73
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Variabel Dimensi
Indikator Nomor
Item Jumlah
2.12 Percaya diri 28
Total 28
2. Pengembangan Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin
Untuk Meningkatkan Kreativitas
Pengembangan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin yang berguna untuk meningkatkan kreativitas ini dilakukan melalui langkah-
langkah sebagai berikut. a.
Studi Pendahuluan Pelaksanaan studi pendahuluan dilakukan melalui wawancara pada guru
BK, guru wali kelas, dan kepala sekolah. Selain wawancara juga dilakukan pengungkapan tingkat kreativitas peserta didik melalui pengamatan dengan
menggunakan pedoman observasi. Peneliti juga melakukan pendataan peserta didik berdasar pada jenis kelamin dan status ekonomi.
b. Perencanaan
Setelah permasalahan kreativitas peserta didik dapat dilihat secara nyata, maka langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mengumpulkan berbagai
informasi yang dapat digunakan sebagai materi perencanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas peserta didik.
74
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
c. Desain program hipotetik program bimbingan melalui permainan kreasi
plastisin Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin yang berguna
untuk meningkatkan kreativitas peserta didik ini dalam layanan bimbingan dan konseling yang berfungsi sebagai bimbingan yang akan menghasilkan
pemeliharaan dan pengembangan berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam rangka mengembangkan diri peserta didik secara mantap dan
berkelanjutan. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin ini didesain dengan sebuah keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan program bimbingan
yang lain, dimana dalam pelaksanaan program ini menggunakan plastisin sebagai media utama.
Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin merupakan sebuah program yang dikembangkan dari konsep clay therapy. Clay therapy merupakan
sebagai salah satu teknik dalam proses teraupetik yang dapat dilakukan dalam terapi individu dan kelompok. Sholt Gavron, 2006, Anderson 1995, Mattes
Robbins, 1981. Selain digunakan sebagai teknik pada proses teraupetik dalam terapi individu dan kelompok, menurut Weitzmen 2008 permainan kreasi
plastisin ini dapat digunakan untuk mengekspresikan kondisi anak dan mengembangkan kreativitas.
Clay therapy merupakan salah satu bagian dari art therapy. Hal ini dikarenakan clay merupakan salah satu bahan seni yang digunakan dalam art
75
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
therapy. Pendekatan teori yang digunakan dalam clay therapy sebagai bagian dari art therapy adalah teori humanistik. Garai Malchioldi: 2006 berpendapat bahwa
pembuatan karya seni merupakan suatu kesempatan dalam pengaktualisasian diri yang dilakukan melalui ekspresi dan transendensi diri, hal yang harus digaris
bawahi dalam hal ini adalah kreativitas merupakan bagian dari kecenderungan manusia untuk mencapai kesehatan.
Clay therapy adalah sebuah terapi yang sering digunakan dalam bimbingan dan konseling anak. White Schaefer Kaduson, 2006 yang
menyatakan bahwa media ini dapat digunakan dalam memfasilitasi perkembangan aspek kognitif dan afektif dalam diri anak-anak. Hal senada juga diungkapkan
oleh Kahn 1996 yang menyatakan bahwa clay yang proses pembentukannya dilakukan dengan menggunakan beberapa tema secara langsung akan
memfasilitasi dalam perkembangan kognitif dan afektif anak. Bekerja dengan menggunakan clay menurut Sholt Gavron 2006 akan dapat memberikan
pengalaman terutama pada proses pembentukan sebuah produk. Produk dan proses akan menjadi suatu hal penting yang harus diperhatikan selama terapi,
karena melalui kedua hal inilah para peserta didik dapat dengan bebas mengekspresikan diri dan melihat bagaimana perkembangan potensi dirinya
dalam menuangkan ide kreatifnya dalam menghasilkan suatu produk kreatif. Hal penting yang harus dicatat dalam hal ini adalah proses pembuatan produk inilah
yang memfasilitasi siswa dalam perkembangan kognitif dan afektifnya. Selanjutnya agar clay therapy dapat lebih meningkatkan kreativitas siswa maka
76
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
teknik ini dikombinasikan dengan suatu teknik pengkreasian. Teknik kreasi ini merupakan bagian dimana plastisin akan dibentuk dan diberikan warna agar
menjadi suatu wahana yang dapat memfasilitasi para peserta didik dalam menyalurkan ide imajinatif dan kreatifnya dalam menciptakan suatu karya.
Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin memanfaatkan teknik dari clay therapy yang selanjutnya dikembangkan sesuai dengan hasil studi
pendahuluan tentang profil kreativitas peserta didik kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 20112012.
Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin didefinisikan sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan secara terencana, sistematis,
dan terarah. Program ini dilaksanakan oleh konselor dengan menggunakan teknik permainan kreasi plastisin yang berguna dalam meningkatkan kreativitas peserta
didik kelas III Sekolah Dasar. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin isinya terdiri atas rasional, asumsi, tujuan program, kompetensi konselor,
sasaran bimbingan, prosedur pelaksanaan intervensi, indikator keberhasilan, dan evaluasi. Rangkuman isi dari program bimbingan melalui permainan kreasi
plastisin akan dijelaskan dibawah ini. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin secara lengkap terlampir.
Rasional pada program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah kerangka teori yang digunakan sebagai landasan dasar program bimbingan.
Pada bagian rasional program bimbingan ini teori pertama yang dijelsakan adalah teori kreativitas yang merupakan tujuan utama dari pelaksanaan program. Pada
77
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
teori kreativitas selain diuraikan makna kreativitas dari beberapa tokoh, juga dijelaskan bagaimana pentingnya kreativitas dalam pendidikan peserta didik,
penemuan-penemuan permasalahan kreativitas yang terjadi di masyarakat saat ini, serta beberapa penelitian yang dilakukan secara khusus dalam usaha untuk
membuat suatu program yang dapat digunakan dalam pengembangan kreativitas. Asumsi program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin disusun
berdasarkan pada teori-teori dasar yang digunakan dalam pengembangan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin. Dasar asumsi dalam program
bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah; 1 program bimbingan melalui permainan merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
aktivitas berfantasi dan berimajinasi dalam meningkatkan kreativitas peserta didik; 2 kreativitas merupakan aktivitas imajinatif yang dibentuk agar dapat
menghasilkan ide dan produk baru yang baik, original, serta bernilai; 3 program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin diturunkan berdasarkan konsep dari
clay therapy; 4 konsep clay therapy diturunkan berdasarkan pada psikologi humanistik yang memusatkan perhatian pada pengalaman dan keunikan tingkah
laku pengaktualisasian diri manusia. Pendekatan humanistik mengarahkan pusat perhatiannya kepada manusia yang sehat, kreatif, dan mampu mengaktualisasikan
dirinya; 5 Clay therapy adalah sebuah terapi yang memanfaatkan media clay yang mendorong konseli untuk dapat mengekspresikan suasana hati dan
perasaannya; 6 clay therapy dilakukan dengan merancang beberapa tema yang dapat digunakan antara lain adalah buah dan sayuran, binatang, dan desain
78
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
abstrak; serta 7 penggunaan media clay dapat memfasilitasi perkembangan aspek kogntif dan afektif dalam diri anak-anak.
Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin ini memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari pelaksanaan program
bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah dapat meningkatkan kreativitas peserta didik. Peningkatan kreativitas peserta didik ini diharapkan
dapat membantu para peserta didik dalam proses pembelajaran terutama dalam hal membantu dalam mencari cara pembuatan suatu produk, mengkomunikasikan
suatu hal baru yang bernilai, memikirkan banyak kemungkinan, berpikir dan mengalami berbagai cara dengan menggunakan sudut pandang yang berbeda,
berpikir tentang kemungkinan baru yang tidak biasa, serta membuat dan menetapkan suatu keputusan. Secara khusus tujuan dari pelaksanaan program
adalah sebagai berikut; 1 peserta didik mampu mengembangkan sikap dan cara berpikir kreatif; 2 melatih peserta didik agar memiliki sikap, pengetahuan dan
ketrampilan yang memberikan sumbangan bagi efektivitas belajar di sekolah hingga melintasi sepanjang rentang kehidupannya; 3 melatih peserta didik dalam
menggunakan teknik-teknik dasar perancangan tujuan, menggambarkan proses berpikir yang ditempuh menjelang lahirnya suatu keputusan, mengurutkan
langkah-langkah dalam suatu model pengambilan keputusan, mengenali berbagai konsekuensi dari keputusan; serta 4 membantu peserta didik dalam
mendefinisikan aktivitas hobi dan pengisi waktu senggang serta mengeksplorasi
79
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
peran-peran yang dapat memacu pembelajaran ketrampilan baru dan merengkuh pengalaman baru.
