23 1. Wanita berbadan sehat
2. Usia antara 20-30 tahun 3. Tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan alergi
4. Bersedia menjadi sukarelawan
3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Pengumpulan sampel
Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah kentang
yang dibeli di Pajak Sore, Padang Bulan, Medan.
3.4.2 Identifikasi tumbuhan
Identifikasi tumbuhan dilakukan di Pusat Penelitian Biologi Research Center for Biology, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Indonesian
Institute of Sciences, Bogor.
3.4.3 Pembuatan sari kentang
Kentang kuning seberat 1,5 kg dicuci hingga bersih kemudian dikupas dengan menggunakan pengupas kentang, lalu dipotong-potong, dan
dimasukkan ke dalam juicer hingga diperoleh sari kentang sebanyak 1,3 l. Sari kentang lalu dikeringkan dengan freeze dryer hingga diperoleh ekstrak kentang
hampir kering sebanyak 69,86 gram.
3.4.4 Formulasi sediaan losio tangan dan badan A. Formula standar
Formula standar yang dipilih pada pembuatan losio tangan dan badan dalam penelitian ini dengan komposisi sebagai berikut Young, 1972:
Universitas Sumatera Utara
24 R
Asam stearat 12 g
Setil alkohol 0,5 g
Sorbitol sirup 5 g
Propilen glikol 3 g
Nipagin 0,1 g
Trietanolamin 1 g
Air suling ad 100 ml
Parfum 3 tetes
B. Formula modifikasi
Formula dasar losio yang dimodifikasi yang dapat dilihat pada Tabel 3.1. Modifikasi dilakukan dengan menghilangkan sorbitol sirup dan propilen
glikol yang merupakan humektan dan menambahkan natrium metabisulfit sebagai antioksidan. Sehingga formula dasar losio yang digunakan adalah:
R Asam stearat
12 g Setil alkohol
0,5 g Nipagin
0,1 g Natrium metabisulfit
0,2 g Trietanolamin
1 g Air suling ad
100 ml Parfum oleum citri
3 tetes
Universitas Sumatera Utara
25
Tabel 3.1 Formula sediaan losio tangan dan badan
Komposisi Formula
A B
C D
E F
Sari Kentang g -
2 4
6 8
- Gliserin g
- -
- -
- 2
Dasar krim g 100
98 96
94 92
98 Oleum citri tetes
3 3
3 3
3 3
Keterangan: A : Formula losio blanko sediaan krim tanpa sampel
B : Formula losio dengan konsentrasi sari kentang 2 C : Formula losio dengan konsentrasi sari kentang 4
D : Formula losio dengan konsentrasi sari kentang 6 E : Formula losio dengan konsentrasi sari kentang 8
F : Formula losio dengan konsentrasi gliserin 2
C. Pembuatan sediaan losio tangan dan badan
Lumpang porselin diisi dengan air panas ± 90°C dan didiamkan sampai dinding luar lumpang terasa panas, kemudian air panas dibuang dan lumpang
dikeringkan. Ditimbang bahan-bahan yang akan diperlukan untuk membuat dasar losio. Asam stearat dan setil alkohol dilebur di atas penangas air pada
suhu ± 70°C massa I. Kemudian nipagin, natrium metabisulfit dan trietanolamin dilarutkan dalam akuades yang telah dipanaskan hingga suhu
± 70°C massa II. Kemudian massa I dimasukkan ke dalam lumpang porselin panas, ditambahkan massa II dan di aduk secara konstan hingga diperoleh
massa losio. Ekstrak kentang hampir kering digerus halus dan ditimbang. Lalu
ditambahkan dasar losio yang telah ditimbang dan digerus hingga homogen.
Universitas Sumatera Utara
26 Ditambahkan oleum citri sebanyak 3 tetes, diaduk, kemudian dimasukkan ke
dalam wadah pot plastik.
