Latar belakang masalah Respon Karyawan Terhadap Pelaksanaan Program BPJS Ketenagakerjaan di PT. Mutiara Mukti Farma.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Pada saat ini banyak sekali permasalahan sosial yang belum dapat terselesaikan, salah satunya adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang sedang dihadapi oleh pemerintah, yang hingga pada saat ini belum dapat dihilangkan dari bumi pertiwi.Walaupun kemiskinan selalu menjadi prioritas bagi pemerintah dan selalu menjadi masalah yang menjadi topik didalam setiap kampanye-kampanye para calon pejabat pada pemilihan umum.Kemiskinan di Indonesia menjadi semakin parah sejak terjadinya krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1998 dan sejak saat itu kemiskinan di Indonesia semakin sulit diatasi. Pemerintah telah banyak melakukan upaya untuk mengentaskan masalah kemiskinan, akan tetapi semuausaha tersebut belum mampu untuk menekan jumlah angka kemiskinan. Namun banyak pihak yang menganggap upaya yang telah dibuat oleh pemerintah tersebut hanya untuk menaikkan citra para pemimpin partai politik tersebut di hadapan masyarakat.Hal ini membuat Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di Asia Tenggara. Meskipun Indonesia menjadi negara terbanyak dalam dalam jumlah penduduk miskin, ternyata ada orang Indonesia yang menjadi salah satu orang terkaya di Asia Tenggara dan juga bahkan di Asia. Ini membuktikan bahwa kesenjangan ekonomi yang dialami oleh penduduk di Indonesia sangatlah tinggi. Padahal sejak berdirinya negara ini secara jelas telah dikemukakan bahwa negara harus Universitas Sumatera Utara 2 memajukan kesejahteraan umum dan menegakkan keadilan sosial, yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke 4. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik BPS pada tahun 2013, telah terjadi penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia. Dari jumlah penduduk miskin pada tahun 2012 yang mencapai 28,59 juta jiwa atau sekitar 11, 66 persen dari seluruh penduduk Indonesia dan pada september 2013 telah turun menjadi 28,07 juta jiwa atau 11, 37 dari jumlah seluruh penduduk di indonesia. Salah satu faktor utama penyebab menurunnya tingkat kemiskinan di Indonesia adalah naiknya upah minimum regional UMR karena lebih dari 80 persen dari penduduk di Indonesia bekerja sebagai karyawan ataupun buruh pada suatu perusahaan. Dunia ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan sedikit perbaikan, hal ini dapat dilihat dari berkurangnya pengangguran dan meningkatnya kelompok penduduk yang bekerja. Berdasarkan data dari BPS pada agustus 2012 ada 110,81 juta jiwa yang bekerja sedangkan pada agustus 2013 jumlah penduduk yang bekerja mencapai 114,02 juta jiwa. Ini membuktikan adanya peningkatan jumlah penduduk yang bekerja sebanyak 3,21 juta jiwa. Pada tahun 2012 jumlah pengangguran di Indonesia yang berjumlah sekjuitar 7,24 juta jiwa atau sama dengan 6,14 persen mengalami penurunan menjadi 7,17 atau 5,92 persen dari jumlah seluruh penduduk di Indonesia. Menurut jenis kegiatannya, ada dua jenis kegiatan pada pekerjaan yang dilakukan oleh penduduk di Indonesia yaitu sektor formal dan informal.Sektor formal mencakup kategori berusaha yang dibantu oleh buruh tetap ataupun Universitas Sumatera Utara 3 karyawan. Menurut hasil survey dari Badan Pusat Statistik, peningkatan jumlah pekerja yang paling besat terdapat pada sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan yang mencapai 18,21 juta jiwa ditahun 2013, setelah sebelumnya hanya mencapai 17,10 juta jiwa pada tahun 2012. Selain itu peningkatan juga terjadi di sektor perdagangan, rumah makan dan akomodasi yang mencapai 23,15 juta jiwa dan meningkat menjadi 23,73 di tahun 2013. Sektor lainnya yang juga mengalami peningkatan adalah sektor lembaga keuangan, real estate, usaha persewaan dan jasa perusahaan. Sementara itu, penurunan jumlah penduduk yang bekerja pada sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuhan dan perikanan yang pada pada tahun 2012 mencapai 38,88 juta jiwa turun menjadi 38,06 juta jiwa di tahun 2013. Pada tahun 2013 jumlah penduduk yang bekerja di sektor konstruksi juga mengalami penurunan, hal ini dibuktikan dengan hanya ada 6, 27 juta jiwa yang bekerja ditahun 2013, setelah ditahun 2012 mencapai 6,79 juta jiwa. Sektor lainnya yang juga mengalami penurunan jumlah pekerja adalah pertambangan dan penggalian serta