Pelaksana program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah seorang konselor yang memiliki kompetensi secara khusus agar dapat
mengefektifkan proses pelaksanaan program bimbingan. Kompetensi konselor dalam pelaksanaan program bimbingan ini dibagi menjadi dua yaitu umum dan
khusus. Kompetensi umum konselor yang harus dimiliki konselor sebagai pelaksana program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik adalah sebagai berikut; 1 berpenampilan menarik dan menyenangkan; 2 dapat menampilkan tindakan yang cerdas, kreatif,
inovatif dan produktif; 3 bersemangat, disiplin dan mandiri; 4 peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan perubahan; serta 5 dapat
berkomunikasi secara efektif. Kompetensi khusus yang harus dimiliki konselor pelaksana program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah dapat
berkomunikasi secara efektif dengan anak-anak serta memiliki ketrampilan melakukan permainan kreasi plastisin.
Sasaran bimbingan dari pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin ini adalah peserta didik yang berusia sekitar 9 sampai
10 tahun atau lebih tepatnya pada peserta didik yang berada pada tingkat kelas III Sekolah Dasar. Program ini secara khusus ditujukan pada peserta didik yang
memiliki tingkat kreativitas rendah sehingga membutuhkan bimbingan yang dapat membantu mereka dalam meningkatkan kreativitas. Program bimbingan melalui
80
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
permainan kreasi plastisin ini secara khusus ditujukan pada peserta didik usia 9 sampai 10 tahun dikarenakan pada rentang usia ini merupakan waktu yang
memiliki berpotensi dalam pengembangan kreativitas, dimana bila pada usia ini tidak dilakukan usaha dalam pengembangan kreativitas maka yang akan terjadi
adalah kreativitas dalam diri peserta didik akan berhenti dan selanjutnya akan dapat mengakibatkan kemampuan peserta didik dalam menghadapi berbagai
tantangan dan menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi pada masa kini dan masa depan akan berkurang secara signifikan.
Pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin ini dilakukan dengan persetujuan antara peserta didik dengan konselor. Pelaksanaan
pada setiap sesi program bimbingan dilakukan secara terencana baik pada segi waktu maupun peralatan yang digunakan dalam program bimbingan melalui
permainan kreasi plastisin. Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin yang dilakukan untuk meningkatkan kreativitas peserta didik dilakukan selama 10
sesi. Pelaksanaan program bimbingan yang dilakukan selama 10 sesi ini terinci sebagai berikut; 2 sesi dilakukan untuk mengungkap kondisi tingkat kreativitas
peserta didik yang dilakukan melalui pengamatan dengan menggunakan pedoman observasi, 6 sesi pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi
plastisin untuk meningkatkan kreativitas didik yang dilakukan dengan berbagai tema agar peserta didik mendapatkan pengalaman baru selama kegiatan
berlangsung, serta 2 sesi terakhir adalah pengamatan yang dilakukan untuk
81
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
melihat perubahan tingkat kreativitas peserta didik setelah pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin.
Setiap sesi yang dilakukan pada program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin adalah 60 menit, lamanya pelaksanaan ini berdasar pada
kesepakatan yang telah dilakukan antara konselor dengan peserta didik. Pengaturan waktunya adalah sebagai berikut 103515, kecuali pada
pengungkapan tingkat kreativitas dilakukan tanpa ada batas waktu, karena hal ini dilakukan dengan mengamati sikap dan perilaku siswa selama berlangsungnya
proses belajar mengajar di sekolah. Berikut tahap-tahap yang dilakukan selama pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin.