3.5 Pemeriksaan terhadap Sediaan 3.5.1 Pemeriksaan homogenitas
Sejumlah tertentu sediaan jika dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang
homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar Ditjen POM, 1979.
3.5.2 Penentuan tipe emulsi sediaan
Sejumlah tertentu sediaan diletakkan di atas objek gelas, ditambahkan 1 tetes metil biru ke dalam sediaan lalu diaduk. Kemudian tutup dengan kaca
penutup dan diamati di bawah mikroskop. Bila metil biru tersebar merata berarti sediaan tersebut tipe emulsi ma, tetapi bila hanya bintik-bintik biru
berarti sediaan tersebut tipe emulsi am Ditjen POM, 1985. 3.5.3 Pengukuran pH sediaan
Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar
netral pH 7,01 dan larutan dapar pH asam pH 4,01 hingga alat menunjukkan harga pH tersebut. Kemudiaan elektroda dicuci dengan akuades, lalu
dikeringkan dengan tissue. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1 yaitu ditimbang 0,5 gram sediaan dan dilarutkan dengan akuades hingga 50 ml.
Kemudiaan elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan nilai pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan pH meter
merupakan pH sediaan Rawlins, 1977.
Universitas Sumatera Utara
27
3.5.4 Penentuan stabilitas sediaan
Sebanyak 50 ml dari masing-masing formula sediaan dimasukkan ke dalam pot plastik 100 ml. Selanjutnya dilakukan pengamatan berupa pecah
atau tidaknya emulsi, perubahan warna, dan perubahan bau pada saat sediaan selesai dibuat serta dalam penyimpanan selama 1, 4, 8, dan 12 minggu Ansel,
2005. 3.5.5 Uji iritasi terhadap sukarelawan
Percobaan ini dilakukan pada 12 orang sukarelawan. Sediaan sebanyak 100 mg dioleskan dibelakang telinga dengan diameter 3 cm, kemudian
dibiarkan selama 24 jam dan tanda-tanda untuk mencatat reaksi uji iritasi adalah sebagai berikut Ditjen POM, 1985:
1. Tidak ada reaksi
2. Eritema
+
3. Eritema dan papula
++
4. Eritema, papula dan gelembung vesikula
+++
5. Edema dan gelembung.
++++ 3.5.6 Penentuan kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air
dari kulit
Kemampuan sediaan untuk mengurangi penguapan air dari kulit ditentukan dengan menggunakan dua buah tutup pot plastik berdiameter 4,5 cm
yang dirangkai.
Sediaan ditimbang sekitar 500 mg. Pada bagian lengan bawah sukarelawan diberikan tanda berupa lingkaran yang sama diameternya dengan diameter tutup
pot plastik yang digunakan. Dioleskan sediaan pada bagian tersebut. Sebelum
Universitas Sumatera Utara
28
dipakai, silika gel diaktifkan terlebih dahulu agar dicapai berat konstan, kemudiaan disimpan pada desikator. Pada kain kasa ditimbang seksama 10 g silika gel dan
dibungkus, lalu dimasukkan dalam wadah plastik yang belum dilubangi. Wadah plastik yang lain dilubangi, kemudian wadah plastik disatukan dengan
menggunakan silotip transparan, wadah yang berlubang berada pada bagian bawah, dan posisi kedua wadah menelungkup. Selanjutnya wadah plastik
diletakkan pada lengan bawah sukarelawan yang telah diolesi sediaan. Agar wadah plastik tersebut dapat melekat dengan baik dan untuk mencegah pengaruh udara
dari lingkungan maka digunakan silotip transparan yang ditempelkan sedemikian rupa pada lengan bagian bawah tersebut. Alat ini dibiarkan menempel selama
3 jam kemudiaan segera dilepas, silika gel yang digunakan ditimbang kembali. Cara ini dilakukan untuk setiap sediaan dan pembanding DeNavarre, 1975.
3.5.7 Pengukuran viskositas sediaan