Tes Kemampuan Koneksi Matematis

91 2 Uji homogenitas Jika data berdistribusi normal, maka dilanjut dengan uji homogenitas. Pengujian homogenitas antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan untuk mengetahui apakah varians kedua kelompok sama atau berbeda. Adapun hipotesis yang akan diuji adalah: H : � 1 2 = � 2 2 tidak terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel H 1 : � 1 2 ≠ � 2 2 terdapat perbedaan variansi antara kedua kelompok sampel Keterangan: � 1 2 = varians skor kelas eksperimen � 2 2 = varians skor kelas kontrol Uji statistiknya untuk mengukur homogenitas dilakukan sebagai berikut ini. a Jika data berdistribusi normal, maka uji statistiknya menggunakan uji levene’s dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. b Jika data berdistribusi tidak normal, maka uji statistiknya menggunakan uji chi-square atau uji- � 2 dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Kriteria pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi � = 0,05 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut. a Jika P-value �, maka H ditolak. b Jika P-value ≥ �, maka H diterima. 3 Uji perbedaan dua rata-rata Uji perbedaan dua rata-rata pada data dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan koneksi matematis antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis yang akan diuji adalah: H : � 1 = � 2 rata-rata skor kelas eksperimen sama dengan rata-rata kelas kontrol H 1 : � 1 ≠ � 2 rata-rata skor kelas eksperimen tidak sama dengan rata-rata kelas kontrol penghitungan uji perbedaan dua rata-rata adalah sebagai berikut ini. 92 a Jika data berdistribusi normal dan homogen, maka uji statistiknya menggunakan uji-t dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. b Jika data berdistribusi normal dan tapi tidak homogen, maka uji statistiknya menggunakan uji- t’ dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. c Jika data tidak berdistribusi normal, maka uji statistiknya menggunakan uji non-parametrik Mann-Whitney uji-U dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Kriteria pengujian hipotesis dengan taraf signifikansi � = 0,05 berdasarkan P-value adalah sebagai berikut. a Jika P-value �, maka H ditolak. b Jika P-value ≥ �, maka H diterima. 4 Menghitung gain normal Penghitungan gain normal dilakukan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah diberikan perlakuan. Setelah data pretes dan postes diperoleh, dilakukan penghitungan gain normal dengan rumus menurut Meltzer Nurfauziah, 2012: 43 sebagai berikut ini. ��� � = � �� − � �� � �� � � − � �� Setelah diperoleh nilai gain normalnya, kemudian dihitung rata-rata dari gain normal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penghitungan gain normal ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program Microsoft Exel 2010. Kriteria gain normal menurut Hake Ramdhani, 2012: 57 adalah sebagai berikut ini. � 0,7 Tinggi 0,3 � 0,7 Sedang � 0,3 Rendah 93 Selanjutnya, dilakukan pengujian pada data gain normal ini melalui uji normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan rataan dengan prosedur yang sama dengan pengolahan data skor pretes dan postes. Namun variabel terikatnya adalah peningkatan kemampuan koneksi matematis data gain normal.

b. Skala Sikap Motivasi Belajar Siswa

Skala sikap ini diberikan pada sebelum dan setelah pembelajaran. Derajat penilaian terhadap suatu pernyataan dalam skala sikap terbagi menjadi empat kategori yaitu Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Karena data yang diperoleh berupa skala kualitatif, maka skala kualitatif tersebut ditransfer ke dalam data kuantitatif. Untuk pernyataan yang bersifat positif, SS diberi skor 5, S diberi skor 4, TS diberi skor 2 dan STS diberi skor 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif, jawaban SS diberi skor 1, S diberi skor 2, TS diberi skor 4 dan STS diberi skor 5. Setelah data berbentuk data kuantitatif, dilakukan pengolahan dan analisis pada data skala sikap motivasi belajar ini sesuai dengan prosedur yang dilakukan pada instrumen tes kemampuan koneksi matematis. Namun, variabel terikat pada pengujian ini adalah skor data angket siswa. Setelah diperoleh hasil pengolahan dan analisis data skala sikap, pengujian dilanjutkan dengan melakukan uji korelasi untuk melihat hubungan antara kemampuan koneksi matematis siswa dengan motivasi belajar siswa pada materi skala. Jika data postes kemampuan koneksi matematis siswa dan data skala sikap akhir siswa berdistribusi normal, maka pengujian dilakukan dengan uji pearson product moment. Namun, jika data postes kemampuan koneksi matematis siswa danatau data skala sikap akhir siswa tidak normal, maka dilanjut dengan uji spearman . Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H : tidak terdapat hubungan antara kemampuan koneksi matematis siswa dengan motivasi belajar siswa H 1 : terdapat hubungan antara kemampuan koneksi matematis siswa dengan motivasi belajar siswa 94 kriteria pengujiannya pada taraf signifikansi � = 0,05 adalah H ditolak jika P-value sig.2-tailed � dan H diterima jika � − � sig. 2 − �� �. Penghitungan uji korelasi ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS 16.0 for windows.

2. Data Kualitatif

Pengolahan data kualitatif yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini.

a. Lembar observasi

Lembar observasi ini akan dijadikan sebagai data pendukung dalam penelitian ini untuk mengetahui respon siswa dalam bentuk aktivitas belajar dan kinerja guru dalam mengajar. Agar memudahkan dalam menginterpretasikannya, penyajian lembar observasi dibuat dalam bentuk tabel. Indikator yang termuat dalam lembar observasi dikuantitatifkan sesuai kriteria yang muncul pada aspek yang diobservasinya. Selanjutnya data kuantitatif itu ditafsirkan sesuai dengan kriteria keberhasilannya.

b. Catatan Lapangan

Data yang terkumpul dari catatan lapangan, dianalisis dan diolah untuk melihat faktor-faktor pendukung dan penghambaan pendekatan matematika realistik, kemudian hal-hal unik yang terekam dalam catatan lapangan ini dapat dijadikan temuan dalam penelitian ini.

c. Wawancara

Data yang terkumpul dari wawancara ini, selanjutnya ditulis dan diringkas berdasarkan masalah yang akan dijawab dalam penelitian, sehingga data dapat dikelompokkan dalam kategori respon positif, netral dan negatif. Selain itu, dari beberapa informasi yang diberikan siswa mungkin dapat menjawab faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pendekatan matematika realistik.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV SDN KEDUNGREJO JOMBANG

0 8 22

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kedondong Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 2 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 44

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Tamansiswa Telukbetung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 17 87

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Tamansiswa Telukbetung Tahun Pelajaran 2013/2014)

1 32 89

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 TANJUNG SARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 50

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN DABIN I KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALAN

2 35 271

Meningkatkan Kemampuan Lari Jarak Pendek Melalui Model Bermain Siswa Kelas V SDN Habau

0 0 8

Penggunaan Metode Eksperimen untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa tentang Cahaya di Kelas V SDN 07 Silaut Kecamatan Silaut

0 0 10

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD 3 PIJI DAWE KUDUS

0 1 24