Tahap 1 Pembukaan Tahap pembukaan dilakukan selama 10 menit. Tahap ini konselor
menjelaskan secara singkat tentang tujuan pelaksanaan program, peranan peserta didik, serta peran konselor dalam kegiatan bimbingan. Konselor menjelaskan
kegiatan apa yang akan dilakukan serta tema dari permainan kreasi plastisin yang akan dilakukan. Selanjutnya konselor membuka sesi tanya jawab untuk
memperjelas hal-hal yang harus dilakukan peserta dalam kegiatan bimbingan. Kegiatan terakhir yang dilakukan adalah mempersiapkan bahan dan alat-alat yang
digunakna dalam permainan kreasi plastisin. Tahap 2 Tahap Inti
Tahap inti dari kegiatan sesuai dengan kesepakatan dilakukan selama 35 menit. Kegiatan yang dilakukan adalah konselor menjelaskan tentang cara-cara
82
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
dalam pengolahan plastisin hingga menjadi suatu produk yang kreatif. Pada kegiatan ini konselor berperan sebagai fasilitator dan peserta didik sebagai
pelaksana. Para peserta bimbingan melakukan permainan ini dengan dimulai dari langkah awal yaitu pengolahan bahan dasar plastisin yaitu tepung terigu, tepung
beras, tepung tapioka, dan lem fox yang dicampur hingga menjadi adonan plastisin yang siap dibentuk. Selanjutnya adonan ini diberi warna dengan
menggunakan cat air sesuai dengan kreasi peserta, terakhir plastisin siap dibentuk sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh konselor. Dalam permainan ini
diharapkan para peserta dapat melakukan langkah-langkah pengolahan plastisin dengan baik, menyesuaikan antara konteks dengan tema yang telah ditentukan,
dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi selama proses pembuatan produk kreasi plastisin, menuangkan imajinasi dan ide kreatifnya melalui media plastisin.
Tahap 3 Penutup Tahap penutupan ini adalah tahap terakhir kegiatan yang sesuai
kesepakatan dilakukan selama 15 menit. Pada kegiatan ini peserta didik mendiskusikan hasil permainan yang telah dilakukan. Peserta mengungkapkan
kesan-kesan tentang proses dan pencapaian hasil kegiatan. Diskusi yang dilakukan adalah cara untuk merefleksikan makna dari permainan yang telah dilaksanakan.
Pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3.3 Matrik Pelaksanaan Program Bimbingan melalui Permainan Kreasi
Plastisin untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik
83
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tahap Bimbingan
Tujuan Deskripsi
Kegiatan Penunjang
Teknis Sesi 1
“Pengungkapan Awal”
Mengungkap tingkat kreativitas
peserta didik terutama dalam
setting kegiatan belajar mengajar.
1. Pada kegiatan ini
dilakukan pengamatan yang
dilakukan observer selama
kegiatan belajar berlangsung.
2. Para peserta
didik melakukan kegiatan belajar
seperti rutinitas biasa.
1. Pedoman
Observasi “ “Kreativitas”
2. Penilaian
dilakukan dengan
bantuan dari observer
dimana dalam hal ini
dilakukan oleh 4 guru.
Sesi 2 Pengungkapan
Kondisi kreativitas peserta
didik Mengungkap
tingkat kreativitas peserta didik yang
dilakukan selama kegiatan belajar
mengajar 1.
Pada kegiatan ini dilakukan
pengamatan yang dilakukan
observer selama kegiatan belajar
berlangsung.
2. Para peserta
didik melakukan kegiatan belajar
seperti rutinitas biasa.
1. Pedoman
Observasi “ “Kreativitas”
2. Penilaian
dilakukan dengan
bantuan dari observer
dimana dalam hal ini
dilakukan oleh 4 guru.