industri.Penurunan jumlah pekerja dalam setahun terakhir agustus 2012-agustus 2013 paling banyak terjadi pada sektor perburuhan dan industri.Hal ini tidak lepas dari semakin sedikitnya lapangan perkerjaan pada sektor tersebut dan banyak terjadi pemutusan hubungan kerja.Selain itu keselamatan kerja bagi para pekerja atau karyawan yang masih bekerja baik di pabrik, bidang industri ataupun pekerja outsourcing minim dengan jaminan-jaminan yang diberlakukan oleh pemerintah kurang terealisasi dengan baik. Namun dengan adanya Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja diharapkan keselematan dan upaya perlindungan Universitas Sumatera Utara 4 bagi tenaga kerja menjadi lebih baik dengan adanya program jaminan sosial. Jaminan sosial pada dasarnya merupakan hak asasi dari setiap warga negara, hal ini secara universal dijamin pada pasal 22 dan pasal 25 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia PBB pada tahun 1948. Hasil konfrensi ILO pada tahun 2002 menyebutkan bahwa jaminan sosial merupakan bentuk perlindungan yang disediakan untuk masyarakat melalui berbagai upaya dalam menghadapi kesulitan keuangan yang dapat terjadi karena kesakitan, kelahiran, pengangguran, kecacatan, usia lanjut maupun karena kematian. Jaminan sosial telah menjadi hal yang penting di Indonesia karena menjadi perhatian mendasar dan hak konstitusional bagi setiap warga negara. Hal ini terbukti pada pasal 28 huruf h ayat 3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Kemudian pasal 34 juga menyebutkan bahwa warga negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Hingga saat ini pemerintah Indonesia telah menjalankan berbagai program-program jaminan sosial melalui berbagai Badan Pelaksana Jaminan Sosial BPJS.Adapun badan pelaksana jaminansosial tersebut adalahBPJSketenagakerjaan, BPJS kesehatan, tabungan dan asuransi pegawai negeri taspen bagi pegawai negeri serta asuransi sosial angkatan bersenjata Republik Indonesia ASABRI bagi TNI dan POLRI. Tujuan dari program jaminan sosial adalah untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja dalam Universitas Sumatera Utara 5 bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia ramli, 1997. Di Indonesia, khususnya Badan Penyelanggara Jaminan Sosial menjadi salah satu bentuk upaya perlindungan bagi tenaga kerja. Pada kenyataannya berbagai program jaminan sosial yang dilaksanakan badan pelaksana jaminan sosial yang dibentuk oleh pemerintah juga belum mampu mencakup seluruh pekerja apalagi seluruh penduduk di Indonesia. Disamping itu, program-program tersebut belum dapat memberikan perlindungan yang memadai dan adil sesuai dengan manfaat program yang menjadi hak peserta. Permasalahan pokok yang membuat banyaknya karyawan atau tenaga kerja tidak ikut kedalam salah satu program jaminan sosial adalah kurangnya kesadaran pemilik perusahaan terhadap masa depan karyawannya. Padahal, karyawan atau buruh merupakan komponen dalam perusahaan yang berperan penuh dalam menjamin kelangsungan operasional sebuah perusahaan harmein Nasution, 2000. Hubungan kerja antara tenaga kerja dengan pengusaha perlu diarahkan pada terciptanya kerjasama yang serasi yang dijiwai oleh pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945 dimana masing-masing pihak diharapkan dapat saling menghormati, saling membutuhkan, saling mengerti peranan serta hak dan kewajibannya Jika hubungan antara tenaga kerja dengan pengusaha dapat berjalan dengan hamonis, maka dengan sendirinya dapat dipastikan kedua pihak antara karyawan dengan pengusaha dapat mencapai tujuannya masing-masing.disamping Universitas Sumatera Utara 6 itu mengikutsertakan karyawannya di dalam suatu sistem jaminan sosial juga merupakan salah satu bentuk penghargaan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap mereka. Para karyawan hanya akan bersedia dan mau memberikan waktu dan tenaganya pada suatu lingkungan kerja jika kebutuhannya diperhatikan. Salah satu kebutuhan itu adalah jaminan sosial, dimana nantinya para karyawan dapat bekerja dengan aman dan sehat, artinya jauh dari ancaman-ancaman bahaya yang dapat menimbulkan gangguan bagi karyawan tersebut. Selain itu, jaminan sosial juga erat kaitannya dengan jiwa, nyawa dan badan.Bila jaminan sosial tidak diperhatian maka hal ini merupakan kerugian bagi karyawan dan perusahaan tempat mereka bekerja.Hal ini dikarenakan jaminan sosial merupakan salah satu faktor