usaha.
Baik perusahaan berskala besar maupun skala kecil. Utang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kapasitas pendanaan sebuah perusahaan sehingga mampu
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan tersebut. Rasio keuangan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah 1 Quick ratio
atau rasio sangat lancar atau test ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau utang lancar utang
jangka pendek dengan aset lancar tampa memperhitungkan nilai persediaan. Ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relatif lama untuk
diuangkan, sedangkan perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayarkan kewajibannya dibandingkan dengan aset lancar lainnya. 2 Operating ratio
digunakan untuk mengukur biaya operasi per rupiah penjualan, semakin kecil angka rasio menunjukkan kinerja yang semakin baik.3 Earning power of total
invesment digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam mengelola modal perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aset untuk
Universitas Sumatera Utara
16 menghasilkan keuntungan bagi semua investor atau pemegang saham atau
obligasi. Modal kerja dalam suatu perusahaan adalah sejumlah dana yang harus
berputar secara tetap atau permanen. Tingkat perputaran modal kerja yang tinggi akan menyenangkan kreditor jangka pendek karena mereka memperoleh kepastian
bahwa modal kerja berputar dengan kecepatan yang tinggi dan utang akan segera dapat dibayarkan. Dalam perusahaan tingkat perputaran modal kerja yang tinggi
akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali kebentuk semula yaitu kas atau piutang, sedangkan
tingkat perputaran modal kerja yang rendah disebabkan karena banyaknya dana yang tidak dimanfaatkan dalam operasi perusahaan secara efektif dan efisien
sehingga mengakibatkan tingkat penjualan dalam perusahaan semakin rendah. Sehubungan dengan hal tersebut dapat diambil suatu cara dimana modal
kerja yang sifatnya permanen sebaiknya dibiayai dengan menggunakan kredit jangka panjang sedangkan modal kerja yang berubah- ubah dibiayai dengan kredit
jangka pendek. Untuk mendapatkan keuntungan maksimal bagi suatu perusahaan pengelolaan modal kerja harus digunakan secara efektif dan efisien. Modal kerja
tersebut harus cukup jumlahnya atau harus mampu membiayai pengeluaran- pengeluaran perusahaan dalam kegiatan operasionalnya sehari- hari. Dengan
adanya modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan, karena disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan
efisien perusahaan juga tidak mengalami kekurangan atau masalah keuangan. Pengelolaan keuangan yang baik dapat dilihat dari ketepatan penggunaannya,
Universitas Sumatera Utara
17 adapun penggunaan modal kerja menurut Kamaruddin, 2002:103 adalah untuk:
1 Pembelian aset tetap, 2 Pembayaran utang dan pembelian saham, 3 Pembayaran Deviden dan 4 Pembayaran beban atau biaya- biaya.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan analisis lebih lanjut temuan- temuan empiris mengenai hutang, modal kerja dan rasio keuangan yaitu operating
ratio,earning power of total invesment, dan quick ratio khususnya yang menyangkut kegunaannya dalam mempengaruhi pengembalian dana melalui
deviden tunai yang diharapkan para investor perusahaan khususnya perusahaan perkebunan.
Sehubungan dengan uraian latar belakang diatas dan juga melihat kembali dari penelitian terdahulu bahwa perusahaan sektor perkebunan sangat jarang
digunakan sebagai bahan atau data penelitian maka peneliti tertarik untuk melakukan peneliti
an tentang “ Pengaruh Hutang, Operating Ratio, Earning Power of Total Investment, Working Capital, Quick Ratio terhadap Deviden Tunai
pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 - 2013
”.
1.2 Perumusan Masalah