Sesi 3 Kreasi plastisin
Tema “ Buah dan Bunga”
Peserta didik mampu
mengembangkan sikap dan cara
berpikir kreatif.
a. Langkah Awal
Langkah awal dengan waktu 10
menit ini konselor membuka
pertemuan, kemudian
menjelaskan secara singkat mengenai
tujuan, manfaat, dan peranan peserta dan
konselor dalam kegiatan bimbingan.
Konselor mengemukakan
kegiatan apa yang
1. SKLBK dan
Jurnal Harian 2.
Bahan dan alat yang
digunakan dalam
permainan kreasi
plastisin
Sesi 4 Kreasi plastisin
tema “Aku dan
Peserta didik memperoleh sikap,
pengetahuan dan ketrampilan yang
1. SKLBK dan
Jurnal Harian 2.
Bahan dan alat yang
84
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tahap Bimbingan
Tujuan Deskripsi
Kegiatan Penunjang
Teknis Lingkunganku”
memberikan sumbangan bagi
efektivitas belajar di sekolah hingga
melintasi sepanjang rentang
kehidupannya.
akan dilakukan dan mengemukakan tema
dari permainan kreasi plastisin yang
akan dilakukan. Selanjutnya konselor
membuka sesi tanya jawab untuk
memperjelas hal-hal apa saja yang harus
dilakukan peserta dalam kegiatan
bimbingan. Kegiatan terakhir yang
dilakukan adalah mempersiapkan
bahan dan alat-alat yang digunakan
dalam permainan kreasi plastisin.
b.
Langkah inti ini dilakukan dengan
waktu selama 35 menit, konselor
memberikan penjelasan mengenai
cara-cara dalam pengolahan plastisin
hingga menjadi suatu produk yang
kreatif. Konselor dalam kegiatan ini
berperan sebagai fasilitator. Para
peserta bimbingan melakukan
permainan ini dengan dimulai dari
langkah awal yaitu pengolahan bahan
dasar plastisin yaitu tepung terigu,
tepung beras, tepung tapioka, dan lem fox
yang dicampur hingga menjadi
adonan plastisin yang siap dibentuk.
digunakan dalam
permainan kreasi
plastisin
Sesi 5 Kreasi plastisin
tema “Usaha
Impianku” Peserta didik dapat
mempertunjukkan teknik-teknik dasar
perancangan tujuan,
menggambarkan proses berpikir
yang ditempuh menjelang lahirnya
suatu keputusan, mengurutkan
langkah-langkah dalam suatu model
pengambilan keputusan,
mengenali berbagai konsekuensi dari
keputusan 1.
SKLBK dan Jurnal Harian
2.
Bahan dan alat yang
digunakan dalam
permainan kreasi
plastisin
Sesi 6 Kreasi plastisin
tema “ Membuat Sesuatu yang
Indah dan Berguna
” Peserta didik dapat
mendefinisikan aktivitas hobi dan
pengisi waktu senggang serta
mengeksplorasi peran-peran yang
dapat memacu pembelajaran
ketrampilan dan merengkuh
pengalaman baru. 1.
SKLBK dan Jurnal Harian
2. Bahan dan
Alat yang digunakan
dalam permainan
kreasi plastisin
85
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tahap Bimbingan
Tujuan Deskripsi
Kegiatan Penunjang
Teknis Sesi 7
Kreasi plastisin tema “ Binatang”
Peserta didik mampu
mengembangkan sikap dan cara
berpikir kreatif
Selanjutnya adonan ini diberi warna
dengan menggunakan cat air
sesuai dengan kreasi peserta, terakhir
plastisin siap dibentuk sesuai
dengan tema yang telah ditentukan oleh
konselor. Dalam permainan ini
diharapkan para peserta dapat
melakukan langkah- langkah
pengolahanplastisin dengan baik,
menyesuaikan antara konteks dengan tema
yang telah ditentukan, dapat
mengatasi permasalahan yang
dihadapi selama proses pembuatan
produk kreasi plastisin,
menuangkan imajinasi dan ide
kreatifnya melalui media plastisin.
c. Langkah akhir atau penutupan
dilakukan selama 15 menit, kelompok
mendiskusikan hasil permainan yang
telah dilakukan. Peserta
mengungkapkan kesan-kesan tentang
proses dan pencapaian hasil
kegiatan. Diskusi ini merupakan suatu
proses kelompok untuk merefleksikan
makna dari permainan yang
1. SKLBK dan
Jurnal Harian 2.