terpenting bagi usaha jika menginginkan kemajuan serta kebutuhan karyawan.Jika karyawan yang bekerja didalam suatu perusahaan sudah merasa aman dan tentram akhir mereka dapat bekerja dengat semangat sehingga hasil kerja menjadi lebih baik.Oleh karena itu sangat lah penting perusahaan agar mengikut sertakan karyawannya dalam suatu program jaminan sosial melalui badan pelaksanana jaminan sosial ramli, 1997. Salah satu badan jaminan sosial yang dibentuk oleh pemerintah dalam memberikan jaminan sosial bagi seluruh tenaga kerja maupun karyawan di Indonesia adalah Badan Pelaksana Jaminan Sosial BPJS ketenagakerjaan atau yang dahulunya disebut dengan namaPT.Jamsostek. BPJS ketenagakerjaan ini memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan minimal bagi tenaga kerja dan keluarganya dengan memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruhnya Universitas Sumatera Utara 7 penghasilan yang hilang akibat resiko pekerjaannya.Menurut pasal 25 Undang- Undang nomor 23 tahun 1992, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja adalah BUMN yang berbentuk perseroan persero yang dibentuk dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pada tahun 1995 PT. Jamsostek persero ditunjuk sebagai badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja. Pada tahun 2011, ditetapkanlah Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang badan penyelenggara jaminan sosial maka PT. Jamsostek berubah menjadi BPJS ketenagakerjaan. Melalui BPJS ketenagakerjaan diharapkan pelaksanaan sistem jaminan sosial terhadap tenaga kerja akanlebih tertata dan membantu para karyawan yang mengalami resiko terhadap kecelakaan kerja, kematian serta perubahan sosial maupun ekonomi. Salah satu hal yang membuat BPJS ketenagakerjaan menjadi sedikit berbeda dengan PT.Jamsostek adalah perubahan dari BPJS ketenagakerjaan yang tidak lagi berbentuk perseroan persero tetapi telah menjadi badan hukum publik dan tidak lagi melaksanakan program jaminan pemeliharaan kesehatan, karena seluruh program tentang jaminan kesehatan yang ada sudah ditangani oleh BPJS kesehatan. Seluruh peserta BPJS ketenagakerjaan secara otomatis akan ikut kedalam BPJS kesehatan. Namun, BPJS ketenagakerjaan tetap dipercaya menyelenggarakan program jaminan sosial tenaga kerja yang meliputi jaminan kecelakaan kerja jkk, jaminan kematian jkm, serta jaminan hari tua jht. Hingga pada saati ini BPJS ketenagakerjaan diikuti oleh 12.388.193 orang peserta dan 192,453 perusahaan diseluruh Indonesia. Menurut Pengarepan Sinulingga selaku kepala kepala kanwil BPJS Sumatera Bagian Utara, hingga Universitas Sumatera Utara 8 saat ini jumlah perserta BPJS ketenagakerjaan adalah 538.000 orang dan diikuti oleh 6.383 perusahaan. Jumlah ini diyakini akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang ada diwilayah Sumatera dan juga mengingat betapa pentingnya jaminan sosial bagi seluruh tenaga kerja yang adadiwilayah Sumatra Utara. Seperti halnya dengan perusahaan PT. Mutiara Mukti Farma, perusahaan yang bergerak dalam bidang obat-obatan ini merupakan perusahaan swasta yang memiliki karyawan sebanyak 253 orang.Pimpinan perusahaan ini menyadari betapa pentingnya jaminan sosial bagi seluruh karyawan yang berkerja di perusahaannya, maka perusahaan ini mengikutsertakan 250 orang karyawannya kedalam salah satu sistem jaminan sosial yaitu BPJS ketenagakerjaan.Perusahaan yang berada di kota Medan ini ikut kedalam sistem jaminan sosial dimulai pada tahun 1985. Pada awalnya perusahaan ini hanya mengikutsertakan 30 orang, namun seiring berjalannya tahun 2014 jumlah karyawan yang ikut kedalam BPJS ketenagakerjaan semakin bertambah dan hingga pada saat ini mencapai 250 orang. Adapun alasan yang menjadikan jumlah tenaga kerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan di PT. Mutiara Mukti Farma salah satunya adalah gencarnya sosialisasi yang dilakukan kepada karyawan perusahaan, selain itu semakin pedulinya perusahaan terhadap kesejahteraan karyawannya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merasa tertarik untuk meneliti bagaimana respon karyawan terhadap pelaksanaan program-program BPJS ketenagakerjaan yang bekeja di PT. Mutiara Mukti Farma.Maka penulis menyusun penelitian ini dalam suatu karya ilmiah Universitas Sumatera Utara 9 dengan judul “Respon Karyawan Pelaksanaan Program BPJS ketenagakerjaan di PT. Mutiara Mukti Farma”.

1.2 Perumusan masalah