CATATAN LAPANGAN PUTARAN I PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INSTRUKSI LANGSUNG
UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR MATEMATIKA PTK bagi Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMPIT Nur Hidayah
Surakarta Tahun Ajaran 20102011
Kelas :
VIII D
Mata pelajaran :
Matematika
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas
dan bagian-bagiannya serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar : 5. 1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma
limas dan bagian-bagiannya Hari tanggal
: Senin, 9 Mei 2011
Jam Pelajaran ke : 8-9 dari jam 13.40 s.d 15.00 WIB
Pertemuan ke :
1
Jumlah siswa hadir : 24 orang
Nama Guru :
Eny Muzazanah, S. Pd.
A. TINDAK MENGAJAR
1. Pembelajaran dimulai dengan salam dan berdoa. Pembelajaran
dilaksanakan dengan model pembelajaran instruksi langsung. 2.
Guru mengulas materi yang belum dipahami siswa. 3.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran di awal yaitu pada tahap orientasi.
4. Tahap presentasi, guru mulai menjelaskan materi pembelajaran yaitu
mengenai sifat-sifat dan unsur-unsur prisma. Guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa sehingga terjadi interaksi antara
siswa dengan guru. Saat siswa merespons, guru memberikan umpan balik berupa koreksi secara langsung atas jawaban dari pertanyaan.
jika siswa salah memberikan jawaban. 5.
Tahap praktik yang terstruktur yaitu siswa diminta membentuk kelompok. Siswa dituntun untuk melakukan langkah-langkah praktik
dalam sebuah kelompok agar siswa dapat mengetahui tahapan-tahapan praktik yang harus mereka lakukan nantinya.
6. Tahap keempat, praktik di bawah bimbingan yaitu siswa mulai
praktik, Pada tahapan ini akan nampak aktifitas bekerjasama dalam kelompok. Setelah dirasa cukup, guru meminta perwakilan tiap
kelompok menampilkan hasil diskusi kelompok. 7.
Tahap kelima atau terakhir, praktik mandiri yaitu siswa diberikan tugas rumah sekaligus meminta siswa untuk memberikan kesimpulan atau
merangkum dari apa yang telah dipelajari.
B. TINDAK BELAJAR
1. Saat guru mengajukan beberapa soal, hanya beberapa siswa yang
menjawab. 2.
Suasana pembelajaran tidak dapat dikendalikan karena siswa cenderung membuat gaduh kelas, terutama saat pembentukan kelompok belajar.
3. Siswa terlalu lama dalam membentuk kelompok, karena dalam
pembelajaran sebelumnya, guru jarang menerapkan pembelajaran berkelompok.
4. Banyak siswa belum aktif dalam melakukan diskusi kelompok, masih
mengandalkan siswa yang pintar saja. Banyak pula yang tidak mengemukakan gagasan dalam menyelesaikan soal berkelompok dari
guru. 5.
Guru pasif berkeliling untuk memberikan umpan balik berupa teguran dan motivasi pada siswa yang tidak aktif dalam kelompok sekaligus
memberikan petunjuk dalam menyelesaikan soal. 6.
Perwakilan tiap kelompok cenderung enggan untuk menampilkan hasil diskusinya di depan kelas, perlu adanya bujukan dan motivasi terlebih
dulu dari guru. Waktu pembelajaran kurang efektif.
C. PENARIKAN MAKNA