Bahan dan Alat yang
digunakan dalam
permainan kreasi
plastisin
Sesi 8 Kreasi plastisin
dengan tema “Hobiku”
Peserta didik dapat mendefinisikan
aktivitas hobi dan pengisi waktu
senggang serta mengeksplorasi
peran-peran yang dapat memacu
pembelajaran ketrampilan dan
merengkuh pengalaman baru.
1. SKLBK dan
Jurnal Harian 2.
Bahan dan Alat yang
digunakan dalam
permainan kreasi
plastisin
86
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Tahap Bimbingan
Tujuan Deskripsi
Kegiatan Penunjang
Teknis
telah dilaksanakan.
Sesi 9 Pengungkapan
tingkat kreativitas peserta didik
setelah pelaksanaan
program bimbingan
Mengungkap tingkat kreativitas
peserta didik setelah pelaksanaan
program bimbingan
1. Kegiatan ini
dilaksanakan ketika siswa sedang
menjalani kegiatan belajar
2. Pengamatan
dilakukan oleh observer dengan
menggunakan pedoman observasi
1. Pedoman
Observasi 2.
Penilaian dilakukan
oleh observer
Sesi 10 Pengungkapan
tingkat kreativitas peserta didik
setelah pelaksanaan
program Mengungkap
tingkat kreativitas peserta didik
setelah pelaksanaan program
1. Kegiatan ini
dilaksanakan ketika siswa sedang
menjalani kegiatan belajar
2. Pengamatan
dilakukan oleh observer dengan
menggunakan pedoman observasi
1. Pedoman
Observasi 2.
Penilaian dilakukan
oleh observer
Indikator keberhasilan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin dilihat berdasar pada fokus dari pelaksanaan program bimbingan yaitu
perkembangan tingkat kreativitas peserta didik. Pelaksanaan program dinyatakan berhasil ketika terjadi peningkatan kreativitas pada peserta didik yang awalnya
rendah menjadi tinggi ataupun sedang. Peningkatan kreativitas peserta didik dinilai berdasar pada keaktifan peserta didik selama pelaksanaan program
bimbingan dari awal sampai akhir kegiatan. Evaluasi program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk
meningkatkan kreativitas peserta didik dilihat berdasar pada bagaimana komitmen peserta didik untuk berperan dan aktif dalam melaksanakan setiap kegiatan pada
87
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin. Peran aktif peserta didik dalam pelaksanaan program bimbingan ini akan terungkap dengan jelas dalam
bentuk pengungkapan kondisi peserta didik yang sebenarnya dalam jurnal kegiatan pada setiap sesi kegiatan yang telah dilaksanakan serta produk yang
dihasilkan selama pelaksanaan program bimbingan. Kegiatan terakhir yang dilakukan dalam evaluasi program adalah refleksi akhir yang dilakukan dengan
pengamatan pada perubahan kondisi yang terjadi setelah pelaksanaan program bimbingan.
Secara visual program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin untuk meningkatkan kreativitas dapat dijelaskan sebagai berikut.Gambar 3. 1
Gambar 3. 1 Bagan Pengembangan Program Bimbingan melalui Permainan Kreasi
Plastisin untuk Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik
Kondisi Awal Kreativitas Peserta Didik
Peserta didik memiliki tingkat kreativitas yang rendah. Kondisi rendahnya kreativitas ini terlihat dalam aspek kognitif dan afektif. Peserta didik yang memiliki tingkat kreativitas
rendah memiliki sikap yang pasif pada saat guru menjelaskan materi yang baru, tidak dapat memanfaatkan waktu belajar di sekolah dengan baik, serta kurang dapat menyesuaikan ide
dengan konteks. Kondisi ini terlihat jelas dimana pada saat dilaksanakan jam pelajaran berlangsung para siswa cenderung menyibukkan diri dengan hal lain yang tidak sesuai dengan
konteks pelajaran.
Program Bimbingan Proses
Program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin ini secara umum bertujuan untuk dapat meningkatkan kreativitas peserta didik. Kreativitas adalah kemampuan peserta didik kelas III SD
Laboratorium Percontohan UPI Bandung dalam menghasilkan suatu produk kreatif yang dilakukan melalui sebuah proses kreatif. Kreativitas terbentuk ketika terjadi perpaduan yang baik antara dua dimensi yaitu
kogntif dan afektif. Kognitif adalah cara berpikir kreatif yang terdiri atas pengajuan pertanyaan, secara mandiri mengarahkan diri, pengelolaan sumber, pengembangan produk, penerapan, analisis, sintesis,
evaluasi, ketrampilan metodologis dan penelitian, transformasi, metaphor dan analogi, kelancaran, kelenturan, orisinalitas, pemerincian elaborasi serta pengenalan dan ingatan. Afektif adalah sikap kreatif
yang terdiri atas internalisasi nilai, pengikatan diri terhadap hidup produktif, menuju perwujudan diri, keterbukaan terhadap perasaan-perasaan majemuk, meditasi dan kesantaian, keselamatan psikologis dalam
berkreasi, penggunaan khayalan dan tamsil, rasa ingin tahu, kesediaan untuk menjawab, keterbukaan terhadap pengalaman, keberanian mengambil resiko, kepekaan terhadap masalah, tenggang rasa terhadap
kesamaan kedwiartian, dan percaya diri.
88
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Pelaksanaan program bimbingan melalui permainan kreasi plastisin dilakukan secara terencana dan sistematis. Tabel pelaksanaan intervensi program
bimbingan melalui permainan kreasi plastisin disajikan sebagai berikut.
Tabel 3. 4 Tabel Pelaksanaan Intervensi Program Bimbingan
melalui Permainan Kreasi Plastisin No Hari Tanggal
SKLBK Subjek
1. Rabu, 18 April
2012 Kreasi dengan tema
“Bunga dan Buah”
Konselor sebagai
fasilitator dan
peserta didik sebagai pelaksana
2. Rabu, 25 April
2012 Kreasi dengan tema ”Aku dan
Lingkungan Sekitarku”. Konselor
sebagai fasilitator
dan peserta didik sebagai
pelaksana 3.
Rabu, 2 Mei 2012 Kreasi dengan tema “Usaha
Impianku” Konselor
sebagai fasilitator
dan peserta didik sebagai
pelaksana 4. Rabu, 9 Mei 2012
Kreasi dengan tema “ Sesuatu
Yang Indah Dan Berguna” Konselor
sebagai fasilitator
dan peserta didik sebagai
pelaksana 5.
Senin, 14 Mei 2012 Kreasi Plastisin dengan tema “
Binatang” Konselor
sebagai fasilitator
dan peserta didik sebagai
pelaksana. 6.
Kamis, 17 Mei 2012
Kreasi Plastisin dengan tema “Hobiku”
Konselor sebagai
fasilitator dan
peserta didik sebagai pelaksana.
Kondisi Setelah Pelaksanaan Program Hasil Akhir
Peserta didik mengalami peningkatan kreativitas yaitu dari rendah ke tingkat sedang dan tinggi. Perkembangan ini terjadi pada aspek kognitif dan afektif peserta didik. Peserta didik dapat menjadi lebih
aktif dalam melaksanakan kegiatan di kelas, dan dapat memanfaatkan waktu dengan mengisinya dengan kegiatan yang berguna dalam menyiapkan diri dalam menghadapi permasalahan di masa kini dan masa
depan.
89
Aniek Wirastania, 2012 Program Bimbingan Melalui Permainan Kreasi Plastisin Untuk Meningkatkan Kreativitas
Peserta Didik : Studi Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas III SD Laboratorium Percontohan UPI
Bandung Tahun Ajaran 20112012 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
3. Validasi Rasional Program Bimbingan melalui Permainan Kreasi